PENDUAN PENERAPAN
STRATEGI BEDAH NILAI
BAGI GURU PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
Kata Pengantar
Buku ini berisi pedoman implementasi pendidikan budi pekerti dalam proses belajar mengajar di kelas. Buku ini adalah rangkaian terakhir dari buku Pendidikan Budi Pekerti yang kami tulis. Karena itu, buku ini lebih ditujukan kepada guru yang mengemban tugas sebagai guru yang mengajarkan pendidikan budi pekerti.
Buku ini ditulis dengan maksud memberi petunjuk kepada guru tentang strategi pengajaran serta kiat yang perlu dilaksanakan pada waktu penyelenggaraan pendidikan budi pekerti, yang disebut dengan Strategi Bedah Nilai.
Melalui strategi Bedah Nilai ini diharapkan memudahkan para guru mengajarkan pendidikan budi pekerti di kelas. Pendidikan budi pekerti akan lebih konkrit, bergerak dalam ranah afektif, serta lebih dekat dengan kehidupan peserta didik. Buku ini menyajikan evaluasi cara melakukan evaluasi pendidikan budi pekerti yang lebih komprehensif.
Namun, dalam implementasi buku ini mungkin sekali para guru menemukan berbagai masalah lapangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari para guru yang menerapkan strategi bedah nilai ini sangat kami harapkan. Dituggu komfirmasi para pengguna di nomor (0741) 670284 Hp 0816399025.
Jambi, Media Januari 2007
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kebijakan Pendidikan Budi Pekerti............. 1
B. Pengertian Pendidikan Budi Pekerti........... 2
C. Tujuan dan Fungsi PBP............................ 2
D. Pendekatan dalam PBP............................ 3
E. Prinsip Pendukung.................................... 5
F. Rambu Rambu Penerapan........................ 6
G. Nilai Pendidikan Budi Pekerti..................... 7
BAB II STRATEGI BEDAH NILAI
A. Bedah Nilai Sebagai Pilihan Strategi PBP.. 9
B. Implementasi Strategi bedah Nilai............... 11
BAB III MATERI DAN KUNCI KEGIATAN
A. Gambaran Umum Materi dan Pendekatan..... 22
B. Materi Pokok dan Kunci Kegiatan Kelas 1....... 23
C. Materi Pokok dan Kunci Kegiatan Kelas 2....... 31
D. Materi Pokok dan Kunci Kegiatan Kelas 3....... 42
Senarai Pustaka..................................................................53
BAB I
PENDAHULUAN
A. KEBIJAKAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
Setelah beberapa dekade tidak tercantum dalam kurikulum pendidikan, akhirnya pendidikan budi pekerti dirasakan kembali urgensinya untuk diajarkan di sekolah-sekolah. Usaha memasukkan pendidikan budi pekerti dalam kurikulum pendidikan diawali dengan rintisan pengintegrasian nilai-nilai budi pekerti dalam seluruh mata pelajaran, terutama dalam mata pelajaran Agama, PPKn, Bahasa Indonesia serta dilaksanakan melalui kegiatan Bimbingan Konseling (Dirjen DIKDASMEN, Depdiknas 2004)
Dewasa ini, pendidikan budi pekerti makin diperjelas wujudnya, menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri dan dapat dimasukkan dalam kurikulum muatan lokal, yang pelaksanaannya diserahkan kepada dinas pendidikan setempat, sementara materi perlu disusun oleh guru.
Acuan kebijakan itu,telah dikeluarkan Depdiknas dan berdasarkan rambu-rambu kebijakan itu, maka dikembangkanlah strategi serta materi pendidikan budi pekerti yang dapat diberlakukan secara nasional.
B. PENGERTIAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
Istilah budi pekerti secara sederhana dapat diatikan sebagai seperangkat nilai-nilai yang menentukan ukuran kebaikan dan keburukan perilaku manusia melalui norma agama, norma hukum, tatakrama, sopan-santun, dan norma budaya / adat istiadat masyarakat. Budi pekerti terlihat dalam bentuk perbuatan, perkataan, pikiran, sikap, perasaan, dan kepribadian peserta didik. Sementara itu pendidikan sering kali diartikan sebagai usaha sadar yang terencana untuk membantu anak dalam menyiapkan kehidupannya di masa depan.
Bilamana dikaitkan dengan pendidikan, maka kita akan menemukan pendidikan budi pekerti dalam dua bentuk, dalam arti luas atau konseptual dan dalam artian sempit atau operasional. Secara konseptual, pendidikan budi pekerti sebagai konsep pendidikan yang harus dilaksanakan di berbagai lingkungan, sementara secara operasional adalah pendidikan budi pekerti sebagai sebuah mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Karena pendidikan budi pekerti sebagai konsepsional lebih dipentingkan dalam kajian ilmiah, maka yang kita maksud dengan pendidikan budi pekerti sekarang adalah pendidikan budi pekerti dalam arti sempit atau secara operasional, yakni berupa salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
Pendidikan budi pekerti secara operasional diartikan sebagai upaya untuk membekali peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan selama pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal bagi masa depannya, agar memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta menjaga kesusilaan dalam melaksanakan kewajiban terhadap Tuhan dan terhadap sesama makhluk sehingga terbentuk pribadi seutuhnya yang tercermin pada perilaku berupa; ucapan, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, kerja dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma dan moral luhur bangsa
C. TUJUAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
Tujuan pendidikan budi pekerti meliputi:
1. Mendorong kebiasan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius
2. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai penerus bangsa
3. Memupuk ketegaran dan kepekaan mental peserta didik terhadap situasi dan kondisi lingkungan yang negatif, sehingga tidak terjerumus ke dalam perilaku yang menyimpang, baik secara individual maupun sosial
4. Meningkatkan kemampuan untuk menjauhi atau menolak sifat-sifat tercela yang dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Sedangkan fungsi pendidikan budi pekerti bagi peserta didik meliputi:
1. Pencegahan ; Yaitu untuk mencegah perilaku negatif yang tidak sesuai dengan ajaran agama dan budaya bangsa.
2. Penyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki bakat tertentu agar dapat berkembang dan bermanfaat secara optimal sesuai dengan budaya bangsa.
3. Penyaring (filter), yaitu untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa-bangsa lain, yang tidak sesuai dengan nilai budi pekerti
4. Pembersih, yaitu membersihkan diri dari penyakit hati seperti sombong, egois, iri, dengki, dan ria, sehingga terhindar dari penyakit hati itu dan mereka tumbuh dan berkembang sesuai ajaran agama dan budaya bangsa
5. Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam perilaku sehari-hari.
6. Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik bagi peserta didik yang telah tertanam dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga mereka dapat mengembangkan kecerdasan spritual, emosional, dan intelektualnya secara optimal
D. PENDEKATAN DALAM PBP
Dalam rangka meningkatkan keberhasilan pendidikan budi pekerti untuk membentuk mental, moral, spritual, personal, dan sosial peserta didik, maka dalam penerapan pendidikan budi pekerti dapat digunakan berbagai pendekatan dengan memiliih pendekatan terbaik (eklektif) dan saling mengaitkan satu sama lain agar menimbulkan hasil yang optimal (sinergis). Pendekatan yang dimaksud antara lain:
1. Pendekatan Penanaman Nilai
Pendekatan ini mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan yang diambil melalui tahapan : (1) mengenal pilihan (2) menilai pilihan, (3) menentukan pendirian, dan (4) menerapkan nilai sesuai dengan keyakinan diri. Cara yang dapat digunakan pada pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi dan bermain peran.
2. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif
Pendekatan ini menekankan pada berbagai tingkatan dari pemikiran moral. Guru dapat mengarahkan peserta didik dalam menerapkan proses pemikiran moral melalui diskusi masalah moral sehingga peserta didik dapat membuat keputusan tentang pendapat moralnya. Mereka akan menggambarkan tingkat yang lebih tinggi dalam pemikiran moral, yaitu (1) takut hukuman, (2) melayani kehendak sendiri, (3) menuruti peranan yang diharapkan, (4) menuruti dan mentaati otoritas, (5) berbuat untuk kebaikan orang banyak, (6) bertindak sesuai dengan prinsip etika yang universal
Cara yang dapat digunakan dalam penerapan budi pekerti dengan pendekatan ini antara lain melakukan diskusi kelompok dengan topik dilema moral, baik yang faktual maupun yang abstrak (hipoteka)
3. Pendekatan Analisis
Pendekatan ini menekankan agar peserta didik dapat menggunakan kemampuan berfikir logis dan ilmiah dalam menganalisis masalah sosial yang berhubungan dengan nilai tertentu. Selain itu, peserta didik dalam menggunakan proses berfikir rasional dan analitik dapat menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai mereka sendiri. Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini antara lain, diskusi terarah yang menuntut argumentasi, penegasan bukti, penegasan prinsip, analisis terhadap kasus, debat dan penelitian.
4. Pendekatan Klarifikasi Nilai
Pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengidentifikasi nilai-nilai mereka sendiri dan nilai orang lain. Selain itu pendekatan ini juga membantu peserta didik untuk mampu mengkomunikasikan secara jujur dan terbuka tentang nilai-nilai mereka sendiri kepada orang lain dan membantu peserta didik dalam menggunakan kemampuan berpikir rasional dan emosional menilai perasaan, nilai, dan tingkah laku mereka sendiri.
5. Pendekatan Pembelajaran Berbuat
Pendekatan ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti pada pendekatan analisis dan klarifikasi nilai. Selain itu, pendekatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial serta menolong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk yang senantiasa berinteraksi dalam kehidupan masyarakat.
Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini, selain cara-cara pada pendekatan analisis dan klarifikasi nilai, adalah metode proyek/ kegiatan sekolah, hubungan antar pribadi, praktek hidup bermasyarakat dan berorganisasi.
E. PRINSIP PENDUKUNG
1. Cara mempertahankan sikap yg baik
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mempertahankan sikap dan perilaku peserta didik yang sudah baik adalah sbb
a. Menciptakan suasana belajar yang aman, tenang dan menyenangkan bagi peserta didik dengan membina hubungan baik antara guru dengan peserta didik, berkomunikasi terbuka, sehingga tidak ada perasaan tertekan dan takut kepada guru.
b. Memberikan hadiah atau penghargaan
Hadiah atau penghargaan dapat berupa:
1). Pujian berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru setelah melihat sikap / perilaku peserta didik yang baik, seperti kata bagus. Contohnya "pekerjaanmu hari ini bagus". Ucapan "selamat"
2). Pujian dalam bentuk mimik atau gerakan anggota badan yang memberikan kesan kepada peserta didik, misalnya anggukkan kepala, memberi acungan jempol, senyum dan lain-lain
3). Benda sederhana seperti permen, pensil, buku, atau lainnya yang bermanfaat
2. Cara mencegah sikap dan perbuatan yang tidak baik
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mencegah perbuatan peserta didik yang tidak baik, antara lain
a. Memberikan perhatian/ pelayanan yang adil kepada peserta didik agar tidak timbul rasa iri dan cemburu
b. Menanamkan rasa berani mengakui kesalahan sendiri dan meminta maaf serta tidak mengulanginya
c. Memberikan sanksi kepada yang melanggar aturan sekolah
d. Memberikan pengertian mengenai nilai-nilai budi pekerti melalui cerita-cerita
e. Menghidari respon penguatan negatif
f. Memperdengarkan nilai-nilai budi pekerti kepada peserta didik setiap saat atau memasang slogan-slogan di tempat–tempat terbuka seperti "Bersih itu sehat", "Kebersihan cermin kepribadian", "sudah rapikah saya".
F. RAMBU RAMBU PENERAPAN
Dalam penerapan pendidikan budi pekerti, guru perlu memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut
a. Penerapan budi pekerti tidak hanya pada ranah kognitif saja, melainkan harus berdampak positif terhadap sikap dan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
b. Rumuskan tujuan yang mengacu kepada penerapan perilaku dasar yang telah ditetapkan secara rinci dan jelas. Pencapaian tujuan penerapan akan lebih mudah dilaksanakan guru karena perilaku dasar tersebut diterjemahkan dalam indikator-indikator sebagai ukuran perilaku dasar budi pekerti
c. Penerapan nilai-nilai budi pekerti dikembangkan sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat dan fakta-fakta yang dihadapi peserta didik
d. Untuk keberhasilan pendidikan budi pekerti ini semua pihak (guru, orang tua, kepala sekolah, tenaga administrasi) harus berperan aktif mengembangkan nilai-nilai budi pekerti sehingga nilai-nilai budi pekerti itu menjadi budaya pada sekolah ybs.
e. Orang tua sebagai pemberi suri teladan, bekerja sama dengan sekolah untuk membimbing peserta didik dan konsisten dalam menjalankan pendidikan budi pekerti di rumah
f. Sekolah menciptakan suasana yang kondusif bagi terlaksananya penerapan pendidikan budi pekerti dan seluruh unsur sekolah memberi teladan
G. NILAI PENDIDIKAN BUDI PEKERTI
No Nilai Budi Pekerti DESKRIPSI
1 Menyakini adanya TYME & mentaati ajaranNya Yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan keyakinan dan kepercayaan terhadap Tuhan YME
2 Mentaati ajaran agama Yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan kepatuhan, tidak ingkar, dan taat menjalankan perintah dan menghindari larangan agama
3 Memiliki dan mengembangkan sikap toleransi Yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan toleransi dan penghargaan terhadap pendapat, gagasan, tingkah laku orang lain, baik yang sepandapat maupun yang tidak sependapat dengan dirinya.
4 Menum
buhkan
kejujuran Yaitu sikap dan perilaku untuk bertindak dengan sesungguhnya dan apa adanya, tidak sombong, tidak dibuat-buat, tidak ditambah atau tidak dikurangi, dan tidak menyembunyikan informasi.
5 Tumbuh
nya disiplin diri Yaitu sikap dan perilaku sebagai cerminan dari ketaatan kepatuhan, ketertiban, kesetiaan, ketelitian, dan keteraturan perilaku seseorang terhadap norma dan aturan yang berlaku
6 Memiliki rasa malu Yaitu sikap dan perilaku yang menunjukan tidak enak hati, hina, rendah karena berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nurani, norma dan aturan
7 Memiliki rasa tanggungjawab Yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya ia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat lingkungan (alam sosial) negara dan Tuhan YME
8 Memiliki rasa keterbukaan Yaitu sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan adanya keterusterangan terhadap apa yang dipikirkan, diinginkan, diketahui dan kesediaaan menerima saran serta kritik orang lain
9 Mampu mengendalikan diri Yaitu kemampuan seseorang untuk dapat mengatur dirinya sendiri berkenaan dengan kemampuan, nafsu, ambisi, keinginan, dalam memenuhi rasa kepuasan dan kebutuhan hidupnya
10 Mampu berfikir positif Adalah sikap & perilaku seseorang untuk dapat berfikir jernih, tidak buruk sangka, mendahulukan sisi positif dari suatu masalah
11 Mengembangkan potensi diri Yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk dapat membuat keputusan sesuai dengan kemampuannya, mengenal bakat, minat, dan prestasi serta sadar akan keunikan dirinya sehingga dapat mewujudkan potensi dirinya sebenarnya
12 Menumbuhkan cinta kasih sayang Yaitu sikap dan perilaku seseorang yang mencer-minkan adanya unsur memberi perhatian, per-lindungan dan penghormat-an, tanggung jawab dan pengorbanan terhadap orang yang dicintai dan dikasihi
13 Memilikikebersa-maan dan gotong royong Yaitu sikap dan perilaku seseorang yang mencer-minkan adanya kesadaran dan kemauan untuk bersama-sama, saling membantu, dan saling memberi tanpa pamrih
14 Memiliki rasa kesetiakawanan Yaitu sikap dan perilaku seseorang yang mencer- minkan kepedulian kepada orang orang lain, keteguh- an hati, rasa setia kawan, dan rasa cinta terrhadap orang lain dalam kelompok
15 Saling menghormati Yaitu sikap dan perilaku untuk menghargai dalam hubungan antar individu dan kelompok berdasarkan norma dan tatacara yang berlaku.
16 Memiliki tata krama dan sopan santun Yaitu sikap dan perilaku sopan santun dalam bertindak dan bertutur kata terhadap orang tanpa menyinggung, menyakiti serta menghargai tata cara yang berlaku sesuai dengan norma budaya dan adat istiadat.
17 Mengembangkan etos kerja /belajar Yaitu sikap dan perilaku sebagai pencerminan dari semangat, kecintaan, kedisiplinan, kepatuhan /loyalitas, dan penerimaan terhadap kemajuan hasil kerja /belajar
18 Memiliki rasa menghargai diri sendiri Yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri, dengan memahami kelebihan dan kekurangan dirinya
Nilai budi pekerti diatas merupakan nilai minimal budi pekerti yang ditetapkan secara nasional. Untuk menentukan muatan kurikulum pendidikan budi pekerti, pemerintah daerah atau dinas setempat memungkinkan untuk mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi setempat, termasuk untuk tingkat sekolah dasar.
BAB II
STRATEGI BEDAH NILAI
A. BEDAH NILAI SEBAGAI PILIHAN STRATEGI PBP
Untuk menerapkan pendidikan budi pekerti sebagaimana yang dimaksud di atas, menuntut adanya usaha yang sistemik dan komprehensif untuk merancang pendidikan budi pekerti di berbagai jenjang dan tingkat pendidikan. Para guru dituntut melaksanakan analisis terhadap tujuan yang ingin dicapai, bahan / materi ajar yang diperlukan, strategi pembelajaran, serta evaluasi yang akan digunakan.
Meskipun banyak strategi serta materi yang mungkin digunakan guru dalam pendidikan budi pekerti, guru dapat mengembangkan sendiri materi dan strategi sesuai dengan jenjang, jenis, tingkat, serta daerahnya masing-masing, namun membebaskan guru untuk bisa mengembangkan sendiri justru dikhawatirkan menyulitkan guru menemukan arah yang tepat, bahkan bisa mengaburkan dan atau terjadinya tumpang-tindih implementasi pendidikan budi pekerti dengan mata pelajaran lainnya di dalam kelas.
Guna memenuhi kebutuhan akan pendidikan budi pekerti itu, terutama berkenaan dengan materi, strategi pembelajaran, serta evaluasinya, maka pada akhirnya penulis berhasil mengembangkan materi, pilihan alat evaluasi, serta strategi pembelajarannya, yang dinamai Strategi Bedah Nilai. Dinamai strategi bedah nilai, karena dengan strategi ini menempatkan guru beserta peserta didik bagaikan sebuah team dokter dengan perawat yang tengah melakukan bedah; menyayat, membuka, menemukan, dan kemudian mengangkat bagian tertentu penyakit pasien dan akhirnya menjahit bekas luka itu kembali.
Strategi Bedah Nilai ini dapat mengakomodir pendekatan penanaman nilai, analisis, klarifikasi, perkembangan moral kognitif serta pendekatan berbuat. Strategi ini juga memungkinkan dilakukan dengan berbagai teknik, baik diskusi, problem solving, kerja kelompok, atau individual. Sehingga dengan strategi ini guru dapat membuat pengajaran menjadi konkrit dan mendorong keterlibatan peserta didik secara total; pikiran dan emosional. Strategi ini juga dapat membawa pendidikan budi pekerti masuk dalam ranah afektif yang mengasah dan menilai sikap dan prilaku peserta didik.
Strategi ini merupakan pengembangan dari model group investigation dari Bruce Joyce & Marsha Weil (1999), namun strategi ini dimodivikasi untuk pendidikan nilai dengan mengembangkan kiat-kiat khusus. Sehingga akan terlihat amat berbeda dengan group investigation itu. Dalam strategi Bedah Nilai ini, kegiatan tidak hanya dillakukan dalam bentuk kelompok, akan tetapi juga dapat dilakukan untuk individual. Strategi bedah nilai tidak hanya sekedar menemukan, tetapi merekonstruksi atau memperbaiki yang salah.
Strategi Bedah Nilai ini memiliki kiat khusus dalam implementasinya. Kiat-kiat tersebut amat penting diketahui para guru pendidikan budi pekerti agar penerapan strategi ini tetap menarik perhatian peserta didik, serta memiliki dampak yang kuat dalam mempengaruhi perilaku peserta didik
Strategi Bedah Nilai ini diharapkan bisa jadi alternatif dalam pendidikan budi pekerti atau pendidikan nilai lainnya, bilamana tidak memungkinkan menjadi model, paling kurang diharapkan sebagai bahan perbandingan bagi guru dalam menemukan strategi yang lebih tepat, sampai ditemukan bentuk implementasi yang baik di kemudian hari.
Karena strategi ini dikembangkan menyertai buku teks yang kami tulis, maka untuk implementasi strategi ini, setiap guru perlu membaca terlebih dahulu buku Pendidikan Budi Pekerti. Dalam setiap topik atau materi telah disiapkan kasus atau problem yang diikuti dengan analisisnya, pembahasan, tugas dan kegiatan peserta didik secara individu dan atau kelompok, serta pilihan evaluasi yang digunakan. Bahkan kekuatan strategi ini juga diletakkan kepada materinya. Dengan membaca secara hati-hati, peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan budi pekerti tersebut.
Strategi Bedah Nilai ini dirancang agar mempermudah proses pembelajaran budi pekerti di sekolah, karena penggunaan strategi ini memiliki beberapa keunggulan antara lain:
1. Kegiatan belajar akan berlangsung secara natural, karena dimulai dari kondisi yang dekat dengan kehidupan peserta didik
2. Strategi ini akan mendorong keterlibatan peserta didik secara total dalam proses belajar mengajar, baik menyangkut perhatian, pikiran, perasaan, pengalaman dan kebiasaannya.
3. Strategi ini akan menempatkan pembelajaran terpusat kepada peserta didik dan memposisikan guru betul-betul sebagai fasilitator
4. Strategi ini akan mendorong terjadinya interakasi timbal balik dan multi arah; antara peserta didik-guru, peserta didik-peserta didik atau kelompok dengan peserta didik.
5. Strategi ini tidak menempatkan budi pekerti peserta didik sebagai objek yang perlu mendapat perbaikan, dan guru sebagai pemberi nasehatnya, akan tetapi menempatkan setiap peserta didik sebagai orang yang menelaah atau membedahnya, sehingga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan nilai yang baik bagi masa depannya serta membuang nilai yang salah
6. Strategi ini akan mendorong terciptanya pembudayaan kelas maupun sekolah untuk menjadi kondusif terhadap nilai-nilai budi pekerti yang dianut.
7. Evaluasi pengajaran menggunakan berbagai instrumen yang memperhatikan keseimbangan antara evaluasi proses dengan evaluasi hasil, termasuk melibatkan peserta didik sendiri dalam mengevaluasi dirinya.
B. IMPLEMENTASI STATEGI BEDAH NILAI
Dalam implementasi strategi bedah nilai ada 5 (lima) tahap yang dilalui; yaitu 1) menyajikan prolem, 2) menggiring reaksi peserta didik, 3) analisi dan pembahasan, 4) kerja kelompok atau Individual, serta 5) evaluasi
1. Menyajikan Problem
Sebagaimana yang tersaji dalam buku teks, setiap topik atau materi telah dilengkapi dengan ceritera atau kasus. Pada umumnya ceritera yang disajikan bersifat reflektif, historis atau proyektif. Masing-masing ceritera menuntut setiap peserta didik untuk mengoperasikan pikiran, melibatkan perasaan atau mengungkap pengalaman dan kebiasaannya.
Agar ceritera tersebut benar-benarmenjadi realitas yang problematik, maka saat membacaka kasus atau ceritera guru dapat melakukan berbagai alternatif di bawah ini.
a. Bacakan kasus atau ceritera dengan pelan-pelan setiap kalimat demi kalimat dan beri peserta didik waktu untuk memahaminya
b. Pilihlah peserta didik untuk membacakan kasus atau ceritera, setelah terlebih dahulu dibimbing agar bisa tenang atau tidak tergesa-gesa, bahkan kalau dapat membaca dengan puitis
c. Untuk menghindari kejenuhan, guru dapat mengembangkan ceritera menjadi sosiodrama
d. Agar terjadi variasi, guru dapat melakukan evaluasi diri sebagai pre-tes dan setelah itu barulah penyajian problem.
2. Menggiring reaksi peserta didik
Agar peserta didik secara sungguh-sungguh dan suka rela memberikan reaksi, tanggapan, atau respon terhadap problem yang disajikan, guru dapat melakukan :
a. Meminta peserta didik menuliskan dalam satu lembar kertas atau dalam buku latihan
b. Meminta peserta didik mengangkat tangan sebagai tanda setuju terhadap reaksi atau tanggapan yang ditawarkan, dan kemudian menghitung (tally) keseluruhan kelas.
c. Mengelompokkan peserta didik dalam dua posisi yang berbeda, seperti memisahkan tempat duduk pada sisi kelas yang berbeda.antara yang pro atau setuju dengan yang kontra atau tidak setuju
d. Meminta reaksi atau tanggapan langsung dari peserta didik dengan menuliskan intinya di papan tulis.
e. Untuk mendorong agar seluruh peserta didik memberikan reaksi atau tanggapannya, bisa dilakukan dengan teknik brainstorming yang dapat mendorong munculnya reaksi atau tanggapan yang lebih natural dan spontan di masa mendatang
f. Tampung semua tanggapan atau reaksi peserta didik meskipun keliru atau sama dengan temannya. Hindari kondisi yang memungkinkan peserta didik merasa terpojok.
g. Bila reaksi peserta didik diminta secara tertulis, maka bacakanlah tanggapan atau jawaban dari peserta didik yang terpantau kurang dalam observasi sebelumnya memiliki nilai rendah.
3. Analisis dan Pendalaman
Analisis dan pembahasan adalah inti dari kegiatan belajar yang sebenarnya. Dengan strategi Bedah Nilai ini pada awalnya peserta didik bagaikan orang luar dari problem yang dipersoalkan. Namun dengan adanya reaksi atau tanggapannya terhadap problem, maka secara tidak kentara telah menyeret problem itu menjadi bahagian dari perilakunya.
Oleh sebab itu, dalam melakukan analisis dan pendalaman ini guru hendaknya telah membaca buku teks, serta telah menyiapkan media atau sumber belajar yang relevan dengan topik itu.
Disaat menganalisis dan pendalaman, guru akan dihadapkan dengan berbagai tantangan pengelolaan kelas. Ada kemungkinan munculnya gangguan terhadap kelas, bahkan mungkin terjadi kegaduhan yang disebabkan interaksi antara guru-peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, atau kelompok peserta didik. Oleh sebab itu, hendaknya guru segera mengambil posisi sebagai pemimpin kelas yang mengatur lalu lintas interaksi diantara peserta didik.
Dipihak lain, guru pendidikan budi pekerti juga akan mendapat tantangan berat untuk menjadikan dirinya sebagai model atau contoh bagi peserta didiknya. Kompetensi pribadi, sosial dan profesional guru justru menjadi daya tarik yang paling menentukan keberhasilan pendidikan budi pekerti.
Oleh sebab itu, setiap guru pendidikan budi pekerti hendaknya siap mengusahakan dirinya sebagai contoh bagi peserta didiknya dalam kehidupan, serta disaat belajar menjadi fasilitator yang membimbing peserta didik dalam perkembangannya, serta bagaikan konselor sekolah yang senantiasa memecahkan persoalan peserta didiknya.
Agar analisis serta pendalaman bisa diterima peserta didik, ada beberapa kiat yang perlu diperhatikan
a. Mulailah analisis setelah seluruh peserta didik memberikan atau mempunyai pilihan reaksi / tanggapan.
b. Mulai analisis reaksi atau tanggapan peserta didik yang keliru atau salah, dan kemudian barulah analisis terhadap reaksi atau tanggapan yang benar
c. Disaat membaca atau menganlisis materi, usahakan analisis dan pendalaman dengan cara dialektika dengan menyajikan sebab akibat, untung-rugi, atau positif negatinya suatu reaksi.
d. Giring kondisi dialektika tersebut ke dalam suasana empati dengan mendorong peserta didik menempatkan diri pada sisi lawannya atau orang lain.
e. Usahakan guru mengawasi setiap proses secara menyeluruh dan bila terjadi sedikit gangguan harus segera melakukan kiat pengeloaan kelas yang tepat, seperti gerak mendekat, diam atau senyap sesat.
f. Usahakan tidak memberikan teguran kepada peserta didik apalagi marah atau berkata kasar, tetapi jadikan kesempatan tersebut sebagai contoh kematangan atau kecerdasan emosional guru.
g. Jaga atau jangan membiarkan peserta didik atau kelompok peserta didik dipojokkan oleh peserta didik atau kelompok peserta didik lain.
4. Kerja Kelompok atau Individual
Segera setelah melakukan analisis peserta didik digiring untuk melakukan kerja kelompok atau kerja mandiri sesuai dengan tuntutan yang telah dikembangkan dalam buku teks. Kerja kelompok atau individual ini juga perlu diikuti dengan kegiatan penyajian di depan kelas.
Untuk keberhasilan pelaksanaan kerja kelompok, guru perlu menyiapkan pembahagian kelompok belajar peserta didik. Dalam membagai kelompok belajar usahakan heterogen dari segi latar belakang, kemampuan atau prestasinya, dan jumlahnya berada antara 5-9 orang.
Sebelum memulai kerja kelompok atau individual guru hendaknya mencermati kelengkapan belajar yang dibutuhkan peserta didik, diantaranya adalah ketersediaan buku teks untuk masing-masing peserta didik, buku kerja /latihan yang bersifat kelompok, alat tulis seperti karton atau spidol.
Agar kerja kelompok berjalan lancar, guru dapat melakukan kiat-kiat dibawah ini.
a. Supaya mendapatkan kelompok belajar yang produktif maka pilihlah peserta didik yang tepat menjadi pemimpin kelompok melalui sosiometri, atau minta pertimbangan Konselor Sekolah
b. Siapkan Label atau Indentitas Kelompok. Label ini digunakan untuk memudahkan guru mengatur atau mengarahkan lokasi atau tempat duduk peserta didik secara berkelompok. Di pihak lain, label ini bisa mendorong kekompakkan atau solidaritas peserta didik dalam kelompok.
c. Usahakan kelompok menuliskan atau melaporkan hasil kerja dalam sebuah buku kerja (buku tulis atau LKS ), sehingga bisa dikembalikan kepada kelompok setelah dinilai oleh guru. Buku ini juga dapat digunakan guru untuk memberikan perintah atau tugas berikutnya serta komentar terhadap kekurangan maupun keunggulan kelompok.
d. Temani peserta didik selama melakukan kerja kelompok dan kalau terjadi kesulitan atau kesalahan kerja kelompok cepat lakukan interupsi
e. Lakukan dan isi observasi kelas selagi peserta didik melakukan kerja kelompok ini.
Untuk memaksimalkan kerja individual, maka guru dapat melakukan kiat di bawah ini
a. Usahakan peserta didik mengerjakan tugas individual secara terus menerus pada buku latihan khusus (buku tulis atau LKS) yang sama, karena sangat bermanfaat melihat kemajuan mereka.
b. Temani peserta didik selama melakukan tugas individual dengan mendekati tempat duduknya.
c. Beri dorongan serta bantuan bila ditemukan peserta didik yang mengalami kesulitan mengerjakan tugasnya
d. Ambil dan lakukan observasi kelas selagi peserta didik melakukan tugas indvidual ini.
Setelah kerja kelompok atau individual selesai dilaksanakan peserta didik, maka diusahakan membahasnya secara klasikal. Kalau waktu tidak memungkinkan, paling kurang dipilih secara acak untuk dibacakan.
5. Evaluasi Kemajuan Belajar Individual
Agar pendidikan budi pekerti berdampak positif terhadap ranah afektif dan psikomotorik yaitu berupa sikap dan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari, maka dalam pendidikan budi pekerti menuntut guru melaksanakan evaluasi yang memadukan antara kognitif, afektif dan psikomotorik.
Guna memenuhi hal tersebut, dalam strategi Bedah Nilai ini, menuntut guru pendidikan budi pekerti untuk melaksanakan evaluai secara terus menerus terhadap proses dan hasil belajar. Bentuk evaluasi yang direkomendasikan adalah berupa observasi, evaluasi diri serta tes sumatif.
a. Observasi
Observasi adalah penilaian yang didasari atas pengamatan akan perilaku peserta didik selama proses belajar berlangsung. Untuk pelaksanaannya, dibutuhkan lembaran observasi.
Agar guru merasa mudah, lembaran observasi dapat dibuat untuk jangka waktu satu semester, tetapi diisi disetiap selesai mempelajari topik atau pokok bahasan. Perhatikan contoh lembar observasi di bawah
Mata Pelajaran : Pendidikan Budi Pekerti
Kelas / Semester : : I A Semeseter 1 th 200
Jam pelajaran : Senin
Guru : ..........................................
No
Nama Materi / Topik
JLH
%
1 2 3 4 5 6
1 Agus Sudaryan 3 3 2 2 3 3 16 89
2 Andika Putra
3 Aninah
4 Anton Saputra
5 Asmawati
6 Asniarsih
7 Atikah
8 Budi Rianto
9 Damanhuri
10 Eva haryanti
11 Fifi Winkiyana
12 Hamidah
13 Hotmauli H
14 Imelda
15 Iswanto
16 John Afdol
17 Reza Revalina
18 Rohayati
19 Susilawati
20 Tri Daswati
Lembaran observasi ini hendaknya seringkas mungkin dalam satu halaman, tetapi bisa mengcover secara keseluruhan. Guru tidak harus menulis secara lengkap aspek yang dinilai itu, tetapi cukup dengan singkatan yang bisa dipahaminya guna memandu perhatian yang sama setiap saat. aspek penting dari budi pekerti muncul diantara peserta didik.
Dalam mengobservasi budi pekerti, terdapat tiga aspek penting yang perlu diobservasi, yaitu :
a. Ketepatan respon peserta didik dengan materi yang dibahas
b. Kepekaan akan kerjasama dalam kelompok
c. Pengamalan nilai atau perilaku terpuji.
Sementara itu dalam lembaran observasi cukup ditulis singkatan saja: respon, kerjasama dan prilaku terpuji (lihat contoh)
Aspek yang diobservasi diberi bobot nilai dengan ketentuan sebagai berikut :
Nilai 3 Bila dua atau tiga unsur itu tampak dalam kegiatan belajar
Niilai 2 Bila satu unsur yang terlihat nyata atau bila ketiganya samar-samar
Nilai 1. Bila ada satu atau lebih unsur yang dilanggar secara nyata dan sementara yang lain tidak terlihat dengan nyata.
Nilai 0. Bila terjadi pelanggaran terhadap ketiga nilai secara nyata.
Jadi, guru tinggal memasukkan nilai yang bergerak antara 0-3 untuk setiap kali peserta didik menyelesaikan kegiatan belajar. Kemudian pada akhir semester dijumlahkan, dan dihitung prosentasenya dengan cara membagi nilai yang diperoleh dengan skor ideal ( jumlah materi x 3) dan dikalikan dengan 100%. Seperti Agus Sudaryan memperoleh nilai 89. Rumusnya adalah:
Pengisian lembaran observasi ini diharapkan tidak memberatkan guru, sebab guru tidak bertindak sebagai pengamat khusus, tetapi sambil berpartisipasi. Artinya, guru tidak harus bertindak sebagai pengamat yang berada di luar setting kelas, tetapi ia menjadi bahagian dari kegiatan kelas itu. Guru tidak mungkin mencatat setiap gerak-gerik peserta didiknya, yang memperlihatkan budi pekerti, pola berpikir atau tindakan yang baik dan kurang baik. Agar guru tidak terkesan mengobservasi atau menilai gerak gerik peserta didiknya, maka waktu berlangsungnya kerja kelompok atau tugas individual adalah saat yang tepat bagi guru mengisi lembaran observasi. Disamping setting atau suasana kelas tetap natural juga akan memungkinkan observasi lebih objektif.
b. Evaluasi Diri
Dalam strategi Bedah Nilai, evaluasi diri bukanlah hanya untuk kepentingan penilaian tetapi menjadi bagian dari kegiatan belajar, agar peserta didik dapat menggunakan sebagai masukkan dalam mempelajari nilai budi pekerti tersebut Oleh karena itu, guru dituntut untuk mengolah evaluasi diri sesegera mungkin.
Pada kebanyakan materi/ topik telah dilengkapi dengan inventori evaluasi diri. Evaluasi diri bukanlah berupa tes, tetapi adalah pernyataan atau ungkapan terhadap pikiran, perasaan, pengalaman dan kebiasaan peserta didik selama ini. Evaluasi diri ini dikembangkan dalam bentuk skala sikap model Likert. Peserta didik diminta untuk menuliskan jawaban sesuai dengan kondisi dirinya. Perhatikan contoh dibawah !
No Pernyataan Isilah
Sl Sr Kd Jr Tp
1 Saya suka memotong pembicaraan teman yang bertele-tele
2 Saya makan pakai sayur sayuran setiap kali makan
3 Saya memimum minuman keras meskipun tidak sampai mabuk
4 Saya menunda-nunda makan saat bermain dengan teman-teman
5 Saya mengatur makan saya agar tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus
Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Diri
1. Pengisian
a. Peserta didik diminta mengisi dengan menuliskan Sl, Sr, Kd, Jr atau Tp. Sl (selalu atau 100% = tidak pernah tidak), Sr (sering antara 70 - 99%), Kd (Kadang kadang atau 26 - 69 %), J (Jarang 10-25%), atau Tp (tidak pernah < 10%)
b. Item diisi sesuai dengan kondisi diri bukan berdasarkan harapan atau keinginannya di masa mendatang.
c. Inventori evaluasi diri hendaknya diisi peserta didik secara lengkap, dan jangan biarkan ada yang kosong atau tertinggal
d. Agar peserta didik bisa bekerja dengan cepat, batasi waktu dengan memberikan aba-aba atau peringatan seperti "waktu tinggal ... menit lagi !"
2. Pengolahan dan penilaian
Evaluasi diri harus diolah segera, namun agar tidak menyita waktu banyak, guru perlu bekerja sama dengan peserta didik, dengan menggunakan peserta didik mengoreksi evaluasi diri temannya sehingga guru tinggal mencatat skor yang dimiliki peserta didik dalam nilai harian. Cara pengolahannya adalah sebagai berikut:
a. Jawaban peserta didik diberi bobot Sl 4, Sr 3, Kd 2, Jr 1 dan Tp 0 untuk item positif dan Sl 0, Sr1, Kd 2, Jr 3 dan Tp 4 untuk item negatif. Item dikatakan positif bila yang ditanyakan adalah prilaku positif seperti pada item nomor 2 dan 5, dan selebihnya adalah negatif.
b. Jumlah skor yang diperoleh, kemudian dibagi skor ideal (jumlah item kali 4) dan kemudian kalikan dengan 100% Rumusnya adalah; Σ skor / Σ item x 4 dan kemudian dikalikan dengan 100%. Hasilnya bandingkan dengan kriteria
Kualitas Prosentase
Amat baik 89 – 100 %
Baik 60 – 89 %
Sedang 41 – 59 %
Kurang Baik 12 – 40 %
Tidak Baik 0 – 11 %
c. Tes
Baik tes esay maupun objektif dapat digunakan untuk mengevaluasi keberhasilan belajar pendidikan budi pekerti. Agar tidak mengukur aspek kognitif semata, disarankan menggunakan tes esay sebagaimana yang tersedia pada setiap topik/materi. Guna memudahkan dalam penggabungan nilai, hendaknya menggunakan dua digit, artinya nilai esay maupun objektif hendaknya dari angka 00 s.d 100.
Dengan adanya berbagai instrumen ini guru pendidikan budi pekerti akan dapat memberikan penilaian yang lebih komprehensif dengan cara mengkombinasikan atau menggabungkan instrumen tersebut menjadi bagian integral dari penilaian akhir. Karena pendidikan budi pekerti lebih menekankan aspek perilaku, maka hendaknya hasil observasi lebih dominan. Untuk menggabungkan hal yang demikian guru dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
.
Prosentase Kualitas Nilai Akhir
89 – 100 % Amat baik A
60 – 89 % Baik B
41 – 59 % Sedang C
12 – 40 % Kurang Baik K
0 – 11 % Kurang Sekali KS
BAB III
MATERI DAN KUNCI KEGIATAN
A. GAMBARAN UMUM MATERI DAN PENDEKATAN
Dalam penerapan strategi bedah nilai, guru pendidikan budi pekerti hendaknya mamahami pendekatan yang digunakan serta nilai-nilai dan materi pelajaran yang mesti terkomunikasiakan dalam kegiatan belajar di kelas.
Untuk membantu guru dalam melaksanakan strategi bedah nilai ini, maka di bawah ini disajikan pendekatan dan kata-kata kunci dari topik sebagaimana yang disajikan dalam buku teks.
No Topik/ Materi Ceritera/Kasus Pendekatan
1 Pengendalian Diri Sepak bola antar kelas Penanaman Nilai
2 Adil Hadiah Cokelat Perk.Moral Kognitif
3 Menghormati diri & Orang Lain Memilih rumah kost Penanaman Nilai
4 BaikSangka Dipanggil Konselor Klarifikasi Nilai
5 Kebersamaan Gotong royong menyiapkan taman Penanaman Nilai
6 Patriotisme Kuis Siapa dia Klarifikasi Nilai
7 Tanggung Jawab Peserta didik Ibnu Kambing dan Orang gila Penanaman Nilai
9 Kejujuran Sepeda Santai Penanaman Nilai
10 Iman dan Taqwa Lalat Cerdas Penanaman Nilai
11 Disiplin Belajar Kelompok Sore Hari Pendk. Analisis
12 Percaya Diri Ujian Tanpa Pengawas Klarifikasi Nilai
13 Ramah dan Santun Kecipratan Pendk.Berbuat
14 Kasih Sayang Ivo Eva dan Kucing Klarifikasi Nilai
15 Tenggang Rasa Memilih Rumah Kost Klarifikasi Nilai
16 Hemat Uang Kaget Pendk.Berbuat
17 Cermat Pesta Berdarah Pendk.Berbuat
18 Keterbukaan Rapat Desa Pendk. Analisis
19 Prospektif Ayah Siapa Pendk. Analisis
20 Rasa Malu Acara Perpisahan Spetakuler Klarifikasi Nilai
21 Empati Camping Keluar Kota Pend Analisis
22 Bijaksana Utusan Lomba Baca Puisi Pendk Analisis
23 Rasa keterikatan Perahu Penyelamatan Penanaman Nilai
B. MATERI POKOK DAN KUNCI KEGIATAN KELAS 1
1. PENGENDALIAN DIRI
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi
Ceritera: : Sepak Bola Antar Kelas
Materi Pokok : 1. Pengertian Pengendalian Diri
2. Faktor-Faktor Pendorong Perilaku
3. Cara Mengendalikan Dorongan
Kunci Kegiatan :
a. Yang bersalah dalam kisruh sepak bola tersebut adalah pendukung kesebelasan yang menyerbu masuk lapangan
b. Seharusnya menerima keputusan wasit dari sejak awal
c. Contoh kemungkinan penyebab
1) Bertengkar (salah informasi, salah faham, beda pikiran)
2) Tawuran (rasa dirugikan, ingin bela teman, dendam)
3) Memaki atau kasar ( ingin berkuasa, tersinggung, dsb)
d. Solusi tindakan yang akan dilakukan
1) Pegang bola dan berikan kepada yang melempar tanpa marah
2) Bawa yang bersangkutan ke kasir koperasi untuk membantumu membayar dendanya.
3) Lawan atau ganti segera persaan tidak suka bunyi tv dengan lawannya, jadikan kondisi itu sebagai kesempatan berlatih belajar dalam suasana ribut.
e. Motto
Mari kita kendalikan diri dengan menyukai perbedaan
Kita bukan peserta didik yang mengikuti kehendak sendiri
f. Evaluasi
1) Observasi
2) Evaluasi diri
3) Tes Esay
2. ADIL
Stategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Perkembangan
Moral Kognitif
Metode : Diskusi Kelompok
Ceritera : Hadiah Cokelat
Materi Pokok : 1. Pengertian Adil
2. Bentuk Keadilan
3. Keadilan dalam berbagai lingkungan kehidupan
Kunci Kegiatan
a. Hendaknya dibagi secara proporsional karena hadiah diperuntukkan bagi kelas.
b. Jatah atau bahagian masing-masing peserta didik dapat dilakukan dengan prinsip proporsional. Seluruh peserta didik dapat bahagian, tetapi peserta didik yang besar peranan dapat lebih banyak dari peserta didik biasa, sementara peserta didik yang kurang berpartisipasi mendapat lebih sedikit dari peserta didik biasa, misalnya
- 90 cokelat dibagi masing-masing 2 potong untuk seluruh peserta didik (2 x 45)
- 39 peserta didik tidak berkasus diberi tambahan 1
- sisa cokelat diberikan sebagai tambahan bagi peserta didik yang berperan besar menempat kelas juara, misalnya pengurus kelas, juara kelas, yang rajin dalam memelihara kebersihan dan ketertiban atau yang kreatif. Lihat tabel dibawah !
No Kondisi ΣPeserta didik Potong
Cokelat
1 Peserta didik keseluruhan kelas 45 90
2 Biasa (Σkelas-kasus) 39 39
3 Berperanan(juara kelas,rajin, kreatif dsb ? 15
TOTAL 144
c. Memutuskan Perkara
Besarnya iuran yang harus dibayar masing-masing peserta didik adalah dengan pendekatan kumutatif. Misalkan dipungut Rp2.500/ orang. Sisanya dicadangkan untuk kebutuhan kelas berikutnya.
d. Evaluasi
1) Observasi
2) Evaluasi diri
3) Tes Esay
3. MENGHORMATI DIRI DAN ORANG LAIN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi /Simulasi/sosiodrama
Ceritera: : Mencuri HP di hari ultah
Materi Pokok : 1. Pengertian hormat
2. Manfaat mengormati orang lain
3. Sumber penghormatan
4. Tata Cara menghormati orang lain
Kunci Kegiatan :
a. Jawaban akan cenderung sama, merasa senang, serta akan muncul keinginan untuk membalasnya dengan cara serupa.
b. Kiat mengolah isian potensi dan kelemahan diri
1). Minta peserta didik mengisi dengan satu kata
2). Pisahkan jawaban genap (kelemahan) dengan ganjil (potensi)
3). Minta peserta didik mencermati atau mencatat kata-kata yang diulang atau yang punya pengertian berdekatan
4) Kata yang berulang atau memiliki pengertian yang hampir bersamaan itulah indikasi potensi/ kekuatan atau kelemehan diri peserta didik yang bersangkutan.
c. Evaluasi
1) Observasi 2) Evaluasi diri, dan 3) Tes Esay
4. BAIK SANGKA
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Klarifikasi Nilai
Metode : Diskusi
Ceritera: : Dipanggil Konselor
Materi Pokok : 1. Pengertian baik sangka
2. Penyebab Prasangka
3. Mengurangi Prasangka Buruk
Kunci Kegiatan :
a. Masalah Madi adalah contoh buruk sangka yang menganggap gurunya sebagai penyebab kegagalannya.
b. Menemukan letak kesalahan
No Prasangka Buruk Letak salahnya Prasangka baiknya
1 Guru saya tak adil dalam menilai Tak mengenal cara penilaian Jawaban ujian saya belum sesuai dengan kriteria guru
2 Saya merasa orang tua saya lebih menyenangi saudara saya dari pada saya Tak melihat kekurangan diri dari saudara Mungkin ada perbuatan saya yang tidak disenangi orang tua saya.
3 Saya kira ia hanya manis di bibir saja Tak realistis mungkin ada pengalaman buruk Saya senang mendengar tuturnya mudahan hatinya tulus.
4 Saya kira ada yang menghasut, kalau tidak mengapa ia berubah Ada perubahan yang tidak diterima Mungkin saya kurang terbuka kepadanya
5 Buat apa saya mendengar omongannya lagi, dulu saya pernah ditipunya Menganggap seseorang tak bisa berubah Kalau dulu saya ditipunya, mudah-mudahan kali ini ia mengomongkan yang benar
c. Giring peserta didik menemukan prasangkanya dan dorong agar ia bisa menemukan prasangka positif yang mungkin akan dikembangkannya Caranya seperti mengembangkan prasangka baik diatas.
d. Menemukan moto kelas.Pilihlah salah satu moto yang bersisi pesan baik sangka sebagai moto terbaik, dan selanjutknya minta peserta didik menulisnya diatas kertas karton untuk digantungkan pada salah satu sisi ruangan.
e. Evaluasi
1. observasi
2. tes esay
5. KEBERSAMAAN
Strategi : Bedah Nilai dengan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi / Simulasi / Kegiatan
Ceritera: : Gotong Royong Menyiapkan Taman
Materi Pokok : 1. Pengertian Kebersamaan
2. Kebersamaan di sekolah
3. Kebersamaan Universal
Kunci Kegiatan :
a. Peserta didik tersebut telah melakukan pemborosan waktu, tenaga dan biaya. Penyebabnya adalah peserta didik yang ingkar janji membawa peralatan, serta sebagian lagi disebabkan adanya tidak sungguh-sungguh dalam proses pekerjaan taman
b. Merumuskan ajakkan untuk meningkatkan kebersamaan dalam kelas diambil dari musyawarah kelas setelah membahas kerja kelompok
c. Menyesuaikan perilaku kebersamaan yang diperlukan dalam kegiatan ko dan ekstra kurikuler. Misalnya datang tepat waktu, berpartisipasi dalam setiap kegiatan, siap memikul resiko, serta menulis laporan dsbnya.
d. Evaluasi
1) 0bservasi
2) Tes esay
6. PATRIOTISME
Strategi : Bedah Nilai dengan Klarifikasi Nilai
Metode : Tanya jawab
Ceritera: : Kuis Siapa Dia
Materi Pokok : 1. Pengertian Patriotisme
2. Patriotisme zaman Sekarang
3. Menjadi Peserta didik Patriotik
Kunci Kegiatan :
a. Tokoh dalam ceritera adalah Tuanku Imam Bonjol. Kegiatan belajar diselenggarakan untuk menjawab 6 pertanyaan:
(1) Siapakah dia
(2) Bagaimanakah kisahnya
(3) Aoa jasa-jasanya
(4) Apakah kamu ingin terkenal seperti dia
(5) Usaha apakah yang akan kamu lakukan agar bisa terkenal seperti dia
(6) Apakah usaha tersebut sudah setimpal dengan pengobanan dia
Fokus pengajaran diarahkan untuk menjawab pertanyaan ke 5 dan ke 6. Karena menuntut peserta didik mengklarifikasi perbuatan yang mengandung nilai patriotisme.
b. Menemukan alasan
No Perilaku Tak Patriotisme Alasannya
1 Menyukai produk luar negeri pada hal ada produk sejenis buatan Indonesia 1. Mendatangkan keuntungan bagi negara asal, pabriknya maju, membuka lapangan kerja dan kesejahteraan.
2. Sedangkan bagi bangsa pembeli menimbulkan produk dalam negeri mati, kehilangan lapangan kerja, serta berujung dengan kemiskinan bangsa.
2 Menyukai musik /film luar negeri 1. Membayar royalti dan memberikan keuntungan bagi negara asal, perusahaannya.
2. Budaya dan nilai-nilai bangsa lain masuk dan akan tertiru penggemarnya..
3. Menghargai tokoh dan kebiasaannya. Akibatnya bisa muncul gugatan terhadap nilai yang kita anggap baik
3 Melempari kaca lampu jalan 2. Mengganggu ketertiban dan kenyaman orang lain, dan menimbulkan kesan citra kesemrautan bangsa
3. Membutuhkan dana, waktu perbaikan, memberatkan anggaran negara, serta seharusnya bisa dialokasikan untuk hal lain.
c. Bentuk perilaku yang tidak patriotik
No Bidang Perilaku yang tidak patriotisme
1 Budaya 1. Fanatik terhadap seni atau musik luar negeri dan negatif terhadap seni dan musik bangsa sendiri
2. Meniru gaya hidup, cara berpakaian, pola atau arsitek, bangsa lain sehingga kita menjadi butuh dan tergantung dengan produk pendukung pola tersebut
3. Membiasakan berobat atau belanja ke luar negeri
2 Modal 1. Menabung atau mendepositokan uang di luar negeri atau pada bank asing termasuk membeli rumah mewah di luar negeri
2. Membelanjakan dana yang banyak untuk produk impor
3. Membeli mata uang negara lain dan menyimpannya untuk dijadikan investasi
3 IPTEK 1. Membeli produk iptek luar dari pada produk bangsa sendiri
2. Menjadi promosi gratis bagi produk luar negeri dengan memamerkan, memajangkan atau membanggakan produk luar negeri
3. Menerima mentah-mentah ide, pemikiran atau temuan negara lain tanpa menguji dengan kondisi sendiri.
d. Contoh perilaku patriotisme dalam bidang budaya, modal dan iptek adalah:
1) Budaya (mengembangkan seni, musik dan budaya bangsa sehingga ke negara lain, sehingga negara kita menjadi pusat budaya tersebut)
2) Modal (melepaskan ketergantungan akan modal negara lain, mengekspor suatu pruduk yang mendatangkan devisa bagi negara)
3) Iptek (menjadi penemu, pencipta atau pemegang patent, copyright, merek yang terpakai diberbagai negara)
e. Evaluasi
1). Observasi
2). Tes esay
7. TANGGUNG JAWAB
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi
Ceritera: : Peserta didik Ibnu Kambing dan Orang Gila
Materi Pokok : 1. Pengertian tanggung jawab
2 Sistem Tanggung Jawab
3. Lingkup Tanggung Jawab
Kunci Kegiatan :
a. Yang bertanggung jawab terhadap kasus itu adalah diri sendiri kecuali anak-anak, orang gila dan binatang
b. Klarifikasi tanggung jawab
No Aktivitas Lingkup Tanggung Jawab
1 Mandi harus bersih Diri sendiri
2 Sembahyang TYME
3 Mengembalikan orang hutan ke habitatnya Bangsa dan negara
4 Mengulang pelajaran Sekolah
5 Mencuci baju sendiri Diri sendiri
6 Menghindari tawuran Sekolah
7 Membersihkan papan tulis Sekolah
8 Menyerahkan tugas / PR tepat waktu Sekolah
9 Menyumbang ke panti Masyarakat
10 Mendengar ceramah agama TYME
c. Contoh prilaku yang tidak bertanggung jawab
No Perilaku Tidak Bertanggung jawab Perilaku Seharusnya
1 Tidak membayar iyuran Membayar sesuai dengan jadualnya
2 Merusak atau menulis meja sehingga menjadi kotor Memelihara dan merawat meja agar terlihat indah
3 Cuek atau membiarkan diri dengan prestasi rendah Berusaha belajar keras agar bisa berprestasi baik
d. Evaluasi
1). Observasi
2). evaluasi diri
3) tes esay
8. KEJUJURAN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi
Ceritera: : Sepeda Santai
Materi Pokok : 1. Pengertian Kejujuran
2. Ciri Orang yang Jujur
3. Manfaat Kejujuran
4. Penyebab ketidak-jujuran
5. Mengatasi Ketidak-jujuran
Kunci Kegiatan :
a. Beritahu dan segera kembalikan kepada kasir karena jauh lebih baik dari pada diambil
b. Kedua Prinsip: (berbohong demi kebaikan dan orang jujur tidak akan kaya) adalah pikiran yang tidak rasional karena mencampurkan negatif dengn positif. Mengpa harus berbohong, dan mengapa kaya dengan ketidak-jujuran. seharusnya semuanya positif. Mengapa mencapai kebaikan dengan berbohong atau kaya dengan ketidak-jujuran.
c. Contoh ketidakjujuran peserta didik
No Ketidakjujuran Peserta didik di Sekolah Penyebabnya
1 Mencontek PR teman Tidak tahu, kebiasaan, dan atau kelalaian
2 Mencari alasan tertentu untuk mendapat izin atau dispensasi Menuntupi kekurangan, punya maksud tersembunyi ,dsb.
3 Meminta uang lebih besar dari yang seharusnya Ada kebutuhan lain,
4 Tidak menstorkan iyuran yang sudah diminta kepada orang tua Merasa bisa mengganti
5 Tidak berterus terang kepada guru Takut dimarahi
d. Evaluasi
1) Observasi
2) Evaluasi diri
3). Tes Esay
B. MATERI POKOK DAN KUNCI KEGIATAN KELAS 2
1. IMAN DAN TAKWA
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman Nilai
Metode : Diskusi Kerja Kelompok dan Mandiri
Ceritera: : Lalat Cerdas
Materi Pokok : 1. Pengertian Iman dan Takwa
2. Menjadikan Iman Sebagai Penuntun Perilaku
3. Mengembangkan Takwa dalam Kehidupan
4. Berperilaku Religius dalam hubungan antar
Manusia
Kunci Kegiatan :
a. Lalat cerdas dianggap bohong oleh temannya karena mereka tidak mampu mencerna cara berpindah (terbang) manusia yang bisa dengan cepat menempuh jarak sejauh itu.
b. Mencocokkan dengan sifat TYME
1). Yakin akan apapun yang diucapkan, dipikirkan, diniatkan, disembunyikan, serta segala perbuatan dilakukannya baik sendirian atau beramai-ramai semuanya diketahui TYME Cocok dengan sifat TUHAN MAHA MENGETAHUI)
2). Orang yang yakin bahwa Tuhan terus mengamatinya, dan mensyuting segala perbuatannya. Cocok dengan sifat TUHAN MAHA MELIHAT
3). Orang beriman mengakui bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya adalah atas kehendak TYME. Meskipun ia mempunyai kedudukan yang tinggi, kekuasaan TYME lebih dari kekuasaannya. Cocok dengan sifat TUHAN MAHA KUASAI
4) Yakin bahwa ia diciptakan Tuhan dan kelak alam ini (bumi dengan isinya; manusia, binatang dan tumbuhan) akan hancur dan akan datang hari pembangkitan. Cocok dengan sifat TUHAN MAHA PENCIPTA
5) Percaya atau meyakini bahwa TYME akan membalas perbuatannya sesuai dengan kebaikan atau kesalahannya Cocok dengan sifat (TUHAN MAHA ADIL)
c. Contoh perintah dalam hubungan antar manusia
No Perintah Prilaku Peserta didik di sekolah
1 Santun atau berkata lemah lembut kepada orang tua Contoh berkata lemah lembut kepada guru
- Menggunakan nada suara rendah dalam berbicara dengan guru
- Menggunakan bahasa yang harus dan sopan
- Tidak sombong atau memberi kesan lebih pintar atau lebih tahu dari guru
2 Memberi makan anak yatim atau orang terlantar Contohnya: memberikan bantuan kepada teman yang kurang mampu
- Memberi sumbangan uang kepada teman yang mengalami musibah
- Suka berbagi jajanan kepada teman yang tak punya uang
3
Bersikap adil dalam menghukum Contonya; Berlaku adil terhadap teman di sekolah
- Melakukankan pekerjaan yang menjadi tugas atau tanggung jawabnya sebaik mungkin, tidak culas atau mencari yang lebih ringan dari teman lain.
- Tidak mengambil hal lebih dari semestinya
- Siap menjadi pembela bila ada teman yang dizhalimi
4 Dermawan atau suka membantu fakir miskin Contohnya; Suka menyumbangkan dana untuk kepentingan sekolah atau teman yang kurang mampu
- Segera membayar iyuran yang dibebankan sekolah, kelas, atau kelompok
- Dapat menyumbang bila ada yang meminta bantuan
5 Jujur dalam timbangan Contohnya Jujur dalam mengerjakan tugas
- Jujur dalam melakukan PR
- Tidak mencontek dalam ujian
6 Menempati Janji Contohnya; Mematuhi janji atau aturan yang disanggupi untuk melakukannya.
- Datang lebih awal ke sekolah
- Tidak mudah membatalkan janji yang telah disepakti dengan guru atau teman
7 Mencegah kemungkaran / keributan Contohnya; Menjaga suasana kelas
- Tidak rebutan dalam bicara apalagi mengularkan suara yang tinggi
- Tidak suka memukul-mukul meja atau tidak berisik dalam menggeser kursi
8 Memuliakan tamu Contohnya menerima kunjungan atau menghormati guru praktik
- mau belajar dengan guru praktek
- menerima kunjungan sekolah lain
9 Tabah, sabar dan pemaaf menghadapi kondisi yg tak menyenangkan Contohnya; Tabah atau tidak lekas marah bila ada teman yang meribut atau kelas sebelah sudah keluar.
- melontarkan kata-kata baik meskipun disakiti teman.
- Mau minta maaf dan segera memaafkan bila diminta
10 Diam bila tidak tahu Contohnya; menghindari gosip seputar sekolah.
- Menceriterakan kebaikan teman dan tidak kejelkkannya
- Memberi komentar yang diketahui saja
d. Contoh larangan yang harus dihindari peserta didik di sekolah:
Dikembangkan sesuai dengan kondisi peserta didik seperti halnya di atas.
e. Evaluasi
1). Observasi
2). Tes Esay
3). Tes objektif
2. DISIPLIN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Analisis
Metode : Ceramah bervariasi
Ceritera : Belajar Kelompok Sore Hari
Materi : 1. Pengertian Disiplin
2. Tingkatan Disiplin
3. Menjadi Peserta didik yang Patuh
4. Displin Menggunakan Waktu
5 Tertib di jalan raya
Kunci Kegiatan
a. Urutan yang paling tepat adalah jawaban
(1) Nurliza, mengamalkan prinsip hidup (universal)
(2) Ririn, berbuat demi kebaikan dirinya dan orang banyak
(3) Amdi menuruti peranan yang diharapkan
(4) Ryan kehendak sendiri
(5) Patra takut hukuman
b. Sepuluh Perintah
Perintah Larangan
1. Peserta didik harus memakai seragam dan atribut sekolah b. Dilarang memakai seragam yang tidak memiliki atribut sekolah yang lengkap
c. Dilarang memakai seragam yang memiliki tambahan atribut, logo atau kata-kata lain
2 seterusnya disesuaikan dengan tata tertib sekolah
c. Sangsi dan Jenis pelanggarannya
No Bentuk Sanksi Jenis pelanggarannya
1 Dikeluarkan sekolah 1. Mendapat hukuman penjara berdasarkan keputusan pengadilan diatas
2. Nikah atau Hamil
3. Berkelahi
2 Skorsing Disesuaikan dengan tata-tertib sekolah
3 Dipanggil orang tua Disesuaikan dengan tata-tertib sekolah
4 Hukuman / Penugasan Disesuaikan dengan tata-tertib sekolah
5 Teguran Disesuaikan dengan tata-tertib sekolah
d. Identifikasi Perilaku Disiplin dan Tidak Disiplin Waktu
Disiplin Waktu Peserta didik Kelasku Ketidak-disiplinan Peserta didik kelasku
1. Dapat memulai pelajaran tepat waktu.
2. Seluruh peserta didik selalu berkirim surat bila berhalangan hadir
3. Peserta didik tidak keluar kelas saat pergantian jam pelajaran
4. Ketika guru berhalangan hadir, maka selalu diisi dengan legiatan belajar
5. Pulang setelah lonceng tanda pulang dibunyikan 1. Ada beberapa peserta didik yang suka permisi ke luar kelas saat guru menerangkan pelajaran
2. Ada yang terlambat menyeahkan tugas
3. Ada peserta didik yang terlambat masuk setelah jam istirahat.
4. ]Ada peserta didik yang membolos
5. Ada peserta didik yang alpa
d. Contoh larangan yang harus dihindari peserta didik di sekolah:
Dikembangkan sesuai dengan kondisi peserta didik seperti halnya di atas.
e. Evaluasi
1). Observasi
2). Tes Esay
3). Tes objektif
e. Analisis Undang Undang Lalu Lintas dan Pengunnan Jalan raya.
Perintah /Keharusan Larangan
1. Memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM)
2. Berjalan di lajur sebelah kiri
3. Memakai helem atau sabuk pengaman
4. Menyalakan lampu berbelok bila akan belok kiri atau kanan
5. Memperlambat jalannya kendaraan di tempat umum atau keramaian
6. Memberi jalan atau menurunkan kecepatan bila ada kenderaan lain yang akan mendahului
7. Berhenti saat berpapasan bila dilajur kiri ada halangan
8. Memberi peluang bagi kedaraan yang menanjak saat berpapasan di tanjakan
9. Menjaga jarak bila di belakang
10. Memberi prioritas bagi mobil DAMKAR, ambulan atau iring-iringan jenazah
1 Berhenti di tempat ada rambu-rambu larang
2. Behenti mendadak
3. Menyalakan lampu jauh saat berpapasan malam
4. Menggunakan lampu kabut atau yang menyilaukan pengguna lain
5. Memotong disebelah kanan kecuali macet atau mau belok kiri
6. Parkir di atas jembatan, trotoar, penyeberangan, tikungan, atau di muka gerbang masuk perkarangan rumah/kantor
7. Membunyikan klakson pada malam hari atau dekat rumah ibada
8. Melebihi kecepatan yang diizinkan
9. Membawa penumpang bagi sepeda yang tidak ada tempat tumpangan
10. Mengguakan jalan untuk keperluan lain tanpa izin serta tanpa petugas
f. Evaluasi
1) Observasi
2) Evaluasi diri
3) Tes esay
4) Tes objektif
3. PERCAYA DIRI
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Klarifikasi Nilai
Metode : SIMULASI / Diskusi
Ceritera : Ujian Tanpa Pengawasan
Materi : 1. Pengertian Percaya Diri
2. Keuntungan dan kerugian mencontek
3. Pentingnya Percaya Diri
4. Menumbuhkan Percaya Diri
Kunci Kegiatan
a. Kepercayaan diri akan menghindarkan setiap orang dari perbuatan curang, dalam kondisi apapun, termasuk dalam ujian yang tidak diawasi guru
b. Ciri Percaya diri
Ciri- Ciri Orang Percaya diri Ciri Orang Tak Percaya Diri
1. Teguh memegang prinsip yang diyakininya baik kendatipun berbeda dengan orang 1. Mudah berubah pikiran dan mengikuti kemauan orang lain meskipun semula tidak diterimanya
2. Tidak mudah terpengaruh dengan keuntungan sesaat 2. Mudah terpedaya dengan kesenangan sesaat
3. Siap menanggung resiko
3. Takut atau sangat cemas dengan resiko
4. Tidak suka menyalahkan orang lain 4. Suka melempar kesalahan kepada orang lain
c. Dampak Positif Percaya Diri
Dampak Postif Percaya Diri
1. Tahu dengan kemampuan diri sendiri
2. Terhindar dari pengaruh negatif pergaulan
3 Bisa memperbaiki prestasi di masa mendatang
4. Disenangi dan dihormati teman
d. Contoh Rumusan Budaya Kelas
Kami peserta didik kelas 2 SMA/SMK ............... menyatakan bahwa mulai saat ini akan memembebaskan diri dari segala macam bentuk aktivitas contek mencontek dengan cara ....
e. Evaluasi
1) Observasi 2) Evaluasi Diri, 3) Tes Esay dan 4) Tes objektif
4. RAMAH DAN SANTUN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Berbuat
Metode : Simulasi/ Diskusi/ Kerja Kelompok
Ceritera : Kecipratan
Materi : 1. Pengertian Ramah dan Santun
2. Membiasakan Ramah dan Santun
3. Mengenal Gaya Bicara
4. Membiasakan Gaya Bicara Positif
Kunci Kegiatan
b. Pilihan jawaban ke dua adalah salah satu wujud dari prilaku ramah dan santun, karena akan mengundang rasa simpati dan persahabatan dari orang lain
c. Menemukan kata-kata yang menyakitkan hati (disesuaikan dengan pengalaman peserta didik). Biasanya kata-kata tersebut pada umumnya adalah bersifat O
d. Menemukan kata-kata yang menyenangkan hati (pada umumnya adalah pujian atau D)
e. Melatih Gaya Bicara
No Ungkapan Awal Ungkapan Pengganti
1 Kurang ajar, kerjamu selalu menipu orang
Ada orang mengatakan dia tertipu olehmu
2 Aduh setiap yang kamu kerjakan selalu amburadul
Kalau sekarang hasil kerjamu amburadul tapi saya percaya besok akan lebih baik
3 Mengapa aku tidak diajak, teganya kamu begitu kepadaku
Kemaren saya merasa kecewa karena tidak kamu ajak.
4 Seharusnya kamu selesaikan dulu PR itu dari pada yang lain.
Bila saya dalam kondis kamu, saua akan kerjakan PR dulu
5
Bantuin dong ! Saya ngak mampu seperti kamu itu
Saya berterima kasih bila kamu bantu kali ini
f. Evaluasi
1) Observasi
2) Evluasi Diri,
3) Tes Esay
5. KASIH SAYANG
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Klarifikasi Nilai
Metode : Ceramah dan Diskusi
Ceritera : Ivo Eva dan Kucing
Materi : 1. Pengertian Kasih Sayang
2. Kasih Sayang Sesama Makhluk Tuhan
3. Indahnya Hidup dalam kasih Sayang
4. Penghargaan Terhadap Hak Azazi Manusia
5. Tingkatan Kasih Sayang
Kunci Kegiatan
a. Yang bersalah dalam ceritera di atas adalah Ibu Eva yang tidak memberi tahu bahwa ia telah membuang kucing karena mengganggu kesehatan Eva sendiri. Seharusnya, ibu Eva memberi tahu Eva sampai Eva mengetahui alasannya
b. Contoh analisis bentuk kasih sayang kepada makhluk
1). Menyiram atau memupuk kembang
2). Tidak berjalan di atas rumput taman
3). Merawat serta memberi makan binatang peliharaan
4). Tidak menembak burung liar
5). Tidak melempat atau memukul anjing
6). Tidak membakar semak belukar
7) Tidak membunuh semut
8). Tidak mematahkan ranting kayu bila masuk hutan
9). Memelihara kelestarian hutan
10). Tidak mencemari got dengan zat kimia yang beracun
c. Contoh analisis bentuk kasih sayang tehadap teman
1). Menyapa teman dengan bahasa yang lembut
2). Memelihara dan megembalikan barang milik teman yang kececer
3). Mengingatkan atau memberi informasi ujian,tugas, kehadiran atau aturan baru bagi teman yang belum menerimanya.
4). Memberi tahu teman bila ada jalan atau tikungan yang licin atau berbahaya
5) Menjengguk teman yang sakit
6). Suka membantu teman yang belum memahami pelajaran
7). Suka mengirimkan salam/pesan/surat/emeil buat teman yang menyenangkannya
6) Meminjamkan atau membolehkan teman untuk memakai pena, penghapus, tip eks, atau rol dengan senang hati
7) Memelihara atau tidak membocorkan aib teman
8) Dapat meluangkan waktu untuk menemani teman untuk keperluan tertentu.
d. Contoh semboyan
Hormati guru sayangi teman dan rawat tanaman
Hidup terasa indah disaat kita berarti bagi orangtua, guru,
teman dan makhluk lain
e. Evaluasi
1) Observasi
2) Tes Esay
6. TENGGANG RASA
Strategi : Bedah Nilai melalui Klarifikasi Nilai
Metode : Sosiodrama/
Ceritera : Memilih Rumah Kost
Materi Inti : 1. Pengertian Kasih Sayang
2. Kasih Sayang Sesama Makhluk Tuhan
3. Indahnya Hidup dalam kasih Sayang
4. Penghargaan Terhadap Hak Azazi Manusia
5. Tingkatan Kasih Sayang
Kunci Kegiatan
a. Sebaiknya temanmu tinggal di rumah Tantenya dengan cara merubah kebiasaanya sesuai dengan aturan Tantenya
b. Tiga bentuk tenggang rasa yang belum terwujud dalam berbagai lingkungan. Misalnya !
Di lingkungan keluarga
1). TV Tape atau radio masih berbunyi keras
2). Adanya anggota keluarga yang tidak mau membantu ibu dalam pekerjaan rumah
3). Ada yang menanggambil porsi makanan melebihi jatahnya.
Di lingkungan sekolah
1). Ada yang suka bicara disaat guru menerangkan pelajaran
2). Ada yang tidak mau partisipasi dalam menghapus papan tulis, atau kebersihan kelas.
3). Ada yang suka pamer
Di bidang politik.
1). Adanya rasa tidak suka terhadap teman yang berbeda agama, ras, atau suiku
2). Adanya gang di kelas
3). Adanya yang membanggakan kekuasaan orang tua
c. Evaluasi
1) Observasi, 2) Evaluasi , dan 3) Tes Esay
7. HEMAT
Strategi : Bedah nilai dengan Pendekatan Berbuat
Metode : Sosiodrama/
Ceritera : Uang Kaget
Materi Inti : 1. Hemat dalam Konsumsi
2. Hemat dalam Penggunaaan Air
3. Hemat dalam Penggunaan Listrik
4. Hemat dalam Penggunaan BBM
5. Hemat dalam Penggunaan Keuangan dan Keperluan
Kunci Kegiatan
a. Contoh rancangan pengeluaran yang bermanfaat bagi pendidikan sesuai deng krietria : tahan lama, murah, bisa termanfaatkan secara maksimal, dan cocok dengan kebutuhan.
No Keperluan Harga (prakiraan)
1 Bayar uang komite untuk 1 th @ Rp 50.000,-bln Rp. 600.000,-
2 Bayar uang OSIS 1 th @ Rp10.000,-bln Rp. 120.000,-
3 Bayar uang Pramuka/UKS 1 th @ Rp5.000,-bln Rp. 60.000,-
4 Bayar uang sosial kelas 1 th @ Rp10.000,-bln Rp. 120.000,-
5 Bayar uang les / belajar tambahan 1 th @ Rp50.000,-bln Rp. 600.000,-
6 Beli buku, LKS untuk semua mata pelajaran Rp. 480.000,-
7 Tas sekolah serta alat tulis Rp. 300.000,-
8 Beli sepatu sekolah Rp. 150.000,-
9 Beli satu unit komputer Rp4.000.000,-
10 Kebutuhan jajan 1 tahun
11 Dan lain lainnya
JUMLAH Rp 10.000.000,-
b. Evaluasi Diri dan Rencana Perbaikan diri
Minta Peserta didik mem menandai jawabannya yang SBM (seluruhnya belum sesuai) dan kalau tidak ada cari jawaban yang SKS (sebagian kecil sesuai) dan kemudian di minta mencari rencana yang akan dilakukannnya. Guru dapat meminta peserta didik untuk membacakannya dan kemudian disimpan oleh guru agar tahun depan bisa dibacakan kembali. Sangat baik dijadikan sebagai resolusi tahun baru.
c. Evaluasi
1). Observasi
2). Evaluasi Diri
3). Tes Esay
D. MATERI POKOK DAN KUNCI KEGIATAN KELAS 3
1. CERMAT
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Berbuat
Metode : Ceramah/ Resitasi/Diskusi
Ceritera: : Pesta Berdarah
Materi : 1. Pengertian cermat
2. Ukuran kelalaian
3. Manfaat Cermat
4. Kiat Menjadi Cermat
5. Cermat dalam ebelajar
6. Cermat akan bahaya kebakaran dan asap
7. Cermat terhadap Bencana Alam
Kunci Kegiatan :
a. Orang yang memenuhi kriteria untuk ditempatkankan sebagai yang paling bersalah dalam kasus ini adalah sopir truk, karena pekerjaannya sudah ada aturan, dan aturan itu dilanggarnya, serta mobilnya behubungan langsung dengan korban. Urutan yang bersalah selanjutnya adalah penonton yang berdiri di tengah jalan, polisi, tuan rumah, dokter, masa yang main hakim sendiri, dan seterusnya baru penyanyi.
b. Contoh Perilaku Cermat dalam Menghadapi Bencana Alam
Bentuk Ancaman Kiat Yang penting
1. Gempa Bumi 1. Usahakan lemari di kamar tidur sekruhny terikat ke dinding
2. Bila tidak daapt keluar bangunan berlindunglah di bawah kolong kursi atau meja
3. Lindungi kepala dengan selimut,bantal atau tangan
2. Letusan gunung 1. Patuhi informasi BMG
2. Lihat arah angin dan jauhi kemungkinan tiupan awan atau debu panas
3. Tinggalkan rumah dan selamat barang dengan menggali lobang rahasia
3. Banjir 1. Jagalah aliran sungai dari sampah
2. Selamatkan ditempat tingggi barang-arang yang akan rusak kena air
3.Bersiaplah pindah ketempat lain bila kemungkinan banjir datang
4 Angin /petir 1. Bersihkan rumah dari pohonan
2. Cermati kekuatan paku dan bahan bangunan
3. berlindunglah disebelah dinding
5.Tsunami 1. Usahakan rumah dipinggir pantai kokoh dengan ketinggian diatas 6 meter
2. Tinggalkan pantai bila setelah gempa air laut menurun drastis
3. Berlarilah ke tempat tinggi bila ada gelombang laut yang besar
6. Kebakaran 1. Jaga kompor selalu bersih, jangan isi minyak atau tinggalkan kompor saat menyala
2. Jaga agar obat nyamuk bakar atau lilin
3. Bila masih kecil jangan panik, usahakan mematikan dengan handuk/kain basan
7.Kecelakaan di jalanraya 1 Periksa kenderaan sebelum berangkat
2. Temukan informasi tentang jalan /tikungan berbahaya
3. Penuhkosentrasi dan usahakan mengelak
c. Simulasi Penyelamatan Bahaya
Dipilih dua macam bentuk bencana alam yang sering terjadi dan kemudian lakukanlah simulasi untuk penyelamatan atas kedua bencana itu dengan cara membagi kelas dalam dua kelompok. Ketika suatu kelompok melakukan simulasi, kelompok lain mengamati, dan begitu sebaliknya kelompok yang kedua. Hasil simulasi dibahas dalam diskusi kelas, dengan mengiventarisir ketepatan dan kekurangan dalam pelaksanaan simulasi masing-masing kelompok.
d. Evaluasi
1. Observasi
2. Evaluasi Diri
3. Tes Esay
2. KETERBUKAAN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Analisis
Metode : Ceramah/ Resitasi/Diskusi
Ceritera: : Rapat Desa
Materi : 1. Pengertian Kerbukaan
2. Manfaat Keterbukaan
3. Prinsip Keterbukaan
4. Penerapan Keterbukaan dalam IPTEK
5. Penerapan Keterbukaan dalam Informasi
6. Penerapan Keterbukaan dalam Berhubungan dengan orang lain Kunci
Kunci Kegiatan
a. Menerima luku secara proporsional
b. Pilihan pasangan
Prinsip No Perilaku
a. Mendorong kemajuan 2 Punya inisiatif berkomunikasi dan suka menyampaikan yang bermanfat bagi orang lain
b. Keterbukaan hendaknya memperhatikan nilai sosial dan etika 5 Tidak membuka website porno pada internet
c. Memperluas hubungan sosial 4 Memfasilitasi kehidupan jadi mudah
d. Memperbaiki diri 1 Dikritik segera memperbaikinya
e. Menghindari salah faham 3 Tranparansi dalam merencanakan, pelaksanaan dan pertanggung jawaban
c. Diskusi dengan teman sebangku
No Bidang Penerapan Dampak Negatif Upaya Mengatasi
1 Keterbukaan dalam teknologi
1. Adanya dampak budaya
2. Ketergantungan
3. Buang waktu Memegang nilai pokok
serta mengusahakan memodifikasi
2 Keterbukaan dalam Informasi/ komunikasi
1. Adanya informasi yang berpengaruh negatif
2. Adanya penyalah gunaan untuk pelanggaran Keterbukaan terhadap publik sendiri mulai dari rencana
3 Keterbukaan dalam berhubungan dengan orang lain Adanya pengaruh negatif terhadap gaya hidup Menerima gaya hidup yang positif dan menolak gaya hidup yang bertentangan dengan nilai kita anut
e. Evaluasi
1). Observasi
2). Evaluasi Diri
3). Tes Esay
3. PROSPEKTIF
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Analisis
Metode : Ceramah/ Resitasi/Diskusi
Ceritera: : Ayah Siapa
Materi : 1. Pengertian Prospektif
2. Otak Organ Vital bagi Manusia
3. Pentingnya Belajar Selagi Muda
4. Narkorba Mengecoh Cara Kerja Otak
5. Minuman Keras Menghilangkan Pikiran Rasional
Kunci Kegiatan
a. Profesor baru lebih cocok ditempatkan sebagai karyawan
b. Contoh pengalaman masa lalu
Paling Menyenangkan Masa Kehidupan Paling Menyakitkan
1. berpergian bersama orang tua naik kereta/pesawat
TK
(4-5 th) 1. digigit binatang berbisa
2. terjatuh
(disesuiakan dengan pengalaman peserta didik)
Masa SD
(6-12 th) (disesuiakan dengan pengalaman peserta didik)
(disesuiakan dengan pengalaman peserta didik) Masa SLTP
(12-15) (disesuiakan dengan pengalaman peserta didik)
c. Pengertian dari istilah di bawah ini berdasarkan bacaan diatas.
Istilah Artinya
1. Profesor Guru besar atau dosen senior yang memiliki jkeahlian dalam suatu bidang ilmu dan berpangkat tertinggi
2. Otak pikir Otak kecil yang terletak pada bagian belakang kepala
3. Otak limbig Otak yang tugasnya memberikan sinyal suka/marah terletak pada bahagian tengah
4. Melienasi Proses penyimpanan pengalaman dengan mengentalnya protein dibagian didinding neuron
5. Serotonin Semacam kelenjer yang terdapat pada ujung neuron bila keluar membuat ujung neuron basah dan orang merasa bahagia
6. Snapse pengisap serotonim dan penyimpan serotonim
7. Narkoba dan Napza Singkatan dari Narkotika dan Obat Berbahaya,
Narkotika Psikotropika dan Zat Aditif
8. Pengalaman Berkesan Pengalaman masa lalu yang paling menyenangkan atau paling menyakitkan
9 Amphetamine Obat penenang
10.Metamphetamine Obat perangsang
d. Evaluasi
1. Observasi
2. Evaluasi Diri
3. Tes Esay
4. RASA MALU
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Klarifikasi Nilai
Metode : Ceramah/ Resitasi/Diskusi
Ceritera: : Acara Perisahan Spetakuler
Materi : 1. Pengertian Rasa Malu
2. Mengenal rasa Malu
3. Pentingnya Memiliki Rasa Malu
4. Perbuatan Tabu dalam Berbagai Lingkungan
Kunci Kegiatan :
a. Sebaiknya menolak tantangan seperti tidaklah bersifat ketermpilan tetapi adalah keberanian melanggar nilai sopan santun. Seyogyan ada malu untuk melakukan pekerjaan itu di depan teman dan guru
b. Contoh perbuatan tabu dalam lingkungan keluarga ( disesuaikan dengan kehidupan keluarga masing-masing)
c. Contoh perbuatan tabu di lingkungan masyarakat sekitar rumah (disesuaikan dengan nilai nilai sosial masyarakat)
d. Penilaian atas kondisi
No Persoalan Penilaian
Terima Tolak
1 Karena tidak hadir minggu lalu, seorang peserta didik terpaksa mencontek tugas temannya v
2 Seorang peserta didik menceriterakan kelemahan dirinya kepada guru pembimbing v
3 Karena jalanan sepi, seorang pengendara tak mematuhi lampu jalan v
4 Kerena tak bisa membayar hutang pada temannya, seseorang sengaja menghindar agar tidak bertemu dengan temannya itu v
5 Karena diajak teman dan beramai-ramai, sekelompok peserta didik memutar CVD porno v
e. Contoh rumusan Perbuatan Tabu untuk Kelas
d. Evaluasi
1). Observasi
2). Tes Esay
5. EMPATI
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Analisis
Metode : Ceramah/ sosiodrama / psikodrama
Ceritera: : Camping Keluar Kota
Materi : 1. Pengertian Empati
2. Mengapa Kita Perlu Empati
3. Membiasakan Perilaku Empati
Kunci Kegiatan :
a. Seharusnya Dyas meminjamkan uang itu kepada orang tuanya meskipun harus membatalkan keterlibatannya dalam acara camping itu
b. Survey pendapat tentang perilaku seseorang yang disukai atau tidak disukai.
Perilaku yang disukai Kondisi
Anda Perilaku yang tidak disukai
Datang bezuk, mengatakan ia bisa sembuh, serta mengatakan kepadanya bahwa semua sayang dia
Dirawat di rumah sakit Menganggap ia cengeng, menimpali sebagai kesalahannya, dan menakut-nalkuti akan penyalkitnya
Menyatakan peluang mendatang masih ada, menyatakan ia sudah berusaha, mencari hikmah dibalik kekalahan itu Kalah dalam
pertandingan Mengkritik, mencaci, menumpahkan kesalahan kepadanya,
Teman berpartisipasi, datang, bekerja, dan serius melaksanakan tugasnya Menjadi
Ketua Kelas Tidak melakkan keputusan, banyak kritik tapi tak mau kerja, dikhianati dengan janji sanggup tapi tak dilakukan.
Diberi ucapan selamat, dikirimi surat, sms atau hadiah Hari Ulang Tahun Dilupakan, dianggap tak penting, dianggap cengeng
Dipinjamkan, ditraktir, diusahakan solusinya Tidak punya uang Dipermalukan, pamer, atau diancam sanksi tertentu
Mencarikan peluang baru, menggali hikmahnya. "Mungkin ada hikmah dibalik ini yang lebih baik"
Tidak Naik Kelas Dianggap bodoh, dilecehkan, disebut-sebut, dikatakan semata kesalahannya.
Dipertemukan, didamaikan, dicarikan penyebab dan solusinya Bertengkar dengan teman Berpihak pada lawan, dianggap lawan yang benar, diberi sangsi yang berat sebelah.
Pendapat siswa dihimpun dan kemudian diolah prosentasenya. Guru menyebutkan tiga terbanyak dari pendapat itu atau seperti survey pendapat yang pernah ditayangkan di media elektronik.
b. Latihan berempati
Peragakanlah secara kelompok dalam bentuk psikodrama tentang . penerapan kiat mendengar dengan sungguh-sungguh, merespon positif, dan merefleksikan perasaan orang lain.
KASUS Kata Empati
Teman Anda yang sedang sakit. Ia mengeluh rasanya ia mau bunuh diri saja 1. Saya tahu kamu tidak tahan menahan rasa sakit tapi apakah harus diakhiri dengan bunuh diri
2. Saya tahu kamu putus asa dengan sakitmu, tapi kamu punya peluang untuk sembuh bulkan ?
3. Apakah itu bunuh diri solusi yang tepat
Seorang teman Anda tidak lulus UN. Ia menuding guru tidak membantunya dalam ujian 1. Saya tahu kamu sangat kecewa dengan hasil UAN, karena guru tidak membantumu dalam ujian.
2. Saya merasakan betapa kecewanya kamu akan hasil UN kali ini, mudah-mudahan tahun depan guru akan membantumu
3. Kekecewaanmu akan hasil UN tahun ini mungkin akan terobati bila kamu siapkan diri untuk UN tahun depan.
6. BIJAKSANA
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Analisis
Metode : Ceramah/ Resitasi/Diskusi
Ceritera: : Utusan Lomba Baca Puisi
Materi : 1. Pengertian Bijaksana
2. Kriteria atau Ukuran Bijaksana
3. Bertindak Bijaksana dalam kehidupan
Kunci Kegiatan
a. Penyelesaian perkara tropi dan hadiah yang bijaksana adalah sebaiknya adalah segera seusai penerimaan siswa tersebut menghubungi utusan resmi dan mengajak yang bersangkutan melaporkan kepada kepala sekolah atau OSIS. Dan mengikuti aturan atau kesepakatan yang mungkin ada sebelum ia dikirim sebagai utusan sekolah. Kalaupun ada diantara temanmu yang minta di traktir. Hendaknya tidak dihabiskan lebih dari 25% hadiah itu.
b. Kriteria yang dilanggar dalam kasus adalah
No Kondisi Yang dilanggar
1 Tidak mengembalikan buku catatan yang dipinjam Kebenaran
2 Salah pencet komputer Kebenaran
3 Mencopot lebel nama dan lambang OSIS Kegunaan
Kebenaran
4 Nilai tinggi siswa kesayangan Keadilan
5 Mengembalikan buku catatan setelah ujian Kegunaan
6 Minggat karena dikhawatirkan tak diberi izin Kebenaran
7 Membela teman meskipun sebenarnya iapun tak setuju Kebenaran
8 Pergi naik motor tanpa tujuan Kegunaan
9 Menjawab 3 dari 6 soal ujian karena habis waktu Keterlaksanaan
10 Belajar bila sudah dekat ujian saja Keterlaksanaan
d. Evaluasi
1). Observasi
2). Tes esay
7. RASA KETERIKATAN
Strategi : Bedah Nilai dengan Pendekatan Penanaman
Nilai
Metode : Ceramah/ Resitasi/Diskusi
Ceritera: : Perahu Penyelematan
Materi : 1. Pengertian Keterikan
2. Faktor Faktor Keterikatan
3. Keterikatan dan Proporsional
4. Keterikatan dalam Bidang Kehidupan
Kunci Kegiatan
a. Prioritas yang akan diselamatkan adalah berdasarkan tugas yang diemban tim.
b. Analisis persamaan dari suatu perbedaan
Perbedaan Persoalan Persamaan
1. Rini wanita dan Joko adalah siswa laki-laki
2. Mempunyai hobi yang berbeda
3. Bersasal dari orang tua yang berbeda
4. tinggal ditempat berbeda
5. Punya kepribadian dan sifat berbeda
5. dst
Rini dan Joko adalah siswa yang memiliki prestasi terbaik di kelasmu 1. Rini dan Joko belajar pada sekolah yang sama
4. Diajar guru yang sama, jam belajar yang sama, mempelajari buku yang sama, dan kurikulum yang sama
5. Tinggal dikota yang sama,
6. Sama-sama menjadi generasi muda harapan bangsa
7. sama bangsa Indonesia
1. Guru yang mengajar dan murid yang mendapat pengajaran
2. Guru sudah dewasa murid anak yang dalam masa pertumbuhan
3. Guru yang menilai dan murid yang dinilai
4. dst
Guru dan Murid 1.Sama-sama berperanan dalam kegiatan belajar mengajar
2.Guru dan murid tengah menjalani tugas kehidupan
3. Guru dan murid sama-sama punya keinginan keberhasilan belajar
4 dsb
1. Nama dua pulau besar Indonesia yang terpisah dan dibatasi laut Sunda
2. Jawa dihuni suku Jawa dan Sunda.Sumatra dihuni oleh Melayu, Aceh, Batak,dan Minang
3. Sumatera dilalui Khatulistiwa dan Jawa berada di selatan khatulistiwa Jawa dan Sumatera 1.Nama yang diberikan pulau besar yang dihubungkan selat Sunda
2.Tempat tinggalnya berbagai suku bagsa rumpun bangsa Indonesia
3. Sama termasuk wilayah Republik Indonesia
c. Evaluasi
1). Observasi
2). Tes esay
SENARAI PUSTAKA
Dikdasmen: 2004. Model Pengintegrasian Budi pekerti ke dalam Pendidikan Pancaila dan Kewarganegaraan untu Guru SMU/SMK/MA. Jakarta: Bagian Proyek Pendidikan IMPTAQ, Kewarganegaraan dan Budi Pekerti. Dirjen Dikdasmen
---------, 2004. Pedoman Khusus Kurikulum Muatan Lokal SMP/MTS; Jambi: Cv Giantira
Djahiri. Kosasih. 1986 VCT Games dalam pengajaran PMP : Bandung jurusan PPKn : IKIPBandung
Joyce, Bruce & Marsha Weil, 1999. Models of Teaching. Fifthy Ed. Boston Allyn & Bacon
Sutja, Akmal. 2007. Pendidikan Budi Pekerti. Jakarta. Intermitra
BAB III
MATERI DAN KUNCI KEGIATAN
B. GAMBARAN UMUM MATERI DAN PENDEKATAN
Dalam penerapan strategi bedah nilai, guru pendidikan budi pekerti hendaknya mamahami pendekatan yang digunakan serta nilai-nilai dan materi pelajaran yang mesti terkomunikasiakan dalam kegiatan belajar di kelas.
Untuk membantu guru dalam melaksanakan strategi bedah nilai ini, maka di bawah ini disajikan pendekatan dan kata-kata kunci dari topik sebagaimana yang disajikan dalam buku teks.
No Topik/ Materi Ceritera/Kasus Pendekatan
1 Pengendalian Diri Sepak bola antar kelas Penanaman Nilai
2 Adil Hadiah Cokelat Perk.Moral Kognitif
3 Menghormati diri & Orang Lain Memilih rumah kost Penanaman Nilai
4 BaikSangka Dipanggil Konselor Klarifikasi Nilai
5 Kebersamaan Gotong royong menyiapkan taman Penanaman Nilai
6 Patriotisme Kuis Siapa dia Klarifikasi Nilai
7 Tanggung Jawab Peserta didik Ibnu Kambing dan Orang gila Penanaman Nilai
9 Kejujuran Sepeda Santai Penanaman Nilai
10 Iman dan Taqwa Lalat Cerdas Penanaman Nilai
11 Disiplin Belajar Kelompok Sore Hari Pendk. Analisis
12 Percaya Diri Ujian Tanpa Pengawas Klarifikasi Nilai
13 Ramah dan Santun Kecipratan Pendk.Berbuat
14 Kasih Sayang Ivo Eva dan Kucing Klarifikasi Nilai
15 Tenggang Rasa Memilih Rumah Kost Klarifikasi Nilai
16 Hemat Uang Kaget Pendk.Berbuat
17 Cermat Pesta Berdarah Pendk.Berbuat
18 Keterbukaan Rapat Desa Pendk. Analisis
19 Prospektif Ayah Siapa Pendk. Analisis
20 Rasa Malu Acara Perpisahan Spetakuler Klarifikasi Nilai
21 Empati Camping Keluar Kota Pend Analisis
22 Bijaksana Utusan Lomba Baca Puisi Pendk Analisis
23 Rasa keterikatan Perahu Penyelamatan Penanaman Nilai
pada pendekatan ini antara lain: keteladanan, penguatan positif dan negatif, simulasi dan bermain peran.
6. Pendekatan Perkembangan Moral Kognitif
Pendekatan ini menekankan pada berbagai tingkatan dari pemikiran moral. Guru dapat mengarahkan peserta didik dalam menerapkan proses pemikiran moral melalui diskusi masalah moral sehingga peserta didik dapat membuat keputusan tentang pendapat moralnya. Mereka akan menggambarkan tingkat yang lebih tinggi dalam pemikiran moral, yaitu (1) takut hukuman, (2) melayani kehendak sendiri, (3) menuruti peranan yang diharapkan, (4) menuruti dan mentaati otoritas, (5) berbuat untuk kebaikan orang banyak, (6) bertindak sesuai dengan prinsip etika yang universal
Cara yang dapat digunakan dalam penerapan budi pekerti dengan pendekatan ini antara lain melakukan diskusi kelompok dengan topik dilema moral, baik yang faktual maupun yang abstrak (hipoteka)
7. Pendekatan Analisis
Pendekatan ini menekankan agar peserta didik dapat menggunakan kemampuan berfikir logis dan ilmiah dalam menganalisis masalah sosial yang berhubungan dengan nilai tertentu. Selain itu, peserta didik dalam menggunakan proses berfikir rasional dan analitik dapat menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai mereka sendiri. Cara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini antara lain, diskusi terarah yang menuntut argumentasi, penegasan bukti, penegasan prinsip, analisis terhadap kasus, debat dan penelitian.
8. Pendekatan Klarifikasi Nilai
Pendekatan ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
sumber http://harunnihaya.blogspot.com/view/classic
Terima kasih sangat membantu
BalasHapusTerima kasih.. Sangat membantu.,
BalasHapustrimksh Bnyak untuk materinya...sangat membantu km dalam kegiatan MOPDB..
BalasHapus