Usaha

 photo cooltext934587768.png
Home » » LANDASAN FILOSOFIS BIMBINGAN DAN KONSELING

LANDASAN FILOSOFIS BIMBINGAN DAN KONSELING

FILSAFAT YANG MENDASARI KONSELING PERKEMBANGAN

Salah satu filosofi yang berdasarkan konseling mengulangi pertanyaan secara luas tentang apa itu konseling. Konseling menghendaki kebebasan secara alami (l,16). Konseling biasanya bertujukan untuk mengembangkan, dimana Patterson menyebutnya tanggung jawab yang independent, Konseling juga adalah sesuatu yang direncanakan mengintervensi sistematis orang lain. Intervensi ini diarahkan mengubah perilaku orang tersebut. Seorang konselor, jika menyelesaikan sesuatu berpengaruh besar secara alami ,tingkatan. dan petunjuk terhadap perubahan tingkah laku .

DIPERLUKANNYA FILSAFAT DALAM KONSELING

Salah satu pertanyaan filosofi yang mendasari konseling. Seorang konselor bisa saja berperan sebagai seorang yang membantu individu untuk membuat pilihan dan kebebasan pada pribadinya dan mengukur perilaku manusia.
Sebagai teknologi tangguh untuk mempengaruhi tingkah laku manusia di dalam masyarakat. perhatian secara relatif telah memberi pertanyaan yang filosofis yang digunakan oleh penggunaan mereka. Riset di dalam psikologi eksprimental , sebagai contoh, sudah menunjukkan bahwa perilaku lisan pada wawancara dapat terbentuk melalui penguatan (4, 7). Krumboltz dan Thoreson (8) menunjukkan bahwa teknik-teknik yang sama dapat digunakan untuk membentuk perilaku di luar wawancara tersebut.
Teknologi yang dramatis dapat menggunakan obat-obatan dan bahkan manipulasi keturunan manusia sudah memindahkan banyak sekali fiksi ilmiah secara jujur dalam dunia nyata sekarang ini. Penggunaan media massa komunikasi digambarkan melalui program itu " keahlian manusia” yang mengembangkan dengan sedikit atau tanpa pertimbangan dari keterlibatan sosial.
Yoseph Krutch meringkas situasi ini dalam sebuah pendapat, bahwa ilmuwan behavioral mengabaikan dalam segala bentuk. Ia berkata:
sebagai pengaruh atas kekuatan atau kekuasaan dimasyarakat kita yang melalui ahli filosof dan para ahli telogia yang disebut "keahlian manusia" dimana mereka berfungsi sebagai pembuat hukum. wartawan. para guru, psikologi. Atau bahkan manejer iklan. Yang khawatir tentang nilai hukum yang mereka buat. Beralih Menjadi sangat mematuhi hukum dengan percaya bahwa mereka bertindak sesuai dengan prinsip, bebas dari kritikan.
Mereka tidak mengetahui apakah yang mereka buat ditolak dalam usaha mereka mempraktekkan pada manusia tehniknya dapat sukses. mereka membuat asumsi yang gagal yang akan menjadi sebuah pertanyaan. [ 9, p. 92.]. "'.
Kecuali jika konselor yang tergolong tidak acuh pada asumsi filosofis yang mendasari pekerjaan mereka, mereka harus hati-hati memberi perhatian kepada penilaian yang mereka buat.

Permasalahan Nilai-Nilai dan Pengaruhnya
Para penulis yang berbeda di dalam orientasi, seperti Patterson (13) dan Williamson (19) sepakat penting diperhatikan nilai-nilai yang mempengaruhi konselor. Karena konselor kadang mencoba untuk menyangkal tanggungjawab kepadanya apabila ada perubahan yang terjadi pada klien untuk mengakui ketidakberhasilannya secara total. Riset oleh Parloff ( 12) dan .oleh Rosenthal(l5) cenderung untuk mendukung nilai-nilai dan sikap-sikap klien yang berubah selama Counseling, dan menyatakan bahwa kasus yang mereka hadapi disamakan dengan konselor yang menghargai sistim.
Kebingungan dan dua sifat bertentangan dapat dipertimbangkan dalam melanjutkan adanya pengaruh dari penilaian konselor dalam proses konseling.
Hobbs mengatakan:
Semua pendekatan psikoterapi kelihatannya untuk mengabungkan konsepsi sifat alami seseorang. yang pada pokoknya diajar kepada klien. [5, p746J .
Banyak konselor, memiliki dua sifat bertentangan dan kebingungan yang menyebabkan mereka menghindari berhadapan dengan permasalahannya dengan memberi perhatian yang besar kepada klien-klien. Terutama sering dihindarkan oleh konselor menghargai sifat orang yang suka bertengkar atau emotional. misalnya, seperti seksual. religius, atau perilaku politis.
Konselor perkembangan tidak bisa menghindar dari permasalahan seperti itu. Konseling perkembangan adalah " konseling nilai". Sebagai mana yang dikatakan Williamson :
…. Banyak permasalahan perkembangan klien muncul dari gangguan atau konflik diantara menghargai kebebasan membuat pilihan untuk dipakai memotivasi. [ 19. p.52L]
Bahkan ketika counselors berhadapan dengan pertanyaan nilai yang sensitif. Manusia merasakan tidak nyaman dan memiliki system untuk mencoba menyembunyikan atau merahasiakan nilai mereka . Mereka kelihatannya merasa bahwa mereka tidak menjadi individual yang netral, keterbukaan individual. Masalah ini menghendaki kenetralan, keterbukaan individual memiliki kapasitas kecil untuk memasuki hubungan antar pribadi yang hangat,. .

Ketika Patterson berkata:. .
Konselor mestinya tidak bekerja keras tanpa moral. Individu alami secara etis. Sebagai suatu tujuan, semuanya akan menjadi mustahil dari prestasi kita memiliki nilai-nilai. hanyalah dengan [menjadi] manusia. Konselor sebaiknya tidak juga perlu berusaha untuk menganggap diri bahwa ia adalah tidak bermoral. Konselor dapat berhasil jika memberi kesan kepada klien-klien nya, tetapi ini juga yang tidak diinginkan berusaha menjadi konselor untuk menjadi selain dari ia sebenarnya . [ 14. p.1L]

Munculnya hal yang telah dikemukakan diatas, hal tersebut diatas muncul sangat sedikit ditinggalkan oleh konselor kecuali mencoba untuk memegan permasalahan nilai untuk menghadapi. Perlu melibatkan konstruksi suatu filsafat pribadi tentang konseling yang memungkinkan konselor untuk mengenali dan berhubungan dengan nilai permasalahan yang akan membantu klien dan dapat diterima oleh konselor itu sendiri

Kerjasama dan pengembangan Kontrak

Beberapa pengamatan sekitar konseling secara alami kelihatannya bermanfaat. pertama, mungkin karena seorang konselor mengungkapkan nilai-nilainya dalam konseling tanpa mencoba untuk memaksakan pada kliennya. konselor dapat menawarkan diri dalam hubungan konseling sebagai suatu hipotesis dibanding suatu model. Beberapa klien bisa memiliki sistim nilai konselor. Yang lain hanya bermanfaat di dalam mempertajam kesadaran mereka sendiri dengan pertanyaan untuk memotivasi terhadap pembentukan nilai ,sistim yang uniknya yang dimiliki.
Ke dua: Konselor tidak bisa mengelakkan diri dari keterlibatkan hubungan dengan klien di mana, Meehl dan McClusk-y (11) menuliskannya. sasaran klien menjadi tujuan dari penasihat. Secara luas konselor bekerja menjadi agen dari klien di dalam mengarahkan latar belakang tujuannya. Bagaimanapun. Counselor harus mengarah pada setiap dan semua sasaran potensial yang dicari oleh klien. ,Konseling terlibat jika ada suatu kerjsama antara konselor dengan klien dalam mencapai sasaran. Kerjasama ini bisa diciptakan di dalam struktu lisan yang langsung. atau" itu" terdiri dari sesuatu yang tak terkatakan. tetapi dipamahami, disetujui. .
Ketika pengembanga kontrak yang dimasukkan kedalam tujuan client dan konselor. Menjadi prinsip tetapi bukan sebuah Agen untuk memilih atau melalui sebuah methodlogi . Tidak ada konselor maupun klien yang membutuhan langganan kontrak pengembangan dimana pada akhirnya sebagai pertimbangkan yang tidak diinginkan atau tidak bermoral . ketika kontrak perkembangan tidak tercapai dan adanya kerjasama tidak berjalan itu dipertanyakan sebagai sebuah wawancara konseling. '



MEMBANGUN FILSAFAT PRIBADI TENTANG KONSELING

Sangat mendesak bagi konselor untuk membangun suatu filsafat personal tentang konseling yang eksplisit untuk menetapkan konsekuensi dengan sukarela untuk bergabung dalam pengembangan. Konselor memerlukan suatu teori tentang konseling untuk memungkinkan dia memiliki metodologi untuk tetap kontrak-kontrak pengembangan, hal ini bibahas pada bab 3.
Membangun philosopby pribadi tentang konseling adalah suatu yang penting bagi counselor.Ini penting bagi diri sendiri konselor. Mungkin saja sangat menolong, bagaimanapun, untuk menguji dengan singkat beberapa sistem phiIosophical penting yang dapat digunakan sebagai sumber untuk membangun filsafat-filsafat pribadi. Dibutuhkan untuk dipertimbangkan secara sederhana dalam penanganan masalah

Sumber Filsafat Konseling

Yohanes Brubacher (3) menggolongkan dua kateogiri utama system philosopphycal yang memiliki keterkaitan dengan konselor. Ia terminologi dua kelompok-kelompok ini " essentialism" dan "progressivisims". Memahami kedua kelompok ini bisa bermanfaat.
Esensialism. Ada tiga aspek dalam kelompok ini, yakni; rasionalsm, edealism, dan realism
Filsafat esensilistik menerima asumsi bahwa manusia adalah mahluk salah-satunya di dunia ini yang memiliki akal karena fungsi utama mempergunakan akal adalah untuk mengetahui dunianya dimana ia hidup. Selanjutnya dikemukakan bahwa kebenaran adalah universal dan absolut, dan manusia menemukan kebenaran dengan membedakan antara yang esensial dan yang tidak.
Wrenn (20) menyatakan ada tiga karakteristik penting sistem ini. Seperti (a) Inti sari dari realita adalah sebuah system prinsip yang rasional dimana saja sama . (b) Perkembangan alasan adalah tujuan utama pendidikan di mana-mana, dan (c) sumber alasan pada suatu pekerjaan dari pemikir terdahulu. (Buku Besar).
Idealisme berbeda dari rasionalisme , hal ini di simpulkan bahwa universal adalah satu ekspresi inteligen dan bersifat alami pikiran. dan materi dijelaskan oleh mental. Gagasan-gagasan bersifat absolut.
Menurut realisme, kenyataan terakhir berada di dalam obyek dan situasi di luar pikiran manusia di dalam " riil "atau dunia objektif. Untuk realist, alam semesta itu terdiri atas kesatuan-kesatuan yang ada substansial sendiri apakah mereka dikenal atau tidak.
sistem essentialistic adalah suatu kepercayaan akan keberadaan dari absolutnya yang ditetapkan, yang tidak berubah dari baik, benar, satu yang indah/cantik. mencari-cari nilai-nilai tidak penting bagi pribadi, tetapi yang universal dapat diselesaikan ketika yang absolut dipahami.
Arbuckle (1) menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap nilai absolute dapat menimbulkan kesulitan bagi para konselor. Kalau konselor berpegang teguh pada konsep apsolut, maka konselor sulit menerima kebebasan pada klien untuk mengembangkan nilai-nilainya sendiri. Lebih lanjut dikemukakan bahwa yang penting adalah apakah konselor percaya terhadap diri sendiri bahwa ia dapat memahami konsep absolute itu.
. Apa yang disebut absolute "yang essentialistic" kualitas konselor seperti yang dikatakan Hoffer (6) kepercayaan terhadap apa yang dianggap benar.
Progressivism. Himpunan dua sistem, yang disebut "progresivistik," Filsafat ini muncul sebagai akibat dari melunturnya kepercayaan terhadap konsep filsafat berbasis esensialistik. Ketika ilmu pengetahuan dengan mantap mengikir pemikiran klasik, semakin sedikit orang yang percaya pada absolute itu sendiri.
Filsafat Progressivistic antara lain eksprimentalism, pragmatisme, dan instrumentalism . Wrenn (20) memberikan poin-poin bahwa para ahli tidak lagi terpusat pada system atau tidak lagi menitip beratkan pada teori, atau teori umum tentang pengetahuan , melainkan memperhatikan hal-hal yang langsung dan khusus yang dapat dilihat sebagai realitas dan obyek yang dapat dilihat, yang realitas dan membutuhkan pemecahan persoalan secara langsung.
Sistem Progressivistic bukanlah rasionalistik. Mereka tidak mulai dengan asumsi. kebenaran-kebenaran yang universal, tetapi dengan pengalaman-pengalaman tertentu yang spesifik. Pemikiran Progressivistic tidak terkait dengan peyamarataan . tetapi hasil-hasil empiris. Saat ini dan masa depan lebih ditekankan dibanding masa lampau. Metoda empirik 'digunakan untuk memecahkan masalah. tetapi bukan untuk mengamati fakta-fakta. bersifat penting pada diri mereka. Pertanyaan menitip beratkan pada apa yang akan terjadi? Dari pada "Apa kebenaran itu?" . Suatu fakta dihargai dari kegunaannya, bukan universalnya. Hal-hal yang bermanfaat dimasa sekarang lebih dipercaya dari pada masa lalu. Kebenaran dihasilkan oleh konsekuensi-konsekuensinya, bukan pentinnya masa lalu.
Nilai adalah bersifat pribadi dan kebenaran adalah sesuatu yang dinamis, karena di dalam dunia yang selalu berubah.
Experimentalism dijadikan pandangan sebagian besar filsafat psikologi behavioritstik diAmerika. Itu adalah pragmatis; yang bekerja baik; satu tindakan dievaluasi semata-mata dalam kaitan dengan konsekuesinya. Tidak ada yang absolut.
Pertanyaan-pertanyaan nilai adalah resolverd bukan oleh sPeculations atau acuan logis kepada otoritas, hanya oleh pendapat umum. Kinseys dan Gallups menggantikan Platos dan AriStotles sebagai ahli-ahli di nilai-nilai. . "pengalaman yang publik" gambarkan apa yang dihargai atau disalahkan.
filsafat-filsafat Progressivistic bila dipakai oleh konselor akan menimbulkan kesukaran-kesukaran. Meskipun ia sudah tidak berfaham dari pengaruh dari masa lampau, karena ukuran yang dipakai adalah lingkungan atau masyarakat.termasuk didalamnya masalah penyesuaian diri dan kesehatan mental. Jika demikian, .penyesuaian untuk siapa atau kepada apa? Apakah kelompok-kelompok atau, realita para anggota paling berkenaan dengan kelompok tersebut,dari penguasa-penguasa yang baik dan benar ?
Prestasi-prestasi yang ilmiah dari abad ke sembilan belas " kepastian yang telah lama ada," hingga pada kejadian yang tragis. Pada abad kedua puluh telah menciptakan “ keyakinan baru” ilmu pengetahuan. Auschwich Hirosima tidak dapat disalahkan tentang penting diperhatikan perkembangan manusia atau sikap masyarakat yang sakit
Eksistensialisme.' Konsep dasar ini muncul setelah melunturnya dua konsep sehingga di sebut kelompok '"Kekuatan Ke Tiga" di dalam psikologi. 'existealism'" adalah suatu istilah yang sulit diucapkan oleh Bohemian,untuk kebanyakan orang
Sebenarnya. existentialism bukanlah suatu sistem filosofis yang baru berakar pada awal abad ke sembilan belas. Existentialism terkait dengan keinginan manusia dan mencari sesuatu yang penting bagi dirinya . A. van Kamm (17) menggunakan kata “esexistence" bagaimana memandang dunia diluar dirinya. Akar ini diturunkan dari bahasa Latin “ex sistere”, yang berarti lebih menonjol (stand out) muncul, atau menjadi.
May mendefenisikan psikolgi eksistential sebagai:
Tidak ada sesuatu kebenaran atau realita pada manusia kecuali keterlibatan secara sadar didalamnya, yang memiliki hubungan terhdapap kebenaran yang 'hanya kebenaran' yang berasall dari pengalaman. termasuk apa yang disebut kesadaran dan ketidak sadaran, yang tidak merupakan elemen suatu keputusan secara sadar dan bertanggungjawab. Hanya dengan keyakinan akan kebenaran yang dapat mengubah manusia.
Psikologi ekstensial menjelaskan sebuah sikap dan pendekatan terhadap manusia lebih dari system yang ada, atau Maslow berpendapat bahwa:
Psikologi eksistensialis berarti penekanan pada konsep edentitas dan pengalaman edentitas sebagai sine qua non dari manusia dan dari filosofi atau ilmu pengetahuan manusia
Beck (2) menguraikan filsafat eksistensial sebagai salah satu arus pemikiran di dalam filsafat modern. Termasuk religius dan yang atheis. Filsafat eksistensial menekankan pandangan dari kenyataan yang paling bermakna untuk mengatur dirinya sendiri. Tokoh dari eksistensialisme termasuk Jean-Paul Sartre, Gabriel Marcel, Paulus TilUch, Burung Martin Buber, dan yang lain.
Psikoterapi eksistensial menekangkan konsep kunci existentialist dalam penanganan permasalahan emosional. Daseinanalyse, kadang-kadang menyebut analisa eksistensial, adalah satu pendekatan menawarkan suatu dasar keterlibatan konselor untuk mengalami bersama apa yang dialami klien, suatu respon empatik yang diperlihatkan oleh konselor, dalam usaha merekonstruksi struktur pribadi yang bermakna pada klien.
Beck (2) menyusun beberapa asumsi dasar dari eksistensialisme yang ditawarkan sebagai dasar filsafat dari konseling perkembangan. Sebagai berikut:
1. Setiap individu bertanggungjawab terhadap perbuatan-perbuatannya sendiri
2. Manusia harus menganggap para orang lain sebagai obyek dari nilai-nilainya, dan sebagai bagian dari perhatiannya.
3. Manusia berada dalam dunia realitas. Hubungan manusia kepada dunia nya sedang mengancam nya, untuk banyak dari apa [yang] ia mematahkan ia tidak bisa berubah.
4. Kehidupan yang bermakna harus terhindar sejauh mungkin dari ancaman,baik fisik maupun psikis. Gol itu ke manusia bebas dari tIlreat sehingga pengembangan jumlah maksimum nya dapat diperoleh.
5. Setiap orang memiliki latar belakang keturunannya sendiri dan memperoleh pengalaman-pegalamannya sendiri.
6. Manusia bertindak atas dasar pandangannya terhadap realitasnya sendiri yang subyektif, tidak karena realitas obyektif di luar dirinya. Ia dapat menilai perilakunya yang secara pribadi menjadi l sasaran.
7. Manusia tidak bisa digolongkan sebagai "baik" atau "jahat" secara alami. Terminologi ini berlaku untuk tujuan, sasaran hasil, atau pola-pola perilaku.
8.Manusia bereaksi sebagai suatu kesatuan organisma terhadap situasi. Ia tidak bisa bereaksi secara intelektual atau secara emosional sebagai bagian dirinya kepada yang lain.
Dalil-dalil tersebut ditawarkan sebagai suatu dasar untuk pengembangan filsafat konseling. Mereka menambahkan dasar religius. Mereka menawarkan suatu dasar dimana manusia menjadi (bein) jika diterima secara empathic. Mereka memberi dasar pertimbangan untuk suatu pendekatan teoritis yang luas dan tehnik
Pembentukan suatu filsafat tentang konseling sangat esensial bagi seseorang yang akan menjadi konselor. Ada tiga macam sistem filosofis yang mengambarkan sebagai suatu dasar filosofis untuk praktek profesional. Ringkasan sebagai berikut:

TABLE 2-1 Principal Philosophiy Systems

GRUP KARASTERISTIK BAGIAN PERBEDAAN
Eksistealism 1. Berdasarkan obyektif/tujuan, prinsip rasional
2. Pengembangan alasan
3. Klasik
4. Nilai umum/universal
5. Penemuan absolut
(kebenaran,keindahan)
a. Rationalism
b. Idealism
c. Ralism Alasan adalah sebuah kekuasaan
Ide yang absolute dari tujuan realita
Progresivisim 1. Kontinu antara obyek dan pengamatan
2. Minat dari fenomena spesifik
3. Hasil emperikal
4. Kebenaran itu dinamis
5. Nilai individual
a. Exprementaism
b. Pragmatism
c. Instrumentalism Sikap yang menggaris bawahi hukuman pada sebagai konsekuaensi kebenaran yang dibatasi oleh nilai.
Existealisim 1. Padangan humanis
2. Kesadaran dari kontak hubungan secara ndividual dan kebebasan
3. Keberadaan individu yang mendahului dari esensi individu
4. Pandangan subyektif dari realita
Share this games :

2 komentar:

  1. Salam, maaf saya mau tanya anda dapat materi ini dari buku rujukan apa ?

    BalasHapus
  2. Bisaka anda memunculkan beberapa pendapat ahli tengtang landasan filosofi bimbingan dan konseling

    BalasHapus

Komentar yang sopan