KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam yang telah memberikan taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada kami sehingga kami dalam menyelesaikan tugas makalah ini bisa berjalan tanpa adanya hambatan yang di luar kemampuan.
Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung kita Muhammad SAW, yang telah membawa risalah dari Allah SWT terutama nabi yang telah membawa mu’jizatnya yang berupa Al-Qur’an, yang dengannya bisa kita peroleh petunjuk dan segala macam ilmu.
Untuk yang selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada segenap rekan-rekan kami, terutama kepada dosen kami yang telah memberi tugas dan bimbingan kepada kami, sehingga dapat tersusun makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam makalah kami masih banyak terdapat kesalahan yang itu memang kelemahan dari kami, untuk itu, kami mohon kiranya rekan-rekan sekalian terutama kepada Bapak dosen untuk memberikan saran yang bisa kami jadikan pengalaman untuk kesuksesan kami khususnya dan rekan-rekan umumnya.
Akhirnya kami berharap, makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Metro, 05 Mei 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A. Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang 2
B. Analisis Fakta (Data Sejarah)................................................ 5
BAB III PENUTUP................................................................................. 6
A. Kesimpulan............................................................................ 6
B. Saran...................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Kaum kolonial Belanda berhasil menancapkan kukunya di bumi Nusantara dengan misinya yang ganda (antara imperialis dan kristenisasi) justru sangat merusak dan menjungkirbalikkan tatanan yang sudah ada.
Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619 M, yaitu ketika Jan Pieter Zoon Coen menduduki Jakarta, dan dilawan oleh Sultan Agung Mataram yang bergelar Sultan Abdurrahman Khlaifatullah Sayidin Panotogomo.
Sejak dari zaman VOC (Belanda Swasta) kedatangan mereka di Indonesia sudah bermotif ekonomi, politik dan agama. Dalam hak actroi VOC terdapat suatu pasal yang berbunyi sebagia berikut : ”Badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila perlu boleh berperang. Dan harus memperhatikan perbaikan agama Kristen dengan mendirikan sekolah”.
Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia. Bangsa Jepang bercita-cita besar, menjadi pemimpin Asia Timur Raya, Dan hal ini sudah direncanakan jepang sejak tahun 1940 untuk mendirikan kemakmuran bersama Asia Raya. Menurut rencana tersebut Jepang menginginkan menjadi pusat suatu lingkungan yang berpengaruh atas daerah-daerah Mansyuria, Daratan Cina, kepulauan Filiphina, Indonesia, Malaysia, Thailand, Indo Cina dan Rusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Islam Pada Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
1. Masa Penjajahan Belanda
Penaklukan bangsa Barat atas dunia Timur dengan jalan perdagangan, kemudian dengan kekuatan militer. Kedatangan bangsa Barat memang telah membawa kemajuan teknologi. Tetapi tujuannya adlaah untuk meningkatkan hasil penjajahannya, bukan untuk kemakmuran bangsa yang dijajah. Begitu pula di bidang pendidikan. Mereka memperkenalkan sistem danmetode baru tetapi sekedar untuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka dengan upah yang murah dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan tenaga dari Barat. Apa yang mereka sebut pembaharuan pendidikan itu adalah westernisasi dari Kristenisasi yakni untuk kepentingan Barat dan Nasrani. Dua motif inilah yang mewarnai kebijaksanaan penjajahan Barat di Indonesia selama ± 3,5 Abad.
Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia pada tahun 1619 M, yaitu ketika Jan Pieter Zoon Coen menduduki Jakarta, dan dilawan oleh Sultan Agung Mataram yang bergelar Sultan Abdurrahman Khlaifatullah Sayidin Panotogomo.
Sejak dari zaman VOC (Belanda Swasta) kedatangan mereka di Indonesia sudah bermotif ekonomi, politik dan agama. Dalam hak actroi VOC terdapat suatu pasal yang berbunyi sebagia berikut : ”Badan ini harus berniaga di Indonesia dan bila perlu boleh berperang. Dan harus memperhatikan perbaikan agama Kristen dengan mendirikan sekolah”.
Ketika Van den Boss menjadi Gubernur Jenderal di Jakarta pada tahun 1831, keluarlah kebijaksanaan bahwa sekolah-sekolah gereja dianggap dan diperlukan sebagai sekolah pemerintah. Departemen yang mengurus pendidikan dan keagamaan dijadikan satu. Dan di tiap daerah Keresidenan didirikan satu sekolah agama Kristen.
Gubernur Jenderal Van den Capellen pada tahun 1819 M mengambil inisiatif merencanakan berdirinya sekolah dasar bagi penduduk pribumi agar dapat membantu pemerintah Belanda. Dalam surat edarannya kepada para Bupati tersebut sebagai berikut : ”Dianggap penting untuk secepat mungkin mengadakan peraturan pemerintah yang menjamin meratanya kemampuan membaca dan menulis bagi penduduk pribumi agar lebih mudah untuk dapat menaati undang-undang dan hukum negara”.
Setelah ambruknya VOC tahun 1816, pemerintah Belanda menggantikan kedudukan VOC Statuta Hindia Belanda tahu 1801 dengan terang-terangan menyatakan ”bahwa tanah jajahan harus memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada perdagangan dan kepada kekayaan negeri Belanda.” Pada tahun 1842, Merkus, menteri jajahan memberikan perintah agar Gubernur Jenderal berusaha dengan segenap tenaga pembesar keuntungan bagi negerinya. Walaupun setiap gubernur jenderal pada penobatannya berjanji dengan khidmat bahwa ia akan memajukan kesejahteraan Hindia Belanda dengan segenap usaha, ternyata Hindia Belanda sebagai negeri yang direbut harus terus memberi keuntungan kepada negeri Belanda sebagai tujuan pendudukan itu.
2. Masa Penjajahan Jepang
Jepang menjajah Indonesia setelah mengusir pemerintah Hindia Belanda dalam Perang Dunia ke II. Mereka menguasai Indonesia pada tahun 1942, dengan membawa semboyan : Asia Timur Raya untuk Asia dan Semboyan Asia Baru. Semboyang tersebut memiliki maksud bahwa tujuan utama pendidikan untuk memenangkan perang, penyebaran dan pengajaran Agama Islam secara umum, pembentukan organisasi berkembang secara luas.
Pada babak pertamanya pemerintah Jepang menampakkan diri seakan-akan membela kepentingan Islam, yang merupakan suatu siasat untuk kepentingan Perang Dunia ke II.
Untuk mendekati umat Islam Indonesia mereka menempuh kebijaksanaan antara lain :
1. Kantor Urusan Agama yang pada zaman Belanda disebut : Kantor Voor Islamistische Saken yang dipimpin oleh orang-orang Orientalisten Belanda, diubah oleh Jepang menjadi Kantor Sumubi yang dipimpin oleh ulama Islam sendiri yaitu K.H. Hasyim Asy’ari dari Jombang dan di daerah-daerah dibentuk Sumuka.
2. Pondok pesantren yang besar-besar sering mendapat kunjungan dan bantuan dari pembesar-pembesar Jepang.
3. Sekolah negeri diberi pelajaran budi pekerti yang isinya identik dengan ajaran agama.
4. Di samping itu pemerintah Jepang mengizinkan pembentukan barisan Hisbullah untuk memberikan latihan dasar kemiliteran bagi pemuda Islam. Barisan ini dipimpin oleh K.H. Zainul Arifin.
5. Pemerintah Jepang mengizinkan berdirinya Sekolah Tinggi Islam di Jakarta yang dipimpin oleh K.H. Wahid Hasyim, Kahar Muzakir dan Bung Hatta.
6. Para ulama Islam bekerja sama dengan pemimpin-pemimpin nasionalis diizinkan membentuk barisan Pembela Tanah Air (Peta). Tokoh-tokoh santri dan pemuda Islam ikut dalam latihan kader militer itu, antara lain : Sudirman, Abd. Khaliq Hasyim, Iskandar Sulaiman, Yusuf Anis, Aruji Kartawinata, Kasman Singodimejo, Mulyadi Joyomartono, Wahib Wahab, Sarbini Saiful Islam dan lain-lain. Tentara pembela Tanah Air inilah yang menjadi inti dari TNI Sekarang.
7. Umat Islam diizinkan meneruskan organisasi persatuan yang disebut : Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) yang bersifat kemasyarakatan.
Maksud dari pemerintah Jepang adalah supaya kekuatan umat Islam dan Nasionalis dapat dibina untuk kepentingan perang Asia Timur Raya yang dipimpin oleh Jepang.
Perang Dunia ke II menghebat dan tekanan pihak sekutu kepada Jepang makin berat. Beberapa tahun menjelang berakhirnya perang itu tampak semakin jelas betapa beratanya Jepang menghadapi musu dari luar dan oposisi dari rakyat Indonesia sendiri. Dari segi militer dan sosial politik di Indonesia Jepang menampakkan diri sebagai penjajah yang sewenang-wenang dan lebih kasar daripada penjajah Belanda. Kekayaan bumi Indonesia dikumpulkan secara paksa untuk membiayai perang Asia Timur Raya, sehingga rakyat menderita kelaparan dan hampir telanjang karena kekurangan pakaian. Di samping itu rakyat dikerahkan kerja keras (romusha) untuk kepentingan perang.
Jepang membentuk badan-badan pertahanan rakyat seperti Haihoo, Peta, Keibodan, Seinan dan lain sebagainya, sehingga penderitaan rakyat lahir dan batin makin tak tertahankan lagi. Maka timbullah pemberontakan-pemberontakan baik dari golongan Peta di Blitar Jawa Timur dan lain-lain maupun oposisi dari para alim ulama. Banyak Kyai yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Jepang.
Dunia pendidikan secara umum terbengkalai, karena murid-murid sekolah tiap hari hanya disuruh gerak badan, baris berbaris, bekerja bakti (romusha), bernyanyi dan lain sebainya. Yang masih agak beruntung adalah madrasah-madrasah yang berada dalam lingkungan pondok pesantren yang bebas dari pengawasan langsung pemerintah Jepang. Pendidikan dalam pondok pesantren masih dapat berjalan dengan agak wajar.
B. Analisis Fakta (Data Sejarah)
Penaklukan bangsa barat di atas dunia Timur dimulai dengan jalan perdagangan, kemudian dengan kekuatan militer . Belanda awal mula datang ke Indonesia tujuannya adalah untuk berdagang, ternyata sambil berdagang, belanda berupaya menancapkan pengaruhnya terhadap bangsa Indonesia. Lambat laun Belanda berhasil memperkuat penetrasinya di Nusantara. Belanda tidak hanya memonopoli perdagangan dengan bangsa Indonesia, namun satu demi satu Belanda berhasil menundukkan penguasa-penguasa lokal, kemudian merampas daerah-daerah tersebut kedalam kekuasaannya, selanjutnya berlangsunglah sistem penjajahan. Sedangkan penjajahan Jepang berbeda caranya dengan penjajahan negara Belanda. Pada awalnya Jepang mengambil siasat merangkul umat Islam sebagai mayoritas penduduk Indonesia. Dengan mendekati dan mengambil hati umat Islam, mereka akan dapat memperkuat kekuasaannya di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penaklukan bangsa barat atas dunia timur dimulai dengan jalan perdagangan kemudian dengan kekuatan militer. Selama jaman penjajahan barat itu perjalanan proses kritenisasi di Indonesia kedatangan bangsa barat memang telah membawa kemajuan teknologi. Tetapi tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil penjajahannya bukan untuk kemakmuran bangsa yang dijajah. Begitu pula di bidang pendidikan. Mereka memperkenalkan sistem dan metode baru tetapi sekedar untuk menghasilkan tenaga yang dapat membantu kepentingan mereka dengan upah yang murah dibandingkan dengan jika mereka harus mendatangkan tenaga dari barat.
Maksud dari pemerintahan Jepang ialah supaya kekuatan umat Islam dan nasionalis dapat dibina untuk kepentingan perang Asia Timur Raya yang dipimpin oleh Jepang. Jepang membentuk badan-badan pertahanan rakyat seperti Haihoo, Peta, Keibondan sehingga penderitaan rakyat lahir dan batin makin tak tertahankan lagi.
B. Saran
Dari uraian makalah di atas, pemakalah menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu pemateri mengharapkan kritik dan saran yang membangun yang dapat menjadikan lebih baik untuk kedepannya. Pemakalah sangat merasa senang sekali jika pembaca bersedia memberikan kririk dan saran dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam, Dirayah Islami II. Jakarta : Rajawali Pers. Edisi I. 2008.
M. Sukardjo, Ukim Komarudin. Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya. Jekarta : Rajawali Pers. 2009.
Zuhairini, dkk. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. 2008.
SOAL-SOAL
1. Bangsa Belanda menjajah bangsa Indonesia dengan motif sebagai berikut, kecuali :
a. Ekonomi c. Politik
b. Budaya d. Agama
2. Apa yang menjadikan faktor utama didirikan sekolah bagi warga Bumi Putera? Kecuali....
a. Balas budi kepada bangsa Indonesia karena telah bekerja untuk Belanda
b. Memanfaatkan bangsa Indonesia untuk kepentingan bangsa Belanda
c. Membantu kepentingan bangsa Belanda dengan upaya yang murah
d. Untuk mensejahterakan dan mengangkat derajat bangsa Indonesia
3. Bangsa Jepang membuat semboyan ”Asia untuk bangsa Asia”. Apa maksud dari semboyan tersebut, kecuali ...
a. Tujuan utama pendidikan untuk mensejahterakan bangsa Indonesia
b. Tujuan utama pendidikan untuk memenangkan perang
c. Penyebaran dan pengajaran Agama Islam secara umum
d. Pembentukan organisasi berkembang secara luas
4. Guru memperoleh dukungan tokoh pribumi, Jepang mengawalinya dengan mengeluarkan konsep putra tenaga rakyat dibawah pimpinan...
a. Soekarno, M. Hatta, Ki. Hajar Dewantara, dan KH. Mas Mansur
b. M. Hatta, Ki. Hajar Dewantara, Abdul Gani dan M. Hisyam
c. Soekarno, M. Hatta, KH. Mas Mansyur dan M. Fakhruddin
d. Soekarno, Ahmad Dahlan, Ki. Hajar Dewantara dan M. Hatta
5. Pemerintah Belanda mulai menjajah Indonesia sejak tahun 1619 M. Yaitu dibawah pimpinan Jan Pieter Zoon Coen yang menduduki Jakarta. Pasukan ini mendapat perlawanan dari?
a. K. Mohammad Basri
b. Soekarno
c. Sultan Abdurrahman Khalifatullah Sayidin Panotogomo
d. Jengku Kiyai Cik Di Tiro
6. Ketika Van den Boos menjadi gubernur, jenderal di Jakarta pada tahun 1831, ia mengeluarkan kebijaksanaan bahwa :
a. Merencanakan berdirinya sekolah dasar bagi pendudukan pribumi
b. Diadakannya pembaharuan pendidikan
c. Bangsa pribumi diijinkan untuk sekolah bersama dengan warga Belanda
d. Sekolah-sekolah gereja dianggap dan diperlukan sebagai sekolah pemerintah
7. Jepang membentuk badan-badan pertahanan rakyat seperti dibawah ini, kecuali...
a. Haihoo c. VOC
b. Kaibodon d. Peta
8. Tokoh-tokoh santri dan pemuda Islam yang ikut dalam latihan kader militer yaitu diantaranya....
a. Sudirman, Sulaiman, Yusuf Anis
b. Yusuf Anis, Aruf Kartawinata, Moh. Hatta
c. Kasman Singodimejo, Sudirman, Ki. Hajar Dewantara
d. Ki. Hajar Dewantara, Moh. Hatta, Sulaiman
9. Pendidikan pada saat pendudukan Jepang memiliki tujuan yang berbeda dengan tujuan pendidikan pada mata penjajahan Belanda, yaitu Jepang bertujuan....
a. Untuk memenangkan perang dan menyediakan tenaga kasar dan prajurit secara Cuma-Cuma
b. Untuk mengambil kekayaan Indonesia
c. Untuk kepentingan penyebaran Agama mereka
d. Untuk menyediakan tenaga kasar secara cuma-cuma
10. Pada masa pendudukan Jepang, sistem pendidikan dapat diikhtisarkan menjadi empat salah satunya yaitu Kokumin Gakko yang dimaksud dengan Kokumin Gakko ialah....
a. Pendidikan lanjutan c. Pendidikan kejuruan
b. Pendidikan dasar / sekolah rakyat d. Pendidikan tinggi
JAWABAN
1. B
2. D
3. A
4. A
5. C
6. D
7. C
8. A
9. A
10. B
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang sopan