BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar merupakan aspek yang tidak dapat dipisahkan,dari diri manusia karena pada dasarnya intisari dari proses belajar mengajar adalah adanya interaksi antara Guru dengan siswa dalam belajar. Dengan demikian proses belajar merupakan aspek yang penting dalam kehidupan kita.
Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Abd. Rohman Sholeh:”Memberikan bantuan kepada manusia yang belum dewasa, supaya cakap menyelesaikan tugas kehidupannya yang diridhoi Allah Swt, sehingga terjalinlah kebahagiaan dunia dan akhirat atas kuasanya sendiri.[1]
Untuk mencapai tujuan tersebut sudah barang tentu perlu adanya sarana dan prasarana yang cukup, sehingga dapat menunjang kelancaran dalam proses belajar mengajar. Sala satu sarana yang harus ada adalah perpustakaan sekolah.
Melalui perpustakaan sekolah diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas membaca, dari berbagai informasi yang telah tersedia dalam perpustakaan, karena dampak dari pemanfaatan perpustakaan adalah menambah pengalaman dan memperoleh berbagai informasi yang lebih luas, baik yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari maupun yang erat kaitannya dengan pelajaran di sekolah.
Disamping itu, sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia dalam arti seluas-luasnya, perpustakaan hendaklah dapat dijadikan pusat sumber belajar mengajar, media komunikasi, dan sumber informasi. Oleh karena itu perpustakaan mempunyai hubungan yang erat dengan kaitannya melayani buku untuk siswa dan masyarakat sebagai pelengkap informasi pendidikan.
Mengingat pentingnya perpustakaan, maka dalam penelitian ini penulis membahas masalah Korelasi pemanfaatan perpustakaan terhadap prestasi belajar PAI. Menyadari hal ini sangatlah penting guna meningkatkan prestasi belajar PAI yang pada gilirannya dapat memicu siswa dalam mempelajari dan mendalami suatu ilmu pengetahuan. Untuk menjelaskan permasalahan ini penulis sajikan data hasil prasurvey perpustakaan SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur sebagai berikut:
- Perpustakaan SMA Negeri 1 Raman Utara menempati satu ruangan yang digolongkan ke dalam:
- Buku pelajaran Pendidikan Agama Islam sebanyak 125 Buku (buku pelajaran kelas X, XI, dan XII)
- Buku pelajaran selain Pendidikan Agama Islam sebanyak 180 Buku,
- Buku bacaan penunjang pelajaran berjumlah 85 Buku
- Pelayanan perpustakaan di SMA Negeri 1 Raman Utara adalah menggunakan sistem pelayanan terbuka, yaitu cara peminjaman koleksi perpustakaan dengan memberi kesempatan pengunjung untuk mengambil pustaka sendiri.
- Petugas di perpustakaan hanya 1 orang dan beliau merangkap jabatan sebagai staf tata usaha, jadi terkesan perpustakaan buka tutup. Kondisi di dalam perpustakaan antara ruang baca dan ruang buku belum ada sekatnya. Sedangkan kondisi siswa waktu berada di ruangan baca hanya membaca sekilas, dan ada juga yang meminjam buku.
- Perpustakaan buka setiap hari senin – sabtu mulai jam 07.30-13.00
- Siswa diperkenankan membaca buku di ruang baca dan siswa diperbolehkan meminjam koleksi buku yang ada di perpustakaan sampai 6 hari dan bisa diperpanjang selama 2 hari, dan apa bila siswa tersebut terlambat untuk mengembalikannya, maka siswa didenda Rp. 500 per buku.
Dari hal-hal tersebut di atas, maka pelayanan perpustakaan akan berjalan dengan baik apa bila antara petugas perpustakaan dengan pengguna perpustakaan sama-sama mengetahui peraturan atau tata cara yang telah ditetapkan oleh petugas perpustakaan dalam menggunakan fasilitas perpustakaan. Pelayanan perpustakaan selain dilakukan berupa peminjaman buku-buku dapat ditingkatkan dengan menyediakan ruang baca atau ruang belajar yang cukup luas, terang, tenang dan menyenamgkan.
Kemudian untuk mengetahui penggunaan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa, maka penulis melakukan pra survey ke sekolah tersebut dan penulis mendapat data tentang nilai prestasi belajar kelas XI dan dengan petugas perpustakaan, tentang pemanfaatan atau penggunaan perpustakaan serta prestasi yang didapat oleh para siswa tersebut. Berdasarkan daftar hadir pengunjung perpustakaan dan dari leger tesebut, maka diperoleh data seperti tabel berikut
Tabel 1
Keadaan Pemanfaatan Perpustakaan dan Prestasi Belajar PAI siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur tahun Pelajaran 2009/2010
No | Nama Siswa | Kelas | Kunjungn Frekuensi | Pemanfaatan Pengunaan Perpustakaan | Prestasi | Ket |
1 2 3 4 5 6 7 8 9 | Abd. k Agst Amri H.s Dh Nrh Nga Ny Swr | XI.A XI.A XI.A XI.B XI.B XI.B XI.C XI.C XI.C | 10 29 6 35 16 13 19 30 28 | Rendah Tinggi Rendah Tinggi Sedang Rendah Sedang Tinggi Tinggi | 70 80 80 70 50 60 80 80 70 | Lbh dr ckp Baik Baik Lbh dr ckp Tidak ckp Cukup Baik Baik Lbh dr ckp |
Sumber: Buku leger dan daftar hadir kunjungan perpustakaan dalam 1 semester SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.
Dari tabel di atas, kriteria tinggi berkunjung yaitu 27-40 kali, sedang 14-26, dan Rendah 1-13 kali. Ternyata nilai pelajaran bervariasi, dimana 2 orang pengguna perpustakaannya Tinggi, dan prestasinya baik, 2 orang pengguna perpustakaannya Tinggi, prestasinya lebih dari cukup, 1 orang pengguna perpustakaannya sedang prestasinya baik, 1 orang penggunaan perpustakaan Rendah, prestasinya lebih dari cukup, 1 orang pengguna perpustakaannya Rendah, prestasinya cukup, dan 1 penggunanan perpustakaan sedang, prestasinya kurang.
Dari hasil prasurvey tersebut penulis menemukan adanya kesenjangan hasil prestasi belajar siswa dimana sebagian siswa dengan penggunaan perpustakaan Tinggi, memperoleh prestasi baik, tetapi sebagian siswa dengan penggunaan perpustakaan Rendah tetapi prestasinya baik dan ada yang cukup. Dengan adanya kesenjangan itu penulis tertarik untuk meneliti judul tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal tersebut di atas, yang tercantum dalam latar belakang masalah maka penulis dapat mengidentifikasi permasalahan yang ada yaitu adanya kesenjangan antara teori dan praktek mengenai penggunaan perpustakaan dilihat dari hasil belajar siswa tersebut:
1. Siswa kurang mengerti arti penting tentang perpustakaan sehingga masih ada siswa yang berprestasi sedang.
2. Belum adanya petugas khusus yang menangani perpustakaan
3. Siswa kurang mengerti arti pentingnya pemanfaatan perpustakaan dalam rangka peningkatan hasil belajar
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan meluasnya masalah yang akan di teliti perlu di tentukan batasan atau ruang lingkup permasalahan yang akan di teliti.Adapun pembatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Pemanfaatan perpustakaan yang di maksud dalam penelitian ini adalah, siswa yang berkunjung ke perpustakaan, meminjam buku, belajar di ruang perpustakaan, menyelesaikan tugas sekolah.
2. Prestasi belajar siswa hanya satu mata pelajaran saja yaitu mata pelajaran fiqh
3. frekuensi berkunjung ke perpustakaan selama 1 semester
4. Obyek dalam penelitian ini adalah para siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.
5. Tempat penelitiannya adalah di SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dirumuskan sebagai berikut: ”Apakah ada hubungan antara Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Prestasi Belajar PAI siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran 2009/2010”.
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Peneliti
Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa suatu reseach pada umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan.[2]
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui:
a. Untuk mengetahui keadaan siswa dalam memanfaatan perpustakaan sekolah tersebut.
b. Ingin mengetahui Keadaan prestasi belajar PAI siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara.
c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar PAI siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi yang berguna yaitu:
a. Secara teoritis, penelitian ini berguna sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang telah penulis dapatkan dari bangku kuliah..
b. Secara praktis, untuk memberikan gambaran kepada siswa khususnya siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara tentang pencapaian prestasi hasil belajar secara maksimal karena dengan prestasinya kecerdasan, kemampuan siswa dapat lebih ditingkatkan
[1] Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2001, h. 110
[2] Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach,Andi Offset,Yogyakarta,1985, h.3
BAB II
LANDASAN TEORITIK
A. Deskripsi Teori
1. Perpustakaan Sekolah
a. Pengertian perpustakaan
Bagi banyak orang bila mendengar perpustakaan,maka dalam benak mereka akan tergambar sebuah gedung atau ruangan yang di penuhi rak buku. Anggapan demikian tidaklah selalu salah karena bila di kaji lebih lanjut, kata dasar perpustakaan ialah” pustaka”.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, pustaka artinya kitab buku. Dalam Bahasa Inggris pembaca mengenal istilah library. Istilah ini berasal dari kata latin liber atau libri yang artinya buku”.[1]
Webster’s Third Edition International Dictionary Edisi 1961 menyatakan bahwa “Perpustakaan merupakan kumpulan buku,manuskrip,dan bahan pustaka lainya yang di gunakan untuk keperluan studi atau bacaan,kenyamanan atau kesenangan”.[2]
Perpustakaan adalah institusi yang mengumpulkan pengetahuan tercetak dan terekam,mengelolanya dengan cara khusus guna memenuhi kebutuhan intelektualitas para penggunanya melelui beragam cara interaksi pengetahuan.[3]
Dari penjelasan di atas maka penulis simpulkan bahwasannya perpustakaan adalah sebuah ruangan, bagian sebuah gedung, ataupun gedung itu sendiri yang di gunakan untuk menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya di simpan menurut tata susunan tertentu untuk di gunakan pembaca.
b. Pengertian Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang di selenggarakan di lingkungan sekolah sebagai penunjang proses belajar mengajar di sekolah.[4]
Sedangkan menurut B. Suryosubroto ”perpustakaan sekolah adalah suatu unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang di kelolah dan di atur secara sistematis dengan cara tertentu untuk di gunakan oleh siswa dan guru sebagai sumber informasi, dalam rangka menunjang program belajar mengajar di sekolah”.[5]
Menurut Stephen A.Romine yang di kutip oleh Soejono Trimo, perpustakaan sekolah adalah”Suatu unit pelayanan di sekolah yang bersangkutan dan kehadirannya hanya dapat di benarkan sejauh ia mampu membantu pencapaian tujuan dari sekolah itu”.[6]
Ada pula yang berpendapat, pengertian perpustakaan sekolah merupakan alat kelengkapan yang langsung berhubungan dengan mutu pendidikan dalam rangka tujuanya, karena mempengaruhi efesiensi proses belajar mengajar[7].
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwasannya perpustakaan sekolah adalah sebagai unit kerja yang di kelolah oleh sekolah dan menyimpan berbagai koleksi bahan pustaka dengan cara sistematis, sejauh keberadaanya membantu tercapain pengembangan dan tujuan-tujuan pendidikan dari sekolah tersebut, dan membantu meningkatkan prestasi belajar siswa.
Melihat teori diatas maka sangatlah penting sekali keberadaan perpustakaan sekolah dalam rangka penambahan ilmu bagi penggunanya dan dapat juga menunjang siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga tercapailah tujuan dari pendidikan itu.
c. Tujuan Perpustakaan
Adapun tujuan dari pembentukan perpustakaan adalah:
1. Mengembangkan sistem,sarana dan prasarana belajar sepanjang hayat, penelitian dan pengkajian,rekreasi serta hiburan bagi seluruh warga masyarakat untuk mewujudkan sala satu tujuan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Mengembangkan sistem,sarana dan prasarana pusat informasi ilmu pengetahuan, tehnologi, seni,dan kebudayaan untuk memenuhi kebutuhan dan hak asasi warga masyarakat akan informasi ilmu pengetahuan, tehnologi, seni, dan kebudayaan.
3. Menyediakan wadah bagi pelestarian hasil budaya bangsa, baik berupa karya cetak, maupun karya rekam, melalui program wajib serah simpan karya cetak dan karya rekam sesuai dengan undang-undang serah simpan karya cetak dan rekam[8].
Selain itu juga ada yang berpendapat bahwasanya orang masuk ke perpustakaan bertujuan untuk:
1. Dapat mengikuti peristiwa dan perkembangan dunia terahir melalui berbagi sumber bacaan.
2. Secara tidak langsung mendapat pengajaran dan pendidikan,cara belajar itu di sebut belajar sendiri,terutama bagi mereka yang tidak sedang duduk di bangku sekolah atau kuliahan.sebaiknya bagi yang sedang mengikuti pendidikan formal,belajar di perpustakaan merupakan sala satu cara untuk menambah dan meningkatkan ilmu pengetahuan,dengan begitu di harapkan mampu menyelesaikan pendidikanya tepat pada waktunya dan memperoleh hasil yang maksimum,memuaskan.
3. Selain dapat memupuk kemampuan dan kepercayaan diri sendiri setelah menguasai banyak informasi dan ilmu,seseorang yang rajin keperpustakaan akan memperoleh kenikmatan dan kepuasan,karena kebutuhan jiwanya dapat di isi dengan apa yang iya senangi.[9]
Sedangkan menurut Soeatminah yang di kutip oleh B.Suryosubroto bahwa tujuan di selenggarakan perpustakaan sekolah adalah:
1) Meningkatkan kemampuan berfikir dan menanamkan ke biasaan belajar sendiri sesuai dengan bakat dan perkembangan.
2) Memupuk saling pengertian antara anak didik dan kebiasaan menghargai prestasi ilmuan yang di peroleh seseorang dari kegiatan mencari sendiri melalui membaca buku.[10]
Dari pendapat-pendapat di atas penulis dapat simpulkan, bahwasanya tujuan dari perpustakaan sekolah adalah membantu masyarakat dengan memberikan ilmu pengetahuan dan layanan, bagi mereka yang tidak duduk di bangku sekolah, dan meningkatkan bakat, dan menanamkan pengetahuan yang terpadu dan menghargai prestasi keilmuan melalui membaca buku di perpustakaan sekolah sedangkan mereka yang duduk di bangku sekolah dapat mempercepat menyelesaikan pendidikanya dengan tepat waktu, dan hasil yang memuaskan.
d. Peran dan Fungsi Perpustakaan
1) Fungsi Perpustakaan.
Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar, maka perpustakaan merupakan sala satu dari berbagai macam sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah sehingga Fungsi dari perpustakaan berbeda-beda sesuai dengan bentuk dan tingkatanya, namun hakikatnya sama-sama memberikan bantuan dalam hal informasi ilmu pengetahuan kepada pemakai jasa perpustakaan atau pengunjung perpustakaan tersebut. Fungsi perpustakaan secara umum adalah sebagai berikut:
- Fungsi informasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak,terekam maupun koleksi lainya agar pengguna perpustakaan dapat,mengambil berbagai ide dari buku yang di tulis oleh para ahli dari berbagai bidang ilmu.
- Fungsi pendidikan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak,terekam maupun koleksi lainya sebagai sarana untuk menerapkan tujuan pendidikan.
- Fungsi kebudayaan
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak,terekam maupun koleksi lainya agar pengguna perpustakaan dapat dapat di manfaatkan oleh pengguna untuk membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan yang merupakan sala satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni.
- Fungsi rekreasi
Perpustakaan menyediakan berbagai informasi yang meliputi bahan tercetak,terekam maupun koleksi lainya untuk menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani,menujang berbagai kegiatan kreatifitas serta hiburan yang positif.
- Fungsi penelitian
Sebagai fungsi penelitian perpustakaan menyediakan berbagai informasi untuk menunjang kegiatan penelitian.informasi yang di sajikan meliputi berbagai jenis dan bentuk informasi
- Fungsi deposit
Sebagi fungsi deposit perpustakaan berkewajiban menyimpan dan melestarikan semua karya cetak dan karya rekam yang di terbitkan di wilayah indonesia. Perpustakaan yang menjalankan fungsi ini adalah perpustakaan nasional[11]
Selain itu juga ada yang berpendapat bahwasannya fungsi perpustakaan adalah:
” Mengembangkan keterpaduan pengelolaan dan pendaya gunaan berbagai jenis perpustakaan di seluruh wilayah negara kesatuan RI,demi pemanfaatan secara maksimal koleksi bahan perpustakaan atau sumber-sumber informasi ilmu pengetahuan,tehnologi,dan seni dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan mengembangkan sistem akses dan layanan yang bersifat demokratis untuk mendukung proses pembelajaran sepanjang hayat,memperluas cakrawala pengetahuan,meningkatkan akhlak mulia,melestarikan warisan budaya tulis,serta pengembangan sikap dan perilaku berbagai pengetahuan dan pengalaman untuk mengangkat beban nasional secara bersama-sama”.[12]
Dengan demikian penulis simpulkan bahwasanya fungsi dari perpustakaan adalah untuk menyediakan berbagai macam informasi dan koleksi yang berupa buku-buku dan sarana yang lain, yang dapat di gunakan untuk meningkatkan tambahan ilmu yang di dapat dari berkunjung dan memenfaatkan koleksi pustaka yang ada di perpustakaan, dan selain itu juga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sehingga tujuan dari pembelajaran tercapai dengan baik sebagai mana yang di harapkan oleh bangsa dan negara kita.
2) Peran Perpustakaan
Dalam proses pendidikan di sekolah, perpustakaan berperan sebagi ”instalasi atau sebagi sarana pendidikan yang bersifat tehnis edukatif, bersama-sama dengan unsur – unsur pendidikan lainnya ikut menentukan terjadinya proses pendidikan”[13]
Selain itu juga peran perpustakaan tersirat dalam surat Al-’AlaQ ayat 1-5, Yang berbunyi:
ù&tø%$# ÉOó$$Î/ y7În/u Ï%©!$# t,n=y{ ÇÊÈ t,n=y{ z`»|¡SM}$# ô`ÏB @,n=tã ÇËÈ ù&tø%$# y7/uur ãPtø.F{$# ÇÌÈ Ï%©!$# zO¯=tæ ÉOn=s)ø9$$Î/ ÇÍÈ zO¯=tæ z`»|¡SM}$# $tB óOs9 ÷Ls>÷èt ÇÎÈ
Artinya :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.(Al-AlaQ ayat 1-5)”.[14]
Melihat ayat tersebut,ada kata ”Bacalah” berarti dengan kita membaca kita akan mendapat ilmu pengetahuan dan dengana ilmu kita bisa memperoleh apa yang kita inginkan,dan dapat bermanfaat bagi kita sendiri maupun bangsa kita.
Dengan demikian tujuan perpustakaan yaitu untuk kemajuan orang, sala satunya dengan melakukan berkunjung ke perpustakaan yaitu dengan meminjam buku,membaca buku, karena dengan kita membaca,meminjam maka kita akan banyak mendapat informasi, sebagai mana di jelaskan di atas.
Dari pendapat di atas maka dapat di ambil kesimpulan bahwa fungsi dan peran perpustakaan baik dalam dunia pendidikan pemerintah, kebudayaan dan pembangunan bangsa mempunyai andil yang besar. Dalam pendidikan fungsi dan perannya adalah sebagi sumber informasi ilmu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya di sekolah. Dan peran perpustakaan adalah sebagai sumber kegiatan proses belajar mengajar.
e. Kualitas Pemanfaatan Pepustakaan.
Sedangkan untuk mengetahui kualitas pemanfaatan perpustakaan sekolah tidak terlepas dari peran perpustakaan itu sendiri.jadi kualitas penggunaan perpustakaan di lihat dari kunjungan dan penggunaan perpustakaan itu.
Menurut soejonotrimo, bahwa ada beberapa motifasi orang mau berkunjung keperpustakaan, yaitu:
1) Meminjam buku
2) Hanya untuk belajar di ruangan belajar atau baca buku.
3) Untuk berdiskusi atau menyelesaikan tugas sekolah atau perkuliahan.
4) Mencari informasi untuk menyelesaikan tugas,atau penelitian.
5) Untuk beristirahat,bertemu temen,atau sekedar lihat-lihat”. [15]
Teori di atas bisa di tarik kesimpulan bahwa kualitas pemanfaatan perpustakaan terdiri dari kunjungan,jumlah buku yang di baca,pemanfaatan buku yang di pinjam,serta bisa menyelesaikan tugas dan bahan diskusi.
Sebuah perpustakaan mempunyai ciri-ciri dan persyaratan tertentu seperti (1).adanya ruang atau gedung (2)adanya koleksi bahan pustaka dan sumber informasi(3)adanya petugas yang menyelenggarakan dan melayani pemakai(4) adanya masyarakat pembaca(5)adanya sarana dan prasarana yang di perlukan.
Dengan demikian di katakan perpustakaan bila adanya syarat-syarat atau ciri-ciri yang telah di kemukakan di atas.jadi manfaat perpustakaan bagi siswa adalah bisa lebih santai dalam belajar dan tidak di batasi oleh ruang dan waktu,sehingga siswa lebih bisa konsentrasi dalam belajar atau membaca dan mampu meningkatkan prestasi belajar
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
1) Pengertian Prestasi
Prestasi belajar menurut WS, Winkel adalah merupakan bukti usaha-usaha yang dicapai.”[16] Dalam pengertian yang lain, Prestasi adalah hasil yang telah di capai, di lakukan,di kerjakan dan sebagainya.[17]
Dari pendapat tersebut di atas, maka dapat diuraikan bahwa prestasi belajar merupakan hasil atau bukti usaha yang dapat dicapai oleh seseorang setelah mengikuti proses belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Dengan demikian prestasi belajar merupakan bukti dari adanya usaha belajar yang dilakukan oleh seseorang.
Masih mengenai prestasi Suharsimi Arikunto mengemukakan prestasi belajar atau prestasi standar untuk siswa dimaksudkan sebagai suatu kemampuan yang dimiliki bagi program tertentu.[18]
Jadi dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan siswa yang didapat dari penguasaan materi pelajaran tertentu.
2) Pengertian Belajar
Menurut Nana Sudjana ”pengertian belajar adalah merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan yang ada pada diri seseorang, perubahan sebagai hal dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar”.[19]
Kemudian menurut A.Suryadi berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses yang rumit yang menimbulkan kesulitan bagi orang muda maupun orang dewasa.[20]
Hintzman ”Berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia dan hewan, di sebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”.[21]
Wittig” Berpendapat bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman”.[22]
Dari pendapat di atas dapat dipahami bahwa belajar itu suatu proses perubahan kepribadian seseorang. Perubahan tersebut hasil dari beberapa usaha seseorang yang penuh dengan tantangan, karena dalam mencapai tujuan belajar tersebut memerlukan beberapa syarat yang berupa sikap dan tingkah laku yang positif, pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya.
Jadi yang di maksud dengan prestasi belajar di sini adalah merupakan suatu bukti usaha-usaha yang dicapai siswa tentunya melalui proses yang rumit dan menimbulkan kesulitan dan dengan di iringi perubahan-perubahan yang nantinya dapat meningkatkan hasil prestasi belajar.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Dalam suatu kegiatan apapun tentu ada faktor yang mempengaruhi baik faktor yang menunjang maupun faktor yang menghambat. Demikian juga dalam pendidikan ada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut:
1) Faktor internal yitu faktor dari dalam manusia itu sendiri yaitu:
a. Fisiologis seperti karena sakit, kurang sehat, karena cacat tubuh.
b. Psikologis seperti: intelejensi, bakat, minat, motifasi, faktor kesehatan mental dan tipe-tipe khusus seorang pelajar.
2) Faktor eksternal yaitu faktor dari luar manusia yaitu:
a) Faktor keluarga meliputi:
- Faktor keluarga meliputi: cara mendidik, hubungan orangtua, dengan anak dan bimbigan dari orangtua.
- Suasana rumah dan keluarga meliputi: selalu menyenangkan tenteram damai harmonis, walau terkadang terlihat gaduh dan ramai.
- Keadaan ekonomi keluarga meliputi: keadaan ekonomi, yang kurang atau miskin dan keadaan ekonomi yang berlebihan.
b) Faktor sekolah meliputi: Guru,kondisi gedung, kurikulum, waktu sekolah dan disipilin kurang.
c) Faktor mas media dan lingkungan sosial meliputi:
- Faktor mas media meliputi: Surat kabar majalah dan buku.
- Faktor sosial meliputi: Teman bergaul, lingkungan keluarga, aktifitas, dan masyarakat.[23]
Dari beberapa faktor di atas ternyata perpustakaan juga mempengaruhi prestasi belajar siswa dalam meningkatkan kualitas anak dalam belajar,apa lagi kita tau bahwasanya anak terkadang untuk belajar di sekolah kurang serius,dan terkesan malas.
Kemudian Muhammad Ali mengemukakan bahwa faktor-faktor yang dapat menjadi faktor penunjang prestasi belajar adalah sebagai berikut:
1. Kesiapan.
2. Minat dan konsentrasi dalam belajar.
3. Keteraturan waktu dan disiplin dalam belajar.[24]
Kesiapan siswa dalam belajar sangat mempengaruhi prestasi belajar mereka. Jika siswanya dalam kondisi yang tidak siap untuk belajar maka materi yang disampaikan oleh seorang guru tidak akan di terima dengan baik. Dan bila kondisi ini berlangsung secara terus menerus maka akan berdampak buruk bagi prestasi belajarnya siswa tersebut. Maka dari itu kondisi anak didik harus benar-benar siap untuk menerima materi pelajaran yang di sampaikan.
Faktor yang kedua yaitu minat dan konsentarasi dalam belajar. Siswa yang minat belajarnya tinggi dan bersungguh-sungguh serta konsentrasi yang bagus, biasanya prestasi belajar mereka jauh lebih tinggi di bandingkan dengan yang minat belajarnya rendah.
Keteraturan waktu dan disiplin dalam belajar tentu berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Disiplin dalam belajar dapat di lihat dari waktu yang di gunakan oleh siswa dalam belajar. Berapa lama waktu yang digunakan dalam belajar dan tingkat kedisiplinannya. Jika disiplin dalam belajar maka akan berdampak baik pada prestasinya.
Abu Ahmadi dalam bukunya psikologi belajar mengemukaan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar di bagi menjadi 3 macam yaitu:
a. Faktor stimulus belajar.
b. Faktor metode belajar.
c. Faktor individual.”[25]
Faktor stimulus dalam belajar yakni segala hal di luar individu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam belajar mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan ekternal lingkungan yang harus di terima, di pelajari oleh siswa.
Faktor metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang di gunakan oleh siswa, dengan kata lain metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi bagi proses belajar.
Selain faktor stimulus dan metode belajar yang selanjutnya adalah faktor individual yang sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar. Faktor individual meliputi hal-hal sebagai berikut yaitu kematangan, faktor usia, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya,dan kapasitas mental.
Untuk mengetahi perestasi belajar diperlukan pengelompokkan hasil test yang terus di evaluasi dalam proses perjalanan mereka. Menurut Dede Rosyada Evaluasi terdiri atas:
” Tes formatif adalah tes yang di berikan guru kepada siswa-siswa dalam proses pelajaran. Dan di selenggarakan untuk memonitor proses pembelajaran apakah proses pembelajaran tersebut berjalan sesuai dengan rencana atau tidak. Fungsi tes formatif adalah memberikan feed beek kepada guru dan siswa tentang proses pembelajaran yang sedang berjalan, sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memodifikasi strategi materi dan alat-alat yang di gunakan dalam belajar dengan baik. Tes sumatif di selenggarakan guru sebagai tes formal untuk beberapa unit pelajaran atau bahkan sebagai tes akhir yang di selenggarakan guru atau sekolah untuk menentukan tingkat pencapaian siswa dari sebuah segmen pembelajaran.[26]
Berdasarkan pendapat diatas dapat dipahami bahwa untuk mengetahui prestasi belajar dengan menggunakan tehnik Evaluasi yang dapat di kelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Tes formatif yaitu tes atau Evaluasi yang di lakukan untuk setiap selesai materi pelajaran.
2. Tes sumatif yaitu adalah tes atau atau Evaluasi yang dilaksanakan setelah menyelesaikan beberapa unit pelajaran bahkan sebagai tes terakhir.
c. Kriteria yang dapat mengukur prestasi belajar PAI siswa yaitu.
80 | BAIK |
70 | LEBIH DARI BAIK |
60 | CUKUP |
50 | TIDAK CUKUP |
40 | KURANG |
3. Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Dengan Prestasi Belajar siswa.
Peran perpustakaan di sekolah tidak lepas dengan kemajuan belajar siswa,serta kualitas dari lembaga pendidikan itu sendiri, karena semua materi pelajaran yang di berikan oleh guru dalam proses belajar mengajar tidak semuanya bisa tercerna oleh siswa krena terbatasnya waktu yang di sediakan untuk bertatap muka.
Oleh karena itu perpustakaan sala satu yang menjadi tempat belajar setelah guru. Dengan demikian jelas sekali bahwa aktifitas dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa itu ada hubungan yang sangat erat sekali.
Hal ini di jelaskan oleh C.larasati Milbuga” perpustakaan sekolah diadakan bukan sekedar memenuhi selera para siswa untuk membaca buku-buku pelipur lara belaka. Perpustakaan di harapkan membantu para siswa mengasah otak, memperluas dan memperdalam pengetahuan, melahirkan kreatifitas, serta membantu kegiatan baik yang kurikuler maupun yang ekstra kurikuler”[27]
Berdasarkan pendapat di atas, maka perpustakaan sekolah itu merupakan sarana informasi tambahan bagi siswa yang ingin mengembangkan keluasan dalam berfikir, karena informasi yang ada di perpustakaan tidak semuanya di sajikan oleh guru bidang studi.
Kemudian untuk memperoleh hasil prestasi belajar perlu adanya Aktivitas siswa itu sendiri dalam kegiatan proses belajar mengajar sesuai dengan pendapat A.Surjadi, sebagai berikut:
”Dewasa ini tumbuh kesadaran yang makin kuat di kalangan dunia pendidikan bahwa proses belajar mengajar itu akan lebih efektif apabila siswa aktif berpartisipasi dalam proses membaca. Dengan berpartisipasi siswa akan mengalami, menghayati dan menarik pelajaran dari pengalaman itu, sehingga hasil belajar akan merupakan bagian dari dirinya, baik perasaanya, pengalaman dan lainnya. Hasil belajar yang demikian akan lebih lestari, disamping itu tentu saja kreatifitas siswa di bina”[28]
Dari pendapat di atas,maka dapat di ambil pengertian bahwa untuk meningkatkan prestasi belajar atau hasil belajar yaitu perlu adanya peran aktif dan kreatifitas siswa itu sendiri dalam proses belajar termasuk di dalamnya adalah diskusi kelompok, sehingga semua informasi yang di peroleh lewat membaca dapat di diskusikan bersama dengan teman lainya.
Selanjutnya, hubungan antara kegiatan membaca buku dengan prestasi belajar di jelaskan oleh, C. Larasati Mibulga sebagi berikut:
”Membaca adalah cara untuk mendapatkan ilmu pengetahuan penunjang yang dapat meningkatkan dan memperkembangkan ilmu yang telah di milikinya, kemungkinan lain adalah untuk memperolehilmu pengetahuan yang baru, maka dengan membaca seseorang akan mendapatkan pendidikan dan pelajaran lagi, meski secara tidak langsung”[29]
Dengan melihat pendapat di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa dengan membaca maka akan memperluas pandangan dan ilmu pengetahuan. Di mana ilmu pengetahuan tersebut akan selalu berguna untuk mencapai tujuan belajar yang di harapkan, yaitu mencapai tujuan memperoleh prestasi belajar yang baik sesuai dengan tujuan dari lembaga pendidikan tersebut.
B. Kerangka Pikir dan Paradigma
1. Kerangka Pikir
Menurut Suharsimi Arikunto kerangka pikir adalah suatu gagasan yang tentang letak persoalan atau masalahnya dalam hubungan yang lebih luas. Dalam hal ini penulis harus dapat memberikan sederetan asumsi yang kuat tentang kedudukan permasalahannya.[30]
Dari hal tersebut berarti kerangka pikir merupakan sistematika berpikir, sehingga permasalahan yang akan diteliti menjadi mudah dipahami dan dipecahkan. Maka rumusan kerangka pikir dalam penelitian ini adalah ”semakin sering siswa berkunjung ke perpustakaan, semakin tinggi prestasi belajar siswa, sedangkan semakin tidak pernah berkunjung ke perpustakaan, semakin rendah prestasi belajar siswa”.
2. Paradigma
Menurut Kartini Kartono paradigma adalah suatu cara pandang atau sudut pandang yang digunakan oleh seseorang atau sekelompok orang untuk mengatasi suatu gejala sehingga berdasarkan paradigma tersebut seseorang atau sekelompok orang dapat mengamati gejala yang bersangkutan.[31]
Berdasarkan pernyataan tersebut di atas penulis kemuakan kerangka pikir penelitian ini dalam paradigma sebagai berikut:
Paradigma
Kualitas pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar PAI
| |||||||||
| |||||||||
|
|
| |||||
C. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto, dari arti katanya hipotesis memang berasal dari dua penggalan kata yaitu: ”hypo” yang artinya dibawa dan ”thesa” yang artinya kebenaran.[32] Lebih lanjut yaitu Riyanto menjelaskan ”hipotesis” merupakan jawaban yang sifatnya sementara terhadap permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Hipotesis belum tentu benar tidaknya suatu hipotesis tergantung hasil pengujian dari data empiris.[33]
Dengan demikian yang dimaksud hipotesis adalah suatu jawabab sementara terhadap masalah-masalah yang diteliti dimana kebenarannya masih diuji. Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir di atas dapat penulis simpulkan hipotesis dalam penelitian ini adalah ”Ada hubungan yang signifikan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar PAI siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur”.
[1] Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan, PT.Gramedia Pustaka utama, Jakarta, 1993, h.4
[2] Ibid, h.5
[3] http://id.wikisource.org/wiki/undang-undang Tentang Perpustakaan
[5] B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah , Rineka Cipta, Jakarta, 1997, h.205
[6] Soejono Trimo, Pengadaan dan Pemilihan Bahan Pustaka, Angkasa, Bandung, 1985, h.7
[7] Hadari Nawawi, Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas, Gunung Agung, Jakarta, 1985, h.9
[8] http://id.wikisource.org/wiki/undang-undang Tentang Perpustakaan
[9] Sutarno Ns, Perpustakaan dan Masyarakat, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2003, h.26
[10] B.suryosubroto,loc.cit
[11] Darmono,Menejemen dan Data Kerja Perpustakaan Sekolah, PT.Grasindo, Jakarta, hh. 3-4
[12] http://id.wikisource.org/wiki/undang-undang Tentang Perpustakaan
[13] Suryosubroto, op.cit, h. 206
[14] Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah,Diponegoro, Bandung,2005, h.597
[15] Suryosubroto,op.cit, h. 78
[16] Ws. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia,Jakarta,1986,h.16
[17] Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahsa Indonesia, Amelia, Surabaya, 2005, h. 263
[18] Suharsimi Arikunto, Evaluasi Pendidikan, Gramedia, Jakarta,1984, h.20
[19] Nana Sudjana, Cara Belajar Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru,Bandung, 1989, h. 5
[20] A. Suryadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bina Cipta, Bandung, 1983, h. 1
[21] Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004,h.64
[22] Ibid. h.66
[24] Muhammad Ali, Bimbingan Belajar, Sinar Baru, Bandung, 1985, h. 15
[25] Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Op cit. h. 139
[26] Dede Rosyada. Paradigma Pendidikan Demokratis. Persada Media. Jakarta. 2004. h 193
[27] Larasati Mibulga dkk, Membina Perpustakaan Sekolah, Kanisius, Yogyakarta, 1991, h.61
[28] A.Suryadi, Membuat Siswa Aktif Belajar, Bina Cipta, Bandung, 1983, h.9
[29] C. Larasati Mibulga, op.cit, h. 19
[30]Suharisimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, CV.Rineka Cipta, Jakarta,1998, h. 60
[31] Kartini Kartono, Metodologi Penelitian, Bina Aksara, Jakarta, 1985, h. 53
[32] Suharsimi Arkunto, Op Cit., h. 68
[33] Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, SIC, Surabaya, 2001, h.16
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memilih jenis penelitian yang bersifat deskriptif kuantitatif, yang mempunyai tujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai pemanfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.
Sedangkan penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dan. Penelitian korelatif menurut Suharsimi Arikunto adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apa bila ada seberapa erat hubungan tersebut serta berarti atau tidaknya hubungan itu[1]
Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa penelitian yang penulis lakukan adalah Deskriptif berbentuk korelatif, artinya hubungan antara pemenfaatan perpustakaan sekolah dengan prestasi belajar PAI siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur dengan menggunakan data- data yang ada.
B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Pengertian populasi menurut Suharsimi Arikunto adalah “keseluruhan objek penelitian”.[2] Pendapat lain mengemukakan populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel.[3]
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka yangdimaksud dengan populasi adalah keseluruhan objek yang ada dalam ruang lingkup penelitian.
Dalam penelitian ini yang akan menjadi populasinya adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara Lampung Timur yang berjumlah 125 siswa.
2. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa, “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.[4] Sedangkan pendapat lain mengyatakan bahwa sampel adalah “sebagian dari seluruh populasi yang menjadi objek penelitian’.[5]
Berdasarkan pendapat tersebut di atas, penulis dapat menyimpulkan sampel adalah bagian dari populasi yang diselidiki dan samel tersebut dapat dijadikan contoh dari popu;lasi yang sebenarnya.
Untuk menemukan cara pengambilan sampel penulis berpedoman pada pendapat dari Suharsimi Arikunto adalah: “Untuk sekedar ancer-ancer apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10 – 15% atau 20 – 25% atau lebih”.[6]
Karena subjek penelitian ini lebih dari 100 maka penelitian ini bukan epenelitian populasi dan di sini penulis mengambil 25% dari 125 yaitu 31 siswa dengan rincian sebagai berikut:
25%
Siswa kelas XI 125 x
100
Jumlah= 31 siswa
Sedangkan teknik sampling cara yang digunakan untuk mengambil sampel.[7] S. Nasution dalam bukunya menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sampling adalah memilih sujumlah tertentu dari keseluruhan populasi.[8] Dengan demikian, dapat dipahami bahwa teknik sampling merupakan proses pemilihan sampel dari suatu populasi penelitian dalam teknik sampling terdapat dua teknik yaitu random sampling dan teknik non random sampling.
Teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel secara acak, sedangkan teknik non random sampling adalah teknik pengambilan sampling yang bersifat tidak acak di mana sampel dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu.[9]
Dari kedua jenis teknik sampling tersebut dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah teknik random sampling. Teknik random sampling adalah pengambilan sampel secara rata atau tanpa pandang bulu.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi oprasional variabel adalah definisi yang di dasarkan atas sifat-sifat hal yang di definisikan yang dapat di amati atau observasi serta dapat di ukur [10]
Suharsimi arikunto menyebut definisi oprasional variabel dengan istilah indikator variabel atau kategorisasi yaitu suatu proses memecah-mecah variabel menjadi sub-sub variabel atau kategori data yang harus di kumpulkan oleh peneliti.[11]
Dari pendapat para ahli di atas, penulis simpulkan bahwa, yang di maksud dengan definisi oprasionsl variabel dalam kriteria indikator, ciri- ciri dari sebuah variabel yang dapat di ukur.
Definisi oprasional variabel merupakan petunjuk bagimana caranya mengukur sebuah variabel. Oleh karena itu merumuskan definisi oprasional variabel pada suatu variabel di pandang sangat perlu, sebuah definisi oprasional variabel akan menujukan alat pengumpul data yang tepat untuk di gunakan.
Berdasarkan uraian di atas, maka definisi oprasional variabel atau indikator dari variabel yang menjadi objek penelitian ini adalah
1. Pemanfaatan Perpustakaan sekolah sebagai variabel bebas dengan indikator
a. Sering tidaknya siswa berkunjung ke perpustakaan
b. Meminjam buku perpustakaan
c. Belajar di ruang baca perpustakaan
d. Mencari informasi untuk menyelesaikan tugas skolah dan
e. Jumlah buku yang di ba ca
f. Jenis buku yang di baca
Untuk mengukur indikator-indikator yang terdapat dalam variabel bebas ini,yaitu menggunakan metode pengumpulan data berupa angket,yang nantinya akan di berikan kepada para siswa,di khususkan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara.
2. Prestasi belajar sebagai variabel terikat dengan indikator, Prestasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang di peroleh dari siswa yang berbentuk Angka-angka pada nilai semesteran dan nilai raport siswa, namun hanya satu mata pelajaran yaitu PAI.
D. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data di lapangan maka dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu:
a. Metode Angket
Angket atau kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden. Yatim Riyanto mendefinisikan”Angket adalah alat untuk mengumpulkan data yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada responden untuk dijawab secara tertulis”.[12]
Jadi dalam penelitian ini angket digunakan untuk meneliti responden khususnya untuk mengetahui bagaimana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat yaitu pemanfaatan perpustakaan sekolah. Adapun jenis angket yang digunakan adalah angket langsung. Sedangkan sistem pembuatan kuesioner penulis menggunakan angket tertutup berbentuk multiple choice, dimana responden cukup memberikan tanda silang (x) pada salah satu alternatif jawaban yang ada.
Jika responden memilih jawaban yang baik di beri skor 3, jika responden memilih jawaban yang sedang di beri skor 2, dan jika responden memilih jawaban yang kurang maka di beri skor 1
b. Metode Dokumentasi
Menurut Yatim Ryanto, metode dokumentasi yaitu dokumen berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tulisan. Metode dokumentasi berarti cara mengumpulkan data dengan mencatat data-data yang sudah ada.[13]
Dalam penelitian ini metode dokumentasi penulis gunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa yang dapat penulis ketahui dari buku raport siswa,dan untuk mendapatkan data tentang sejarah berdirinya SMA Negeri 1 Raman Utata serta aktivitas siswa dalam pemanfaatan perpustakaan sekolah.
c. Metode Observasi
Menurtu Yatim Riyanto, yang dimaksud dengan observasi adalah metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap obyek penelitian.[14]
Dalam penggunaan metode ini penulis, menggunakan metode observasi tidak langsung. Dalam observasi ini tidak ikut ambil bagian secara langsung dalam situasi kehidupan yang di observasikan.
Jadi dalam penelitian ini obervasi hanya bertindak sebagai peninjau dan pengamat dari obyek-obyek observasi. Adapun jenis data yang akan diobservasi adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh Sumardi Suryabrata bahwa ”Disamping data primer terdapat data skunder, yang seringkali juga diperlukan oleh peneliti. Data skunder biasanya telah tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan suatu daerah, data-data mengenai produktivitas”.[15]
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini metode obersevasi penulis gunakan untuk mengetahui diantaranya: letak SMA Negeri 1 Raman Utara, keadaan guru dan siswa SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur.
E. Instrumen Penelitian
Menurut pendapat prof.sukardi instrumen memiliki kegunaan sebagai ”alat untuk memperoleh data yang di perlukan ketika penelitian sudah menginjak pada langkah pengumpulan informasi di lapangan”.[16] Dalam penelitian ini peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa angket yang di gunakan untuk memperoleh data tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah siswa kelas XI SMA negeri 1 Raman Utara dan dokumentasi untuk memperoleh data prestasi belajar PAI.
1. Rancangan kisi-kisi instrumen
Tabel 3
Kisi-kisi angket Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Raman Utara Kabupaten Lampung Timur T.P. 2009/2010
No | Variabel | indikator variabel | Item |
1 | Bebas (X) Pemanfaatan perpustakaan sekolah | 1. Meminjam buku 2. Belajar di ruang belajar /perpustakaan 3. Bahan diskusi atau dapat menyelesaikan tugas di sekolah 4. Mencari informasi untuk menyelesaikan tugas | 1,2,3,4 5,6,7 8,9,10,11 12,13,14,15 |
2 | Terikat (Y) Prestasi belajar siswa | 1.Nilai formatif dan sumatif yang di implikasikan dalam rapor siswa. | |
F. Tehnik Analisis Data
Setelah data terkumpul dari lapangan, maka data tersebut akan diolah dan dianalisa dengan menggunakan rumus statistik. Adapun rumus statistik yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rumus chi kuadrat:
χ2 = ∑ (fo-fh)2
fh
Keterangan :
χ2 = Chi Kuadrat
fo = Frekuensi yang diperoleh dari Angket
fh = Frekuensi yang diharapkan.[17]
Sedangka untuk mengetahui korelasinya, maka dihitung dengan rumus koefisien kontingensi(contingency coefficient) dengan rumus sebagai berikut:
[1] Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, CV. Rineka Cipta, Jakarta, 1998, h. 251
[2] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, h. 102
[3] Mardalis, Metode Pnelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bineka Aksara, Jakarta, 1995, h. 21
[4] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 17
[5] Mardalis, Op. Cit, h. 55
[6] Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 20
[7] Sutrisno Hadi, Metode Research, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1986, h. 75
[8] S. Nasution, Metode Research, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, h. 186
[9] Masri Sungarimba dan Soryan Efendi, Metode Penelitian Survey, LP3E5, Jakarta, 1989
[10] Edi kusnaidi, Metodologi penelitian, Ramayana Press dan STAIN Metro, Jakarta, 2008, h.75
[11] Suharsimi Arikunto, op.cit, h. 104
[12] Yatim Ryanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, SIC, Surabaya, 2001, h. 87
[13] Ibid., h. 93
[14] Ibid., h. 96
[15] Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, CV Rajawali, Jakarta, 1983, h. 93
[16] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, cet-4,2007,h.75
[17] Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, CV. Rajawali, Jakarta, 1987, hal. 40
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, 1985. Metodik khusus Pendidikan Agama, Bandung: Armico
Anas Sudijono, 1987. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: CV. Rajawali
A.Suryadi, 1983. Membuat siswa Aktif Belajar, Bandung: Bina Cipta
Arif H.M, 2003. Ilmu pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara
B.Suryo Subroto, 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: Rinika Cipta
Darmono, 2001. Menejemen dan data kerja Perpustakaan Sekolah, Jakarta: PT.Grasindo
Dede Rosyada, 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis, Jakarta: Persada Media
Departemen Agama RI, 2005. Al-Qur’an Dan Terjemah, Bandung : Diponegoro
, 2005. Buku pedoman Perpustakaan dinas, Bandung: Pembinaan Kelembagaan Agama Islam
Dessy Anwar, 2005. Kamus lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Amelia
Edi Kusnaidi, 2008. Metodologi penelitian, Jakarta: Ramayana Press dan STAIN Metro
Hadari Nawawi, 1985. Organisasi sekolah dan pengelolaan kelas, Jakarta: Gunung Agung
http://id.wikisource.org/wiki/undang-undang tentang perpustakaan.
Kartini Kartono, 1985.Metodologi penelitian, Jakarta: Bina Aksara
Larasati Milbuga dkk, 1991. Membina Perpustakaan Sekolah, Yogyakarta: Kanisius
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Bineka Aksara, Jakarta, 1995
Masri Sungarimba dan Soryan Efendi, 1989. Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3E5
Muhammad Ali, 1985. Bimbingan Belajar, Bandung: Sinar biru
Muhamad Musa, 1988. Metode Penelitian, Fajar Agung
Muhibbin Syah, 2004. Psikologi Belajar, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada
Nana sudjana, 1987. Tuntunan penyusunan karya ilmiah, Bandung: Sinar Baru
Soejono Trimo, 1985. Pengadaan dan Pemilihan Bahan Pustaka, Bandung: Angkasa
Suharsimi Arikunto, 1984. Evaluasi pendidikan, Jakarta: Gramedia
, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta
Sukardi, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara
Sulistyo Basuki, 1993. Pengantar Ilmu Perpustakaan, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka utama
Sutarno Ns, 2003. Perpustakaan dan masyarakat, Jakarta: Yayasan obor Indonesia
Sutrisno Hadi, 1985. Metodologi research, Yogyakarta: Andi offset
Yatim Riyanto, 2001. Metodologi penelitian pendidikan, Surabaya: SIC
KERANGKA LAPORAN
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
HALAMAN ABSTRAK
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN ORIGINIL PENGESAHAN
HALAMAN MOTTO
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
- latar Belakang Masalah
- Identifikasi Masalah
- Pembatasan Masalah
- Perumusan Masalah
- Tujuan dan Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORITIK
A. Deskripsi Teori
1. Perpustakaan Sekolah
a. Pengertian Perpustakaan
b. Pengertian Perpustakaan Sekolah
c. Tujuan Perpustakaan
d. Peran dan Fungsi Perpustakaan
1) Fungsi Perpustakaan
2) Peran Perpustakaan
e. Kualitas pemanfaatan Perpustakaan
2. Pretasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
1) Pengertian Prestasi
2) Pengertian Belajar
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
c. Kriteria yang dapat mengukur Prestasi Belajar PAI
3. Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan
Prestasi Belajar Siswa
B. Kerangka Pikir dan Paradigma
1. Kerangka Pikir
2. Paradigma
C. Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Populasi dan Tekhnik Pengambilan
1. Populasi
2. Teknik Pengambilan Sampel
- Definisi Operasional Variabel
- Metode Pengumpulan Data
E. Instrumen Penelitian
F. Tekhnik Analisa Data
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
- Desain penelitian
- Populasi dan tehnik pengambilan sampel
1. Populasi
2. Tehnik pengambilan sampel
- Definisi oprasional variabel
- Metode pengumpulan data
- Instrumen penelitian
- Tehnik Analisa data
BAB IV HASIL PENELITIAN
- Deskripsi
- Pembahsan
- Pengujian hipotesis
- Keterbatasan penelitian
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
- Simpulan
- Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
JADWAL RENCANA PELAKSANAAN
DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
A. Jadwal Rencana Pelaksnaan Penelitian
- Persiapan Penelitian = 7 hari
- Pembuatan Alat Pengumpulan Data = 7 hari
- Pelaksanaan Penelitian = 20 hari
- Pengolahan Data = 16 hari
- Penulisan Laporan/Penggandaan = 10 hari
Jumlah = 60 hari
B. Rencana Anggaran Biaya Penelitian
1. Persiapan Penelitian = Rp. 100.000,-
2. Alat Pengumpulan Data = Rp. 100.000,-
3. Pelaksanaan Penelitian = Rp. 200.000,-
4. Penulisan Laporan = Rp. 250.000,-
5. Penggandaan = Rp. 250.000,-
6. Transportasi = Rp. 200.000,-
7. Biaya Tak Terduga = Rp. 100.000,-
Jumlah = Rp. 1.200.000,-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang sopan