Usaha

 photo cooltext934587768.png
Home » » IMAM EMPAT MADZHAB

IMAM EMPAT MADZHAB


الأئمة الأربعة
Dr. Ahmad As Syarbasy


IMAM ABU HANIFAH (80-150 H)

  1. Kedudukan Imam Abu Hanifah
Diantara faktor yang menempatkan Imam Abu Hanifah pada posisi pertama dari empat imam madzhab fikih adalah tahun kelahiran dan wafatnya yang lebih awal dibanding imam-imam lainnya.
Beliau mendapat gelar yang bisa diibaratkan seperti matahari yang bergulir diantara gugusan ufuk, yaitu gelar "Imam Besar". Juga para ulama memberi gelar sebagai "Ahli Fikih Dari Irak" dan "Imam Ahlu Ar Ra'yi". Abdullah bin Mubarak menjulukinya sebagai "Otaknya Ilmu", sedangkan Ibnu Al Juraj menjulukinya sebagai "Ahli Fikih".

  1. Perjalanan Hidupnya
Sebagian besar hidupnya semasa dengan kekuasaan Bani Umayyah. Sisanya dalam masa Bani Abbasiyah. Lahir pada masa kekuasaan bani umayyah diera pemerintahan Abdul Malik Bin Marwan, dan meninggal dunia pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah dibawah pemerintahan Abu Ja'far Al Manshur.
Kehidupan material dan sosial semakin berkembang sehingga menjamurlah beragam pendapat dalam khazanah fikih islam. Lahir pula berbagai madzhab dan dalam kehidupan ilmiyah dan agama muncullah dua pendekatan metode:
1.      Manhaj naql atau madzhab ahlu hadits
Metode ini disebut al ittiba'I yang berarti membatasi pada nash-nash al quran dan periwayatan hadits nabi saw. Metode ini lebih banyak dianut umat, sebab umat islam selalu menjaga dan berpegang teguh terhadap apa yang diperintahkan dan yang diperbuat Rasulullah. Sebab Rasulullah adalah teladan tertiggi dan figur utama, dan penafsir pertama bagi agama islam.
2.      Manhaj 'aqli atau manhaj ahli ar ra'yi
Sebuah pendekatan yang memaksimalkan potensi akal dalam menerima dan meghargai nash, menggali hukum dan berijtihaj dalam menafsirkan nash

  1. Keturunannya
Abu Hanifah lahir dikota madinah pada tahun 80 H. nama lengkapnya adalah Nu'man Bin Tsabit Bin Mah, budak dari Ataimullah Bin Tsa'labah. Beliau adalah keturunan persia.

  1. Perniagaan Yang Sukses
Pekerjaan pertama kali yang ditekuni Abu Hanifah adalah berdagang, sekaligus menuntut ilmu. Beliau sangat cerdas dan jujur dalam berdagang sehingga beliau selalu menjelaskan tentang kecacatan yang ada dalam dagangannya kepada pembeli. Dalam suatu riwayat, beliau pernah mewakilkan urusan dagang kepada mitra kerjanya Hafs untuk menjual pakaian yang bercacat. Dia berpesan kepada hafs agar berterus terang tentang cacat barang itu kepada pembeli. Tapi mitranya lupa memberi tahu. Abu Hanifah berusaha mencari tahu pembeli tersebut tapi tak menemukannya. Akhirnya beliau bersedekah sebesar harga barang tersebut.

  1. Pengembaraan Menuntut Ilmu
Abu Hanifah tumbuh dikufah dalam lingkungan ilmiyah yang sangat dinamis. Wajar beliau menjadi seorang pemuda yang sangat cerdas dalam menggunakan nalar dan akalnya. Beliau pertama kali belajar ilmu nahwu kemudian berpindah untuk memahami ilmu fikih yang mempelajari tentang qiyas. Beliau juga belajar ilmu kalam dan beliau juga mempunya berbagai buku seperti; Al Fikh Al Akbar, Ar Rad 'Ala Al Qadariyah, Al 'Alim Wa Al Muta'alim, Risalah Li Al Busti

  1. Guru-gurunya
Abu hanifah sempat bertemu dengan Anas Bin Malik, Abdullah Bin Abi Aufa, Sahl Bin Saad, Abu Thufail, tapi beliau tak sempat belajar dengan mereka.
Abu hanifah mempunyai sekelompok guru diantaranya adalah:
1.      Hammad Bin Abu Sulaiman Al Asy'ary
2.      Zaid Bin Ali Zainal Abidin
3.      Muhammad Al Baqir Zainal Abidin
4.      Ja'far Ash Shadiq
5.      Abdullah Bin Hasan
6.      Jabir Bin Yazid Bin Ja'far
7.      Ibrahim An Nakhai
8.      Asy Sya'bi
9.      'Ashim (salah satu dari imam qiraah as sab'ah)
Abu Hanifah adalah peletak dasar-dasar qiyas. Ia merintisnya, mencurahkan kesungguhannya dalam menerapkan qiyas, lalu para ulama sesudahnya menyempurnakannya.

  1. Majlis Imam Abu Hanifah
Abu hanifah ditanya sekitar 60 pertanyaan. Ia bisa menjawab semua pertanyaan tersebut dan menulis semua jawaban yang telah diucapkannya. Ketika gurunya datang, ia menyodorkan tulisan atas jawaban-jawabannya. Sang guru menyepakati 40 jawaban dari 60 jawaban. Tentang 20 jawaban yang tidak disepakati, gurunya menjelaskan sebab-sebab perbedaannya.

  1. Murid-murid Imam Abu Hanifah
1.      Abu Yusuf Ya'qub Bin Ibrahim Bin Habib Al Anshary Al Kufi (113-182 H). Beliau adalah ahli fikih dan hafiz (hafal hadits). Ia sempat menjadi qadhi dalam beberapa kekhalifahan Abbasiyah, mulai Almahdi, Al Hadi, Al Rasyid. Kitab beliau yang paling terkenal adalah "Al Kharaaj" yang ditulis atas permintaan Al Rasyd. Kitab ini berkenaan tentang masalah ekonomi. Kitab yang lainnya adalah "Al Atsar, Ar Radd 'Ala Sairi Al Auza'i Fima Mahala Fihi Abu Hanifah".
2.      Abu Abdillah Muhammad Bin Hasan Asy Syaibani (132-189 H). Beliu belajar ilmu kepada abu hanifah ketika masih berumur 20 tahun. Ketika Abu Hanifah meninggal, ia belajar kepada Abu Yusuf Dan Al Auza'i, Sufyan Atsaury. Asy Syaibani pandai dalam pemecahan masalah berhitung. Kitab-kitab yang beliau tulis adalah; Al Mabsuth, Az Ziyadat, Al Jami' Al Kabir, Al Jami' Ash Shaghir, As Sair Al Kabir, As Sair Ash Shaghir, Ar Rad 'Ala Ahli Al Madinah, dan lainnya. Yang paling terkenal adalah al mabsuth.
3.      Zufar Bin Huzail (110-158 H). Setelah Abu Hanifah meninggal ia belajar kepada Abu Yusuf Dan Asy Syaibany. Beliau juga menjabat sebagai qadhi di Bashrah.
4.      Hasan Bin Ziyad Al Lu'lu'i Al Kuti (meninggal 204 H). Belia terkenal dalam periwayatan hadits dan juga sempat menjadi Qadhi di Kufah pada tahun 194 H. Ia memiliki berbagai kitab diantaranya; Aadab Al Qadhi, Al Khishal, Ma'ani Al Iman, An Nafaqat, Al Kharaaj, Al Faraaidh, Al Washaya, Al Mujarrad Dan Al Amaly.
Ibnu Nadim berkata, "Yang menjadikan fikih Abu Hanifah tumbuh subur dan dibutuhkan adalah karena illatnya (sebab hukum) yang jelas dan didukung oleh hadits, sehingga dapat diterima.

  1. Pilar-pilar Madzhab Imam Abu Hanifah Dan Hadits Nabi Saw
Abu hanifah menyusun madzhabnya berdasarkan:
1.      Alquran
2.      Hadits
3.      Ijma'
4.      Qiyas
5.      Istihsan
6.      Al Urf
Abu Hanifah berkata, "Dalam memutuskan hukum aku mengambil dari kitab Allah. Jika tak aku teukan, maka dengan sunnah rasulullah saw. Jika aku tak mendapatkannya dalam kitab Allah dan sunnah rasulNya, maka aku mengikuti pendapat shahabat. Aku mengambil ucapan mereka dan meninggalkan sesuai keinginanku. Aku tidak akan mencari pendapat lain diluar pandangan mereka". Beliau tak mengambil pendapat tabiin karena mereka derajatnya sama.
Abu Hanifah dalam membangun madzhabnya tetap berpijak pada hal-hal berikut:
1.      Mempermudah dalam hal urusan ibadah dan muamalah. Seperti; jika badan atau pakaian terkena najis maka boleh dibasuh dengan barang cair yang suci seperti air bunga wamar dan alkohol dan tidak terbatas pada air saja.
2.      Berpihak pada yang fakir dan lemah. Seperti, abu hanifah mewajibkan zakat pada perhiasan emas dan perak; sehingga zakat-zakat itu dikumpulkan untuk kemaslahatan orang-orang fakir.
3.      Pembenaran atas tindakan manusia sesuai dengan kadar  kemampuannya. Seperti, bahwa keislaman anak kecil yang berakal tapi belum baligh dianggap sebagai islam yang benar sebagaimana orang dewasa.
4.      Menjaga kehormatan manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Seperti, abu hanifaf mensyaratkan wali nikah bagi perempuan yang baligh dan dewasa atas orang yang dicintai, baginya hak untuk menikahkan dirinya sendiri dan nikahnya sah. Begitu juga laki-laki yang menikahkan anaknya yang sudah baligh kemudian anak itu menolaknya dan tidak suka maka nikahnya, tidak sah.
5.      Kendali pemerintahan ditangan seorang imam (penguasa). Maka kewajiban pemimpin untuk mengatur kekayaan umat islam yang membentang luas diatas bumi untuk kemaslahatan umat.

  1. Abu Hanifah Dan Hadits Nabi Saw
Sebagian orang berburuk sangka terhadap abu hanifah karena mereka melihat bahwasannya ia menggunakan akal, rasio dan ijtihaj tidak menggunakan hadits-hadits Nabi saw. Tapi beliau meluruskan perkataan mereka dengan berkata, "Sungguh mengherankan orang-orang itu. Mereka berkata bahwa saya berfatwa dengan akal, padahal aku hanya berfatwa dengan menggunakan atsar. Yang dimaksud dengan atsar adalah segala sesuatu yang bersumber dari sunnah.
Beliau juga pernah berkata, "Demi Allah, orang yang mengatakan bahwa kami mendahulukan qiyas daripada nash telah berdusta. Apakah masih perlu qiyas jika ada nash?.
Beliau berkata, "Kami tidak menggunakan qiyas kecuali dalam keadaan sangat mendesak. Jika kami tidak menemukan dalil, kami gunakan qiyas.
"Sesungguhnya pertama-tama, kami mengambil dalil dari al quran lalu sunnah lalu perkataan shahabat yang sudah disepakati oleh mereka. Jika mereka berselisih, kami mengkiyaskan (menganalogikan) hukum dengan hukum lain karena adanya persamaan illat (sebab) antara dua masalah tersebut sehingga terdapat kejelasan makna." Beliau juga mengambil hadits mutawatir, masyhur dan ahad.
Zufar berkata, "Janganlah anda terpengaruh dengan perkataan orang-orang yang tidak setuju. Sesungguhnya Abu Hanifah dan shahabat-shahabat kami tidak pernah mengatakan tentang suatu masalah kecuali berdasarkan kepada dalil alquran, hadits, perkataan-perkataan shahabat setelah itu baru menggunakan qiyas.
Abu Yusuf berkata, "Aku belum pernah melihat seorangpun yang lebih mengetahui tentang tafsir hadits dan tafsir tentang fiqih melebihi Abu Hanifah.
Abu Hanifah tidak sombong bahkan beliau tidak memaksa orang lain untuk mengikutinya. Beliau berkata, "Pendapat kami ini hanyalah sekedar pendapat. Itu yang terbaik yang dapat kami usahakan. Siapa membawa pendapat yang lebih baik maka pendapat itu lebih benar daripada pendapat kami.
Ada riwayat yang mengatakan bahwa, Abu Hanifah pernah haji sebanyak 50 kali. Dalam perkembangan madzhabnya terdapat pembahasan yang dikenal dengan nama "Fannu Al Hiyal" (metode siasat). Maksudnya adalah memadukan antara realita kehidupan dengan nash-nash agama. Metode ini muncul dikalangan fuqaha kufah yang berasal dari madrasah Abu Hanifah.
Sebab timbulnya metode ini adalah adanya hubungan antara fuqaha dengan para khalifah dan keinginan para penguasa dan khalifah agar terdapat kesepakatan dan legitimasi fuqaha terhadap masalah yang terjadi diwaktu itu. Yang pertama kali mencetuskan metode ini adalah Abu Yusuf.

  1. Pandangan Politik Imam Abu Hanifah
Abu Hanifah condong kepada kaum Alawiyyin dan tidak sepadan dengan pemerintahan Umayyah. Dimasa Umayyah Yazid Bin Umar Bin Hubairah pernah bekerja di Irak sebagai pegawai Marwan. Lalu ia meminta Abu Hanifah untuk menggantikannya sebagai Hakim tapi beliau menolaknya. Lalu yazid memukulnya sebanyak 110 kali, setiap hari 10 pukulan. Beliau jumpa dengan murid-muridnya di Makkah selam kurang lebih 6 tahun. Ada riwayat yang mengatakan bahwa Abu Hanifah meninggal dipenjara ada juga yang mengatakan bahwa ia menjabat sebagai Hakim selama dua atau tiga hari, lalu ia sakit selama 6 hari hingga akhirnya meninggal dunia.
Menurut Abu Hanifah, kekuasaan itu tidak diwariskan, tidak diwasiatkan, tidak ditentukan (ditunjuk) oleh manusia. Tapi dilakukan dengan baiat yang bebas. Beliau berkata, "Khalifah itu dibentuk dengan kesepakatan dan musyawarah umat islam".

  1. Wasiat Imam Abu Hanifah
Abu Hanifah memberikan wasiat kepada para muridnya, terutapa kepada Abu Yusuf serta pedoman hidup, petunjuk bagi umat manusia dan pandangan kemasyarakatan. Wasiat itu disodorkan dalam bentuk percakapan sebagai bimbingan guru terhadap murid. Diantaranya yaitu, menunjukkan keutamaan akhlak dan perilaku yang baik, mengingatkan tentang perbuatan jelek dan tercela, mengingatkan hal-hal yang boleh dilakukan orang awam tapi tak patut dilakukan oleh ulama.

  1. Komentar Ulama-Ulama Salaf Terhadap Imam Abu Hanifah
Banyak sekali komentar, ucapan atau pujian ulama-ulama salaf terhadap abu hanifah. Diantaranya adalah:
1.      Imam Syafii berkata,"Semua orang dalam ilmu fikih menginduk kepada abu hanifah. Dalam riwayat lain disebutkan, "Siapa yang ingin mengerti tentang fikih maka hendaklah belajar kepada Abu Hanifah dan shababat-shahabatnya, sebab semua orang dalam masalah fikih menginduk kepadanya."
2.      Abdullah Bin Mubarrak berkata, "Jika atsar (riwayat) itu telah dikenal dan membutuhkan pendapat, maka diantara pendapat Malik, Sufyan dan Abu Hanifah maka pendapat Abu Hanifahlah yang terbaik, paling cemerlang dan menguasai fikih. Dia juga berkata, "Jika seseorang diperkenankan untuk berkata dengan pendapatnya maka Abu Hanifahlah yang berhak untuk berkata dengan pendapatnya.
3.      Nadhir Bin Syamil berkata, "Sesungguhnya  orang-orang itu terlalai dari fikih sehingga Abu Hanifah membangunkan mereka dengan keterangan, penjelasan dan ilmunya.
4.      Khalaf Bin Ayub berkata, "Ilmu itu datang dari Allah swt kepada Muhammad Saw kemudian kepada shahabat-shahabatnya kemudian kepada para tabiin kemudian kepada Abu Hanifah dan shahabat-shahabatnya. Selanjutnya terserah bagi seseorang untuk ridha atau tidak.
5.      Sufyan Bin Uyainah, "Ada dua hal yang menurutnya tidak akan tertandigi sebagai aset Kufah yang telah menyebar disegala penjuru dunia, yaitu pertama, qiraah Hamzah dan pendapat Abu Hanifah.
6.      Ma'mar Bin Rasyid berkata, "Aku belum pernah tahu orang yang lebih bagus berbicara tentang fikih, mengupas tentang fikih dan membentangkan kepada orang lain jalan bagi kemajuan fikih dan lebih alim melebihi Abu Hanifah.
7.      Al Hakam Bin Abdullah berkata, "Aku belum pernah berjumpa dengan ahlu hadits yang lebih pandai dari Sufyan Ats Tsaury tapi Abu Hanifah lebih pandai darinya.
8.      Yazid Bin Harun berkata, "Sufyan lebih banyak menghafal hadits tapi Abu Hanifah lebih alim.

  1. Pribadi Imam Abu Hanifah
Abu Hanifah adalah orang yang berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu pendek. Warna kulitnya hitam kemerah merahan. Beliau adalah orang yang sangat baik dalam tutur kata, bagus suaranya selalu berpenampilan dan berpakaian rapi, selalu memakai wangi-wangian sehingga bau aromanya sudah tercium ketika datang atau pergi dari rumahnya. Murah tangan dalam bersedekah. Sampai-sampai Abu Yusuf mengomentari sandal yang dipakainya, "Beliau menyambung tali sandalnya sehingga tak ada tali yang putus.

  1. Ibadah Imam Abi Hanifah
Salah seorang penyair berkata, "Alangkah indahnya ketika dunia dan agam disatukan." Abu Hanifah adalah seorang yang tidak saja menyatukan agama dan dunia bahkan mampu memadukan tiga hal yang menjadikan kedudukannya lebih terhormat, memadukan antara kekayaan dan kesenggangan, antara ilmu dan fikih, antara ibadah dan taqwa.
Abu Hanifah melakukan shalat subuh dengan wudhu shalat isya' selama 40 tahun. Sya'rani kelihatan agak kelebihan dalam menerangkan sifat abu hanifah. Seperti dalam ucapannya bahwa abu hanifah telah mengkhatamkan Al Quran ditempat dimana ia meninggal selama 700 kali. Dia shalat lima waktu dengan satu wudhu selama 40 tahun. Dalam setiap shalat tahajutnya Abu Hanifah senagn mengulangi bacaan-bacaan ayat al quran sebanyak 10 kali.

  1. Wafatnya Imam Abu Hanifah
Abu hanifah meninggal dunia pada tahun 150 H. menurut imam nawawi dia wafat didalam penjara. Ada juga riwayat lain yang menyebutkan bahwa abu hanifah meninggal pada tahun 151 H. riwayat lain menyebutkan bahwa ia meninggal pada tahun 153 H. tapi yang terkuat adalah pendapat yang pertama.

IMAM MALIK BIN ANAS (93-179 H)

  1. Kelahiran Imam Malik
Imam Malik Bin Anas adalah imam madzhab yang kedua. Ia lahir 13 tahun setelah lahirnya Abu Hanifah. Beliau dikenal sebagai imam "Darul Hijrah" (madinah munawaroh) dan "Imam Hijaz". Ia termasuk tabiin yang menjadi referensi para ahlu fikih dimadinah. Ia hidup selama kurang lebih 70 tahun.
Beliau lahir dimasa pemerintahan Walid Bin Abdul Malik Al Umawy dan wafat dimasa Harun Al Rasyid Al Abbasy. Ia juga semasa dengan Abu Hanifah. Ia hidup didua era pemerintahan, Daulah Umayyah Dan Abbasiyah.
Imam Malik lahir disebuah desa bernama "Dzul Marwah", sebelah utara Madinah. Nama lengkapnya adalah Malik Bin Anas Bin Abu Amir Bin Amr Bin Ghaiman Bin Khatsil Bin Amr Bin Harits.
Ibu Imam Malik bernama Ghaliyah Binti Syarik Bin Abdurrahman Bin Syarik Al Azdiyah. Keluarga Imam Malik dikenal sangat memperhatikan hadits dan fatwa.

  1. Masa Pertumbuhan
Imam Malik mulai menghafal Quran kemudian Hadits, karena kekuatan menghafalnya sangat tinggi. Suatu hari ia mendengar 30 hadits dari Ibnu Syihab, semua dapat dipahaminya kecuali satu.
Pada mulanya Imam Malik menyukai nyanyian musik, kemudian ibunya menasihatinya, "Anakku, jika penyanyi itu berwajah jelek maka orang-orang tak akan tertarik. Tinggalkanlah nyanyian dan pelajarilah fikih." Sebenarnya ibunya hanya memalingkan perhatiannya dari musik, sebab beliau memiliki wajah yang sangat tampan.
Ilmu yang didapati Imam Malik antara lain hadits, bantahan terhadap pengikut hawa nafsu, fatwa-fatwa shahabat, fikih tentang pendapat. Ia lihai dalam menuntut ilmu, sampai-sampai Ibnu Uyainah berkomentar, "Tak pernah aku lihat seseorang yang lihai dalam mencari ilmu melebihi Imam Malik.

  1. Guru-guru Imam Malik
Imam Malik sering mengunjungi para syaikh, sehingga Imam Nawawi mencatat dalam kitamnya "Tahdzibul Asma' Wal Lughat" bahwa ia berguru pada 900 syaikh, 300 dari tabiin dan 600 dari tabiut tabiin. Diantara guru-gurunya adalah:
1.      Rabiah Bin Abi Abdurrahman
2.      Nafi', Budak Abdullah Bin Umar
3.      Ja'far Muhammad Al Baqir
4.      Muhammad Bin Muslim Az Zuhri
5.      Abdurrahman Bin Dzakwan
6.      Yahya Bin Saad Al Anshary
7.      Abu Hazim Salamah Bin Dinar
8.      Muhammad Bin Munkadir Abdullah Bin Dinar

  1. Perhatian Imam Malik Terhadap Hadits Nabi Saw
Imam Malik adalah seorang ahli hadits, sanadnya paling shahin diantara para ulama hadits, sehingga ia ditetapkan sebagai orang yang tsiqat (terpercaya), adil  dan dzabit (cermat). Ia jeli dalam memilih orang bahkan tidak ada seorang pun yang mencelanya dalam hal ini. Sufyanpun berkata, "Malik sangat jeli dalam mengoreksi rawi. Ibnu Madini berkomentar, "Saya tidak pernah tahu malik membiarkan seorangpun yang menjadi perbincangan. Imam Syafii berkomentar, "Bila Malik ragu dalam suatu hadits, ia tinggalkan.
Imam Malik tidak mudah mempewroleh kedudukan ini sebab ia berkata sendiri, "Saya menulis dengan tanganku 100.000 hadits."

  1. Imam Malik Mulai Mengajar
Imam Malik banyak memahami ilmu, mengahfal hadits dan memahami agama. Beliau mulai mengajar ketika berusia 17 tahun. Bahkan majlisnya lebih ramai daripada majlis Nafi'. Ia tidak melakukan gerakan dalam pengajarannya dan ia tidak bersikap congkak dan sombong. Sampai-sampai ia tidak pernah mendatangi suatu majlis sebelum dihadiri oleh 70 syaikh yang mengakui bahwa ia ahli dibidangnya. Pernah ia ditanya 40 soal tentang utsman, 32 dijawabnya. Selebihnya ia hanya bilang "Aku Tidak Tahu". Suatu hari seseorang utusan dari negerinya mengadakan perjalanan selama 6 bulan serta membawa pertanyaan agar supaya dijawab oleh imam malik, akan tetapi Imam Malik menjawab "aku tidak tahu". Kemudian orang tadi bingung dan berkata, "Apa yang harus aku bilang kepada penduduk negeriku?, kemudian imam malik menjawab, "Katakanlah bahwa malik tidak tahu".
Referensi yang dijadikan Imam Malik sebagai penetapan hukum adalah:
1.      Al quran
2.      Sunnah nabi saw
3.      Fatwa shahabat dan Ijma'
4.      Amalan penduduk madinah
Bila beliau tak menemukan dalil dalam nash, maka merujuk kepada:
Istihsan, Urf, Sadd Adz Dzaroi', Al Mashalih Al Mursalah dengan beberapa at:
1.      Maslahat tersebut tidak menafikan pokok agama dan dalil qath'i
2.      Maslahat tersebut dapat dicerna akal sehat
3.      Tidak menimbulkan kesulitan bagi manusia

  1. Murid-murid Imam Malik
Murid-murid Imam Malik sangat banyak. Diantaranya adalah:
Zuhri, Ayyub Bin As Sahtiani, Abu Aswad, Rabiah Bin Abdurrahman, Yahya Bin Saadshari, Musa Bin Usbah , Hisyam Bin Urwah, Nafi' Bin Abi Nuaim, Muhammad Bin Ajalan, Salim Bin Umayyah, Abu Nadzir, Sufyan Tsaury, Al laits Bin Saad, Hammad Bin Salamah, Hammad Bin Zaid, Sufyan Bin Uyainah , Abu Hanifah, Abu Yusuf, Syarik Bin Luhai'ah, Ismail Bin Abi Katsir, Abdullah Bin Wahab, Abdurrahman Bin Qasim, Asyhub Bin Abdul Aziz, Asad Bin Furat, Abdul Malik Bin Majisyur, Abdullah Bin Abdul Hakim, Muhammad Bin Hasan Asy Syaibany murid Abu Hanifah yang terkenal berkata, "Aku tinggal dipintu rumah Imam Malik selama 3 tahun. Aku mendengar darinya 700 hadits.

  1. Imam Malik Berhadapan Dengan Penguasa
Imam Malik menyeru para ulama untuk mengajak puasa kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran seraya berkata, "Seorang alim boleh mendekati sultan, hanya karena alasan itu. Poin yang paling penting adalah Imam Malik tidak memasukkan unsur pujian dan sanjungan bagi penguasa. Pernah Harun Al Rasyid meminta Imam Malik untuk datang keistana sambil membawa Muwattha' tapi Imam Malik menolaknya dan menyuruh  Harun Al Rasyid untuk datang sendiri ketempatnya. Harun pun setuju dan berkata, "Demi Allah, aku akan mendengar Al Muwattha' dirumahmu".

  1. Siksa Yang Diderita Imam Malik
Imam Malik mendapat banyak siksaan dimasa Khalifah Abu Ja'far Al Manshur. Diantara sebab beliau disiksa adalah ketika beliau menyampaikan hadits Nabi Saw yang berbunyi, "Tidak ada thalak bagi orang yang dipaksa." Beliau mendapat cambukan sebanyak 70 kali

  1. Kitab Al Muwattha'
Kitab Al Muwattha' adalah kitab keislaman pertama kali yang sempurna dan sampai selesai penulisannya. Al Muwattha' adalah karya terbesar Imam Malik. Sebab beliau menulisnya karena terdorong oleh adanya pendapat-pendapat aliran dan pengikut hawa nafsu dan lemahnya hafalan serta periwayatan, maka dibutuhkan penulisan dan pencatatan agar tidak dilupakan. Sebab lain adalah bahwa beliau disuruh oleh Khalifah Abu Ja'far Al Manshur. Imam Malik menulis kitab Al Muwattha' mulai 148 sampai 159 H, serta beliau terus mengeditnya sampai memakan waktu 40 tahun. Al Manshur wafat sebelum selesainya kitab tersebut.

  1. Komentar Ulama-Ulama Salaf Terhadap Imam Malik
1.      Muhammad Bin Hakam berkata, "Kalau Imam Malik mengatakan suatu pendapat yang tak diucapkan oleh yang lain maka pendapatnya adalah hujjah (dapat dijadikan landasan hukum).
2.      Ibnu Mahdi berkata, "Tak ada orang yang lebih amanat terhadap hadits Rasulullah saw dimuka bumi ini selain Imam Malik.
3.      Imam Syafii berkata, "Kalau ada atsar (ucapan shahabat dan tabiin) maka Imam Malik adalah bintang.
4.      Abu Ayub Bin Suwad berkata, "Saya tidak pernah melihat orang sebagus haditsnya dibanding Malik Bin Anas.
5.      Abu Hatim Al Razi berkata, "Imam Malik sangat dapat dipercaya, Imam penduduk Hijaz, ia mengokohkan pengikut-pengikut Al Zuhri. Ketika mereka berselisih pendapat, maka keputusan ada pada Imam Malik. Imam Malik adalah perawi yang paling takwa, paling murni haditsnya. Ia lebih menguasai hadits dibanding Atsaury Dan Al Auzai.

  1. Kata-kata Mutiara Imam Malik
1.      Ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kalian mengambilnya
2.      Ilmu adalah cahaya tak akan bersemayam kecuali dalam hati yang takwa dan khusyu'
3.      Orang yang suka menjawab tentang satu masalah maka ia menawarkan dirinya untuk surga atau neraka. Bagaimana keselamatannya besok diakhirat?
4.      Bukanlah ilmu dengan banyaknya periwayatan tetapi ilmu adalah cahaya yang Allah letakkan didalam hatinya.
5.      Tidak pantas bagi orang yang berilmu untuk mengungkapkan ilmunya kepada orang yang tak mampu menagkap ilmunyu, karena itu pelecehan terhadap ilmu.

  1. Antara Imam Malik Dan Laits Bin Saad
Al Laits Bin Saad adalah imam yang hebat. Ia bernama Kharits Bin Saad Bin Abdurrahman Al Mishri. Ia seorang tabiut tabiin dan meriwayatkan hadits dari banyak ulama. Beliau adalah imam penduduk Mesir pada masanya.
Imam Syafii berkata, "Al Laits Bin Saad lebih pandai dibanding Imam Malik, hanya saja ia disia-siakan oleh pengikutnya. Ibnu Hanbal berkata, "Al Laits itu banyak ilmunya dan haditsnya. Tak ada diantara penduduk Mesir yang lebih kokoh ilmunya sebanding dia, sungguh shahih haditsnya.
Beliau dilahirkan pada tahun 93 H dan wafat pada tahun 195 H empat tahun sebelum wafatnya Imam Malik.

  1. Kepribadian Imam Malik
Imam Malik orangnya tinggi, posturnya besar, putih kulitnya, botak kepalanya, mancung hidungnya, bagus rupanya. Ia memakai pakaian-pakaian yang bagus dan wangi-wangian. Ia tidak suka mencukur kumis dan mencelanya. Beliau sering memakan makanan yang enak dan sering makan daging tanpa melebihi porsinya dan ia sangat menyukai buah pisang. Ia berkata, "Tidak ada buah yang lebih mirip dengan buah surga kecuali pisang.

IMAM SYAFII (150-204)

  1. Kota Kelahiran Dan Nasabnya
Imam Syafii dilahirkan dighaza, palestina, tahun 150 (767 M). ibu beliau membawanya kemakkah ketika berumur 10 tahun. Nama Imam Syafii adalah Abu Abdullah Muhammad Bin Iddris Bin Abbas Bin Utsman Bin Syafii Bin Saib Bin Ubaid Bin Abdul Yazid Bin Hasyim Bin Muthalib Bin Abdi Manaf. Beliau berasal dari banmgsa arab suku Qurays. Ibu Imam Syafii adalah wanita dari Azad bukan dari qurays, beliau bernama Fatimah Binti Abdullah Al Azadiyah.
Imam Syafii hidup dalam kemiskinan sehingga ketika menuntut ilmu beliau terpaksa mengumpulkan potongan-potongan keramik, kulit, pelepah korma dan tulang-tulang unta untuk menulis.
Imam Syafii adalah imam ketiga dari empat imam madzhab menurut urutan kelahirannya. Dia adalah "Nashirul Hadits", pembela hadits dan "Mujaddid", pembaharu abad kedua hijriyah. Imam Ahmad berkata, "Diriwayatkan dari Nabi saw bahwa setiap seratus tahun Allah mengutus pada umat ini seseorang yang memperbaharui urusan agama. Terbukti Umar Bin Abdul Aziz pada abad pertama, dan aku berharap Syafii menjadi mujaddid diabad yang lain.
  1. Pertumbuhan Dan Perkembangan Dalam Menuntut Ilmu
Beliau menghafal quran dan berbagai hadits dengan sangat cepat dan juga kaidah bahasa arab. Beliau hidup bersama suku Hudzail sekitar 10 tahun. Sebelumnya imam syafii cenderung terhadap saatra dan syair dan belajar bahasa arab akan tetapi ia setelah itu menekuni fikih. Imam malik terus menuntut ilmu hingga beliau bertemu dengan imam malik dimadinah, tapi sebelumnya beliau membaca kitab muwattha' dan menghafal sebagiannya. Ketika beliau bertemu dengan Imam Malik, maka Imam Malik berkata, "Sesungguhnya Allah swt telah menaruh cahaya dalam hatimu maka jangan padamkan dengan perbuatan maksiat.

  1. Pekerjaan Imam Syafii
Pekerjaan imam syafii adalah belajar, membaca, menulis dan menghafal serta mempelajari ilmu-ilmu lainnya, sehingga beliau berkata, "Siapa yang belajar alquran maka akan tinggi nilanya. Siapa yang menulis hadits maka akan kuat argumentasinya. Siapa yang mendalami fikih maka akan mulia derajatnya. Siapa yang mendalami bahasa akan halus perangainya. Siapa yang mempelajari ilmu eksakta akan banyak kreativitasnya dan siapa yang tidak menjaga diri maka tidak akan manfaat ilmunya.

  1. Guru-guru Imam Syafii
Imam Syafii berguru kepada Syaikh Muslim Bin Khalid Az Zanji dan beberapa Imam Makkah. Ketika berumur 13 tahun beliau pergi kemadinah belajar kepada Imam Malik. Diantara guru-guru beliau adalah:
1.      Di Makkah; Muslim Bin Khalid Az Zanji, Sufyan Bin Uyainah, Sa'id Bin Salim Al Daddah, Dawud Bin Abdurrahman Al Athar, Dan Abdul Hamid Bin Abdul Aziz Bin Abi Dawud.
2.      Di Madinah; Imam Malik Bin Anas, Ibrahim Bin Saad Al Anshary, Abdul Aziz Bin Muhammad Al Darawardi, Ibrahi Bin Yahya Al Asami, Muhammad Bin Said Bin Abi Fudaik Dan Abdullah Bin Nafi'  Al Shani.
3.      Di Yaman; Muttharrif Bin Mazin, Hisyam Bin Yusuf, Hakim Shan'a, Umar Bin Abi Maslamah Al Auza'i Dan Yahya Hasan.
4.      Di Irak; Muhammad Bin Al Hasan, Waki' Bin Jarrah Al Kufi, Abu Usamah Hammad Bin Usamahal Kufi, Ismail Bin Athiyah Al Bashry Dan Abdul Wahhab Bin Abdul Majid Al Bashri.

  1. Murid-murid Imam Syafii
Murid-murid Imam Syafii sangat banyak, diantaranya;
1.      Di Makkah; Abu Bakar Al Humaidi, Ibrahim Bin Muhammad Al Abbas, Abu Bakar Muhammad Bin Idris Dan Musa Bin Abi Al Jarrud.
2.      Di Baghdad; Al Hasan Al Shabah Al Za'farani, Al Husain Bin Ali Al Bashri,
3.      Di Mesir; Harmalah Bin Yahya, Yusuf Bin Yahya Al Buwaili, Ismail Bin Yahya Al Muzani, Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Hakam Dan Ar Rabi' Bin Sulaiman Al Jiizi.
4.      Murid Imam Syafii yang paling brilian  adalah Imam Ahmad Bin Hanbal
Imam Syafii tinggal dimakkah selama 9 tahun, beliau mampu mendalami pelajaran-pelajaran yang berhubungan dengan al quran, sunnah, ijtihad, dasar pengambilan hukum, serta qawaid al kulliyah dan kaidah umum fikih.
Pada tahun 195 H, ia kembali dari makkah lalu menuju baghdad. Kemudian imam syafii mengarang kitab "Ar Risalah" yang menjadi dasar ilmu ushul fikih.Dan imam syafii kembali meneruskan mengarang kitab ar risalah setelah pergi kemesir pada tahun 200 H.
Beliau tinggal dimesir selama 4 tahun lebih dan telah mengarang beberapa kitab. Beliau meletakkan madzhabnya yang baru (qaul al jadid) yang berlaku dimesir karena adanya kondisi dan adat disana serta mengarang kitab Al Umm.

  1. Fikih Syafii
Masa Imam Syafii merupakan masa cemerlangnya fikih dalam sejarah hukum islam hingga beliau dijuluki sebagai "peletak dasar ushul fikih". Imam Syafii berkata, "Bumi mana yang mengucilkanku, langit yang meneduhiku, jika ada hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah saw dan aku tidak mengatakan ya dengan menundukkan kepala dan kedua mata? Beliau berkata, "Apapun yang aku katakan atau aku jadikan dasar berbeda dengan apa yang bersumber dari rasulullah, apa yang rasulullah sabdakan adalah itu pendapatku." Beliau telah menghafal kitab al muwattha' dalam waktu 9 hari.
Karakteristik fikih dan pengetahuan syafii yang menonjol ialah bahwa beliau telah meletakkan kaidah-kaidah ilmu ushul fikih. Karena itu, Fakhruddin Ar Razi berkata, "Saya tahu bahwa Imam Syafii identik dengan ilmu ushul fikih. Sebagaimana Aristoteles identik dengan ilmu logika dan Khalil Bin Ahmad identik dengan ilmu arrudh (ilmu tentang timbangan syair).

  1. Kitab-kitab Imam Syafii
Imam Syafii banyak mengarang kitab. Diceritakan beliau telah mengarang 113 kitab dalam bidang fikih, tafsir, ushul fikih, sastra dll. Yakut menyebutkan dalam kitabnya "Mu'jam Al Udaba" Juz 17, puluhan kitab Imam Syafii. Yang dimaksud adalah beberapa bab tentang masalah fikih. Diantara kitabnya yang membahas tentang ushul fikih adalah ar risalah. Kitab ini dari permintaan dari Abdurrahman Bin Mahdi tokoh hadits pada masanya.
Al Muzani berkata, "saya telah membaca kitab Ar Risalah sebanyak 500 kali." Katanya juga, saya mendalami kitab ar risalah selama 50 tahun setiap yang aku pelajari selama itu selalu memberikan pelajaran baru yang belum aku ketahui.
Diantara kitabnya yang terkenal adalah Al Umm. Ketika beliau di Irak beliau juga mengarang kitab Al Qadim yang bernama Al Hujjah. Ini diceritakan oleh 4 ulama besar yaitu; Imam Ahmad Bin Hanbal, Ibnu Tsaur, Al Za'farani Dan Al Karabisi.
Kitab Imam Syafii yang lain adalah Al Washaya Al Kabirah, Ikhtilaf Ahli Itak, Wasyiyah As Syafii, Jami'ul Ilmi, Ibthalu Istihsan, Jami'ul Muzani Al Kabir, Jamiul Muzani Ash Shaghir, L Amali, Mukhtashar Ar Rabi' Wal Buwaity, Al Imla' dan sebagainya. Sebagian kitab yang lain beliau mendiktikan kepada orang lain.

  1. Nasehat Imam Syafii
1.      Belajarlah anda sebelum memegang jabatan, karena jika sudah memegang jabatan maka tak ada lagi kesempatan untuk belajar.
2.      Ilmu utu lebih utama dari pada shalat sunnah
3.      Persaudaraan sejati adalah yang menerima kekurangan saudaranya, menutupi kelemahannya dan memaafkan kesalahannya.
4.      Siapa yang ingin menggapai dunia maka gapailah dengan ilmu, siapa yang ingin menggapai akhirat maka gapailah juga dengan ilmu
5.      Belumlah lengkap, jika seseorang mencari ilmu tidak mengalami kefakiran. Sungguh saya sendiri susah mencari kertas.
6.      Kelemahan ulama adalah kurang berusaha. Kelemahan orang bodoh adalah tidak mau bersusah payah.
7.      Kewibawaan seseorang terletak pada kesungguhannya

  1. Imam Syafii Dan Bahasa Arab
Bahasa tempat tinggal dan masanya immam syafii adalah arab. Beliau keturunan arab qurays, bahasanya sangat fasih sejak pertumbuhannya menjadi dewasa. Beliau terus sibuk mempelajari bahasa arab selama 20 tahun, sehingga menjadi imam yang fasih bahasa arab. Ibnu hisyam, imam nahwu dimesir pada masanya memandang imam syafii sebagai hujjah (referensi) dalam bahasa dan nahwu. Begitu juga abu ubaid, ayub bin suwaid dan abu utsman al muzini. Ibnu hisyam pernah meragukan imam syafii dalam hal ini, tapi kemudian menyelidikinya dan mengakuinya.

  1. Syair-syair Imam Syafii
Imam Syafii adalah penyair yang ungkapan-ungkapan syairnya sangat bagus, walaupun beliau tidak mencurahkan perhatian dan mendalaminya. Sebab beliau disibukkan oleh kajian fikih dan pengetahuan yang lain. Al mubarrid berkata, "Imam syafii adalah penyair dan sastrawan yang paling bagus dan terkenal bacaannya. Diantara syairnya adalah:
Ketika hatiku keras dan madzhab (jalan-jalan) ku terus sempit
Aku jadikan harapan maafMu sebagai penyerahan
Dosa-dosaku amatlah besar, tetapi jika aku bandingkan dengan maafMu, ya Tuhanku kemaafanMulah yang lebih besar
Engkau zat maha pengampun yang selalu memaafkan
Engkau maha mulia mengampuni dengan rahmat dan kemulianMu
Jika engkau tidak izinkan, iblis tidak akan mampu menggada hamba
Bagaimanakah hambaMu yang suci bernama adam dapat tergoda?

  1. Pandangan Politik Imam Syafii
Imam Syafii memandang bahwa imamah adalah suatu kelaziman. Ini berlaku pada suku qurays. Didalam kitabnya al umm beliau banyak meriwayatkan beberapa hadits tentang kemuliaan/keutamaan suku qurays. Beliau berpendapat bahwa khalifah itu harus lewat baiat(pernyataan). Kecuasli dala keadaan dharurat, maka boleh tanpa baiat. Jika dengan kekuatanya seseorang mampu mengalahkan rakyat sepat (setuju) maka imamh diperbolehkan (dianggap sah).

  1. Komentar Ulama Salaf Terhadap Imam Syafii
1.      Abu Bakir Al Humaidi berkata, "Imam Syafii adalah pemimpin ahli fikih".
2.      Ahmad Bin Hanbal, "Imam Syafii adalah filusuf dalam 4 hal; bahasa, perbedaan manusia, spiritual, dan fikih."
3.      Sufyan Atsaury berkata, "Imam Syafii adalah paling utama dizamannya."
4.      Yahya Bin Said Al Qatthan berkata, "Saya tak pernah melihat orang yang lebih pandai dan ahli dalam fikih selain dia."
5.      Ibnu Uyainah ketika ditanya tentang tafsir dan mintai fatwanya, maka ia berkata, "Kalian tanyakan kepada Imam Syafii."

  1. Kritikan Imam Syafii
Seorang yang mulia tidak luput dari kritikan, disamping juga yang banyak memujinya. Begitu juga imam syafii tak lepas dari keitika dari para peneliti. Seperti, sebagian mereka mengatakan bahwa imam syafii bukanlah mujaddid karena dia tidak bisa mengeliminasi fanatisme yang terjadi pada masanya. Ia hanyalah membatasi imamah pada suku qurays, dia juga berfatwa bahwa imamh juga bisa berdiri tanpa baiat dalam keadaan  dharurat.

  1. Kepribadian Imam Syafii
Imam Syafii sangat rupawan, tinggi badannya, panjang lehernya, kulit sawo matang, merdu suaranya dan bagus penyampaiannya. Orang-orang menangis dengan bacaan al qurannya. Sederhana dalam pakaiannya, memakai cincin dijari kirinya yang bertuliskan "cukuplah Allah percaya pada Muhammad bin idris". Beliau mengerti tentang kedokteran dan mahir dalam memanah.
Beliau cepat berkonsentrasi, kuat ingatan, tajam pikiran, luas akalnya. Basyir al murisy berkata, "Orang ini akalnya setengah dari akal penduduk dunia". Beliau berpaling dari mendalami masalah-masalah kulliyah (umum) lebih besar daripada masalah-masalah juziyah (parsial).

  1. Kedermawanan Imam Syafii
Beliau datang ke shan'a menuju mekkah dengan membawa 10.000 dinar. Maka ia tidak menyisakan sebelum membagi-bagikan semuanya. Pernah terjadi ketika beliau dimesir mendapatkan beberapa pakaian dan perhiasan, beliau membagi-bagikan kepada penduduk setempat.
Imam syafii sangat tekun beribadah dan tahajjud dan cukuplah menjadi bukti bahwa kita mengetahui beliau membagi malamnya dengan 3 bagian. Sepertiga untuk menulis, sepertiga untuk shalat dan tahajjud dan yang sepertiganya lagi untuk tidur.

  1. Sakit Dan Wafatnya Imam Syafii
Yakut menyebutkan dalam kitabnya mu'jam al udaba, bahwa sebab imam syafii sakit diantaranya adalah ketika murid imam malik bin anas yaitu fityan sedang berdebat dengan imam syafii. Dalam perdebatan itu imam syafii menang. Fityan lalu mencaci maki imam syafii.
Hal ini didengar oleh gubernur mesir (as sirri bin al hakam al balkhi). Ia memerintahkan untuk memukuli fityan dan mencelanya. Namun sebagian orang bodoh fanatik terhadap fityan, lalu mereka menghadiri majlis imam syafii dan kemudian memukulinya hingga beliau sakit dan mengakibatkan beliau wafat. Sebab lain adalah imam syafii menderita sakit wasir yang berulang kali dan mengakibatkan seringnya keluar darah sehingga beliau meninggal dunia.
Beliau wafat dimesir pada kamis malam setelah shalat maghrib diakhir bulan rajab tahun 204 H. beliau berumur 54 tahun dan beliau wafat disamping abdullah bin al hakam, seperti yang pernah beliau wasiatkan. Beliau dimakamkan pada hari jumat.

IMAM AHMAD BIN HANBAL (164-241)

  1. Kelahiran Dan Nasab Imam Ahmad
Ahmad Bin Hanbal dilahirkan dibulan Rabiul Awal tahun 160 hijriyah dikota Baghdad, setelah ibunya meninggalkan kota Marwin. Belia bernama Abu Abdillah Ahmad Bin Muhammad Bin Hanbal Bin Hilal Bin Asad Bin Idris Bin Abdillah Bin Hayan Bin Abdillah Bin Anas Bin Auf Bin Qasith Bin Mazin Bin Syaiban Al Maruzi Al Baghdadi. Nasab keturunannya bertemu dengan Rasulullah saw pada nizar bin maad bin adnan.
Ayah beliau meninggal dunia ketika ia masih kecil. Sedangkan ibunya bernama Shafiyah Binti Maimunah Binti Abdul Malik Asy Shaibani Dari Bani Amir. Beliau haji 5 kali dengan berjalan kaki dan membiayai salah satu hajinya dengan 30 dirham saja.

  1. Perkembangan Ilmunya
Beliau telah menghafal quran, belajar ilmu bahasa arab dan menulis serta penyuntingan sebuah percetakan dalam usia 14 tahun. Beliau tumbuh dalam kecintaan menuntut ilmu sehingga ibunya merasa iba melihat keletihannya dalam mencari ilmu.

  1. Guru Imam Ahmad Bin Hanbal
Ibnu Hanbal mempelajari ilmu pertama kali kepada Abu Yusuf Bin Ibrahim Alqadhi. Ada yang mengatakan beliau belajar pertama kali kepada Hasyim Bin Basyir Bin Abu Hasyim Al Wasithy. Imam Ahmad belajar kepadanya selama 4 tahun dan mengambil hadits dari beliau sebanyak 3000 hadits.
Beliau juga belajar kepada Umair Bin Abdullah Bin Khalid Dan Abdurrahman Bin Mahdi Serta Abu Bakar Bin Ilyas, Iamam Syafii, Ibrahim Bin Sa'dy, Yahya Al Qahthan, Waki', Sufyan Bin Uyainah. Dan beliau tak sempat belajar kepada imam malik karena belia sudah meninggal.

  1. Berkawan Dengan Tinta Sampai Keliang Kubur
Kehidupan Imam Ahmad sangat giat dan rajin dalam rangka menuntut ilmu dan konsisten dalam mencari hadits walaupun setelah beliau menjadi iamam. Orang-orang berkata dengan nada yang heran karena kesinambungan beliau dalam menuntut ilmu meskipun luhurnya keulamaannya dan keagungannya. Sesungguhnya engkau telah mencapai derajat yang tinggi dan menjadi imam kaum muslimin, sampai kapan wahai Imam Ahmad? Imam Ahmad menjawab, "Aku berkawan dengan tinta hingga keliang kubur."

  1. Majlis Imam Ibnu Hanbal
Imam Ahmad banyak belajar kepada syaikh yang fenomental. Beliau belajar dimasjid Jami' Baghdad ketika berumur 40 tahun. Beliau mengadakan kajian majlis setelah shalat ashar dimasjid yang khusus dilakukan dirumahnya. Studi umum beliau banyak disaksikan dan dihadiri jamaah hingga mencapai 5000 orang. 500 diantaranya menulis pelajaran beliau.

  1. Sumber-sumber Fikih Imam Ahmad Bin Hanbal
1.      Al quran
2.      As sunnah
3.      Ijma'
4.      Qiyas (analogi)
5.      Mashalih al mursalah
6.      Saddu dzarai'
7.      Dan mengambil hadits dhaif jika tidak ada dalil lain

  1. Pendapat Imam Ahmad Tentang Sosial kemasyarakatan
Dalam fikih imam ibnu hanbal, misalnya disebutkan apabila ada seseorang yang mewakafkan tanah kepada fakir miskin, maka tidak wajib dikeluarkan zakat hasil tanah tersebut sebesar 10 %. Tapi apabila seorang mewakafkan tanah ini kepada selain fakir miskin maka diambil 10 % dari penghasilan itu. Ini adalah tinjauan yang menarik tentang ekonomi dan sosial.

  1. Syarat-Syarat Seorang Mufti
1.      Harus berniat dengan ikhlas
2.      Harus mempunyai ilmu, kesabaran, kewibawaan dan ketenagan
3.      Harus kuat terhadap rintangan-rintangan yang mengahadang serta memahaminya
4.      Harus memiliki kecakapan yang sempurna
5.      Mengetahui segala karakter manusia dan mengerti situasi dan kondisi mereka
6.      Memahami berbagai segi dalam al quran, hadits-hadits nabi saw dan sanad-sanad yang shahih
  1. Penegak Jalan Kebenaran Bukan Jalan Takhayul
Ibnu Hanbal sangat memahami kebenaran, mengikuti dan mengikatkan dirinya pada kebenaran. Beliau sangat membenci penambahan dan penggantian riwayat hadits dan membelanya. Beliau melihat bahwa banyak sudah sejarah dan hadits-hadits nabi saw yang tercontaminasi dengan kebohongan dan israiliyat. Wajib bagi beliau berdiri kokoh dalam pengujian sejarah dan hadits-hadits itu serta tidak tergesa-gesa dalam menerimanya.

  1. Murid-murid Imam Ibnu Hanbal
Yahya Bin Adam, Abdurrahman Bin Mahdi, Yazid Bin Harun, Ali Dimasqi, Ibrahim Al Harbi, Abu Bakar Ahmad Bin Ahmad Bin Muhammad Bin Hani' Athai Al Atsrami, Muhammad Bin Ishaq Ash Shaghani, Abu Hatim Al Razi, Ahmad Bin Abu Al Hiwary, Musa Bin Harun, Hanbal Bin Ishaq
Utsman Bin Said Ad Darimy, Hajaj Bin Asy Syair, Abdul Malik Bin Abdul Hamid Al Maimuni
Baqi' Bin Mukhlid Al Andalusy, Ya'qub Bin Syaibah , Shaleh (anak pertama Ibnu Hanbal yang mempelajari fikih-meninggal 266 H), Abdullah (pemerhati hadits-273 H), Ahmad Bin Muhammad Al Marwazi 275 H, Harb Bin Ismail Al Karmani 280 H, Ahmad Bin Muhammad Al Khalal 311

  1. Sifat-sifat Shahabat Ibnu Hanbal
Secara garis besar pendukung dan pengikut Ibnu Hanbal adalah orang-orang yang tekun dan sabar, zuhud dan wara', berpegang pada dalil naqli tanpa ta'wil. Abu Alwafa' Bin Aqil seorang ahli fikih madzhab hanbali yang fenomental, Syaikhul Islam yang wafat pada tahun 510 H. Beliau berkatan tentang shahabat-shahabat Ibnu Hanbal, "Mereka adalah yang tegas, akhlak mereka terhindar dari pergaulan bebas, watak mereka kokoh terhadap campur tangan, ketekunan telah menguasai mereka. Mereka sedikit dalam bergurau, jiwa mereka terjauhkan dari kehinaan riya'.

  1. Siksaan Terhadap Imam Ibnu Hanbal
Imam Ahmad mengahadapi cobaan yang sangat besar yaitu fitnah tentang ucapan "Al Quran Adalah Makhluk". Padahal perkataan ini tidak pernah terjadi pada umat sebelumnya, hingga golongan Mu'tazilah mulai berkembang. Aliran ini berpendapat bahwa quran adalah makhluk. Peristiwa ini terjadi pada masa kekhalifahan Al Makmun (khalifah daulah abbasiyah) yang menganut paham mu'tazilah.
Ahmad Bin Abu Du'ad Al Mu'tazili salah seorang menteri Al Makmun menyebar luaskan paham mu'tazilah dengan mengatakan "Alquran Adalah Makhluk" dengan menggunakan otoritas negara dan ketakutan akan hukum. Ketika itu Abu Du'ad mengatakan bahwa al quran itu qadim, tapi imam ahmad membantahnya dan mengatakan bahwa alquran adalah wahyu. Atas dasar iru Imam Ahmad ditangkap dan dibawanya kehadapan al makmun tapi almakmun keburu meninggal dikota thurats. Sedangkan ibnu hanbal masih dipenjarakan.
Kemudian almakmun memberi wasiat kepada al mu'tashim (khalifah berikutnya) untuk mengatakan bahwa al quran adalah makhluk. Tapi abu du'ad masih menjabat sebagai menteri, sehingga imam ahmad terus dipaksa untuk mengatakan bahwa quran makhluk tapi beliau terus menolaknya. Setelah itu beliau dicambuk dan dipukul sampai pinsan dan ditusukkan pedang pada tubuhnya kemudian dimasukkan penjara lagi. Beliau dalam keadaan sakit karena banyak luka pada tubuhnya. Kemudian khalifah Mu'tashim digantikan oleh Al Watsiq, tapi beliau tidak menyiksa Ibnu Hanbal. Setelahnya khalifah Al Mutawakkil, dia berusaha menghindari fitnah ini. Setelah 5 tahun (232 H) Imam Ahmad kembali mengajar setelah menerima siksaan selama 14 tahun.

  1. Risalah Imam Ibnu Hanbal Tentang Al Quran
Setelah Al Mutawakkil megetahui tentang argumen Ibnu Hanbal lalu ia menyuruh Ubaidillah Bin Yahya untuk menulis surat kepada Ibnu Hanbal berkaitan dengan alquran. Kemudian Imam Ahmad membalasnya. Diantara risalah Imam Ahmad adalah, " Disebutkan dari Abdullah Bin Abbas, "Janganlah kalian mempertentangkan kitab Allah swt antara ayat yang satu dengan sebagian lain karena sesungguhnya itu akan menimbulkan keraguan didalam hatimu.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw bersabda, "Keraguan didalam al quran adalah kufur.
Diriwayatkan dari Abu Jahim Ra, Rasulullah Saw bersabda, "Janganlah kalian mempertentangkan apa yang ada didalam al quran. Sesungguhnya keraguan terhadap al quran adalah kufur.

  1. Kitab-kitab Imam Ahmad Bin Hanbal
Beliau tidak mengarang kitab kecuali hadits dan sunnah. Semua kitabnya merupakan kumpulan dari hadits-hadits dan atsar. Diantara kitab beliau yang paling terkenal adalah "Al Musnad" yang didalamnya terdapat hasil kumpulan beliau dari hadits-hadits Rasul Saw. Beliau mulai mengumpulkan pada tahun 180.
Kitab Al Musnad memuat 40.000 hadits. Imam Ahmad menyaringnya dari 700.000 hadits. Sebagian ulama mengatakan bahwa seluruh hadits dalam musnad adalah shahih. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa didalamnya terdapat sebagian hadits-hadits dhaif, walaupun kitab ini besar dan agung. Diantara kitabnya yang lain adalah "Risalah Ar Radd 'Ala Al Mu'tazilah".

  1. Ungkapan-ungkapan Imam Ibnu Hanbal
1.      Dunia adalah ladang untuk beramal dan akhirat ialah tempat pembalasan amal. Maka barang siapa yang tidak beramal didunia dia akan menyesal diakhirat.
2.      Pokok iman itu ada 3, yang memberi petunjuk, petunjuk dan yang diberi petunjuk. Yang memberi petunjuk adalah Allah swt, petunjuknya adalah al quran, dan yang diberi petunjuk adalah orang mukmin. Maka barangsiapa yang menentang satu huruf dari al quran maka sama halnya dengan menentang Allah dan kitabnya dan rasulNya.
3.      Hindarilah berbicara tentang masalah yang tidak ada faedahnya
4.      Ketika kalian melihat orang yang suka berbicara, maka jauhilah dia.
5.      Manusia itu butuh ilmu sebagaimana roti butuh air

  1. Imam Ibnu Hanbal Dan Syair-Syairnya
1.      Wahai si penuntut ilmu yang memerangi segala kebatilan, dan segala kecondongan yang akan datang
2.      Amalkan ilmumu secara diam-diam atau terang-terangan, disatu hari niscaya berguna bagi kamu
3.      Wahai sipenuntut ilmu janganlah condong pada bidah, niscaya orang-orang yang bidah nanti akan tersesat
4.      Ambillah segala sesuatu yang datang dari shahabat, yang bisa dijadikan argumen dan contoh
5.      Ingatlah, jadilah kamu seorang monumental, dan tinggalkan pendapat sesat niscaya kamu hidup terpuji.

  1. Pengakuan Ulama Salaf Terhadapnya
1.      Ibrahim Bin Al Harbi berkata, "Seakan-akan Allah telah mengumpulkan ilmu orang-orang terdahulu pada diri imam ahmad bin hanbal dari segala bagian
2.      Abu Musab berkata, "Saya tidak melihat seorang diantara umat ini yang menjaga urusan agamanya kecuali pemuda yang ada dimasyriq (ibnu hanbal).
3.      Abu Ubaid berkata, "Puncaknya ilmu itu pada 4 orang, Ahmad Bin Hanbal, beliau adalah yang paling ahlinya, Ali Bin Al Madani, beliau yang paling ahli ilmu, Yahya Bin Main, beliau yang paling bagus hasil tulisannya, Abu Bakar Bin Abu Syaibah, beliau ialah yang paling hafal diantara semuanya.

  1. Karakteristik Imam Ibnu Hanbal
Ibnu hanbal itu seoraorang yang berpostur tinggi, berkulit sawo matang, menghiasi diri dengan simpati. Selalu memakai sarung dan surban dan sedikitb makannya. Tidak memilih-milih makanan, sering makan lauk-pauk yang masam. Selalu mengambil air wudhu dengan tangannya, tidak meminta orang lain untuk mengambilkan air wudhu
Beliau kuat hafalannya. Paham apa yang apa yang ia hafal, menghiasi diri dengan sabar dan bagus, cita-citanya kokoh, berpegang teguh pada prinsip, menjauhkan diri dari bercanda, dan riya'.
Imam ahmad seorang yang ahli ibadah dan tahajjud. Putra beliau abdullah bercerita, bahwa sersungguhnya imam ahmad setiap sehari semalam itu mengerjakan shalat 300 rakaat. Dan ketika sakit akibat cobaan siksa beliau shalat 150 rakaat, dan disaat umurnya mendekati 80 tahun beliau mengkhatamkan al quran dalam waktu 7 hari.     
                                                                
  1. Keluarga Imam Ibnu Hanbal
Ibnu Hanbal mempersunting budak perempuan yang bernama Hasan. Sedangkan anak Ibnu Hanbal adalah Saad, Muhammad, Hasan, Zainab, Fatimah dan dua anak kembar yang diberi nama Hasan Dan Husein. Dan keduanya mati setelah dilahirkan.
Lalu Ibnu Hanbal menikah dengan Abasah Binti Al Fadhl. Dari wanita ini lahir putra beliau yaitu Shaleh (Abu Fadhl), lahir tahun 203 dan meninggal tahun 265 dan menjadi Hakim Di Ashbihan dan menulis terjemahan kitab ayahnya. Kemudian lahir pula Abdullah (Abu Abdurrahman) ia termasuk imam hadits wafat tahun 290. putri Ibnu Hanbal dimakamkan disebelahnya.

  1. Sakit Dan Wafatnya Imam Ibnu Hanbal
Imam Ahmad Bin Hanbal wafat pada hari jumat tanggal 12 rabiul awwal tahun 241. Acara pemandiannya dipimpin oleh Abu Bakar Ahmad Bin Muhammad Bin Al Hajjad Al Maruzi. Ia adalah orang yang diutamakan oleh Imam Ibnu Hanbal. Pemakamannya dilaksanakan setelah shalat jumat. Orang yang mengatarkan jenazahnya berdesak-desakan. Disaksikan/dihadiri oleh puluhan ribu umat manusia dan beliau dimakmkan di Baghdad.

Wallahu a’lam bis shawab


Share this games :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yang sopan