PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA
DENGAN PENGGUNAAN KIT ALAT PERAGA SEQIP
(SCIENCE EDUCATION QUALITY IMPROVEMENT PROJECT)
IPA KELAS IV SD NEGERI 2 MATARAM MARGA
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Diajukan Sebagai pengganti Ujian Semester Mata Kuliah Metodologi Penelitian
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dengan judul “PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENGGUNAAN KIT ALAT PERAGA SEQIP (SCIENCE EDUCATION QUALITY IMPROVEMENT PROJECT) IPA KELAS IV SD N 2 MATARAM MARGA”
Dalam upaya penyelesaian proposal skripsi ini, penyusun telah menerima banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Prof. Edi Kusnadi, M.Pd. selaku Ketua STAIN Jurai Siwo Metro
- Drs. M. Ardi, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Tarbiyah
- Rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan proposal ini.
- Orang tua yang telah memberikan dukungan dan doanya kepada anaknya dalam penelitian ini.
- Dan semua pihak yang telah turut mendoakan dan membantu dalam penyesaian proposal penelitian ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Metro, Juni 2011
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................................... 4
C. Batasan Masalah................................................................................................ 4
D. Rumusan Masalah.............................................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian................................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian............................................................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI........................................................................................ 7
A. Deskripsi Teoritis............................................................................................... 7
1. Alat Peraga................................................................................................... 7
2. SEQIP........................................................................................................ 10
3. Hasil Belajar............................................................................................... 12
4. Aktivitas Belajar........................................................................................ 15
5. Kerangka Berfikir...................................................................................... 17
6. Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam...................................................... 20
7. Penelitian Tindakan Kelas.......................................................................... 21
B. Hipotesis Tindakan.......................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 26
A. Objek Tindakan................................................................................................ 26
B. Setting Tindakan.............................................................................................. 28
1. Tempat Penelitian....................................................................................... 28
2. Subjek Penelitian........................................................................................ 28
C. Prosedur Tindakan........................................................................................... 28
1. Metode Penelitian...................................................................................... 29
2. Tahap-Tahap Penelitian.............................................................................. 29
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................... 33
1. Observasi.................................................................................................... 33
2. Tes Hasil Belajar........................................................................................ 34
3. Dokumentasi.............................................................................................. 34
E. Teknik Analisis Data........................................................................................ 35
1. Analisis Kuantitatif..................................................................................... 35
2. Analisis Kualitatif....................................................................................... 36
F. Indikator Keberhasilan..................................................................................... 36
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teoritis
1. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Peragaan meliputi semua pekerjaan panca indra yang bertujuan untuk mencapai atau memiliki pengertian pemahaman sesuatu hal secara lebih tepat dengan penggunaan alat-alat peraga.
Prof. Aghazali, MA mengatakan : agar peserta didik mudah mengingat, menceritakan, dan melaksanakan sesuatu (pelajaran) yang pernah diamati (diterima, dialami) di kelas, hal demikian perlu didukung dengan peragaan-peragaan yang konret. [1]
Sedangkan menurut Alipandie bahwa yang dimaksud peragaan adalah memberikan variasi dalam cara-cara mengajar dengan mewujudkan bahan yang diajarkan secara nyata, baik dalam bentuk benda aslinya maupun firuan (model-model) sehingga siswa dapat mengamati dengan jelas dan pengajaran lebih tertuju untuk mencapai hasil yang diinginkan.[2]
|
b. Pemilihan Alat Peraga
Menurut William Burton dalam buku menjadi guru profesional memberikan petunjuk bahwa dalam memilih alat peraga yang akan digunakan hendaknya harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Alat-alat yang dipilih harus sesuai dengan kematangan dan pengalamatan siswa serta perbedaan individual dalam kelompok.
2. Alat yang dipilih harus tepat, memadai, dan mudah digunakan.
3. Harus direncanakan dengan teliti dan diperiksa lebih dahulu.
4. Penggunaan alat peraga disertai kelanjutannya seperti dengan diskusi, analisis, dan evaluasi.
5. Sesuai dengan batas kemampuan biaya. [3]
2. KIT
a. Pengertian dan Jenis KIT IPA
Shadely berpendapat alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah kotak yang berisi alat-alat Ilmu Pengetahuan Alam. seperangkat peralatan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut mengarah pada kegiatan yang berkesinambungan atau berkelanjutan. Peralatan Ilmu Pengetahuan Alam yang dirancang dan dibuat ini menyerupai rangkaian peralatan uji coba ketrampilan proses pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai alat yang dirancang dan dibuat secara khusus ini maka dapat diartikan bahwa ”alat peraga Kit Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu sistem yang didesain atau dirancang secara khusus untuk suatu tujuan tertentu” (Berta, 1996: 40).
Menurut Wibawa dan Mukti ”Media/alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam atau loan boxes merupakan salah satu dari media tiga dimensi”. Media tiga dimensi dapat memberi pengalaman yang mendalam dan pemahaman yang lengkap akan benda-benda nyata. ”Loan boxes adalah kotak yang mempunyai bentuk dan besarnya sesuai dengan keperluan”. ”Kotak ini diisi dengan item-item yang berhubungan dengan unit pelajaran” (Hamalik, 1982: 157). [4]
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah kotak yang berisi seperangkat peralatan yang digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang mempunyai bentuk dan besaran sesuai dengan keperluan.
Jenis KIT IPA, antara lain :
1) KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa untuk percobaan.
2) KIT IPA untuk guru yang dibutuhkan oleh guru untuk peragaan.
3) KIT IPA, daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu.
b. Kegunaan KIT IPA
1) Untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
2) Untuk penekanan pada metode-metode pembelajaran interaktif.
3) Untuk mengembangkan program pengembangan sumber daya manusia.
4) Untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih bermutu
5) Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi, dan teknik di Indonesia.
6) Untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan pengajaran dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas didasarkan pada kurikulum 1994 yang telah disempurnakan tahun 1999.
c. Macam-macam peraga di dalam KIT IPA
1) Makhluk Hidup
- Makhluk hidup berkembang biak.
- Pemeliharaan dan pengembangbiakan makhluk hidup.
- Populasi
- Alat indera
- Magnet
- Listrik
- Organ tubuh manusia
- Tata Surya
- Bentuk dan gerakan bumi
- Bunyi [5]
d. Macam-macam Komponen Kit
1. KIT Neraca
Neraca dengan penjepit
Pengendali
Sumbu
Gelas kimia dengan tali dan kait
Perangkat masa
Penyimpan
2. KIT Air
Bejana
Selang/Pipa
Lempeng metal rata
Lempeng metal berbentuk pipa
3. KIT Panas
Kaki/Stand
Bejana Erlenmenyer
4. KIT bantuan dan mineral
Penjelas
Poster angin
5. KIT Bunyi
Kotak bunyi dan dawai
Senar, bantuan senar
Penyekat[6]
2. SEQIP
a. Pengertian SEQIP
SEQIP (Science Education Quality Improvement Project atau proyek peningkatan mutu pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam) adalah proyek bilateral Indonesia-Jerman yang dimaksud meningkatkan mutu pengajaran IPA di sekolah dasar dengan menekankan penggunaan strategi dan metode-metode pembelajaran interaktif dengan berbagai susmber belajar.[7]
SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) merupakan kit alat peraga SD yang sangat berguna untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran.[8]
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan SEQIP merupakan alat peraga SD yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA dan kemampuan siswa dalam pembelajaran.
b. Manfaat Alat Peraga SEQIP
Menurut Depdiknas, ada dua manfaat penting dari alat peraga SEQIP dalam mata pelajaran IPA :
1. Secara psikologis taraf berfikir peserta didik di SD masih berada pada tahap operasional konkrit, sedangkan subtansi IPA bersifat abstrak, sehingga dengan memanfaatkan alat peraga peserta didik akan lebih mudah memahami konsep IPA yang bersifat abstrak.
2. Pemanfaatan alat peraga dalam mata pelajaran IPA di SD dapat menumbuhkan minat dan kreatifitas pada anak didik.[9]
c. Langkah-langkah Pembelajaran Bunyi
1) Tujuan percobaan
Siswa dapat mengungkapkan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.
2) Pengertian Yang Ditanamkan
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar.
3) Bahan
a. Bahan Pengajaran Untuk Sisswa
Pada percobaan ini dapat disaksikan bahwa garpu tata yang dipukul akan berbunyi. Bunyi ini disebabkan oleh garpu yang bergetar. Getaran garpu tala dapat dirasakan oleh tangan, dapat diamati bila garpu tala yang sedang bergerak disentuhkan ke dalam air.
b. Penjelasan Tambahan Untuk Guru
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Semua benda yang menghasilkan bunyi sumber bunyi.
4) Alat dan Bahan Belajar Mengajar
- Garpu tala
- Air (disediakan dalam gelas)
- Kotak resonansi
5) Kegiatan Belajar Mengajar
a. Persiapan
- Guru memeriksa dan menyiapkan alat yang perlukan.
- Guru mencoba melakukan percobaan yang akan didemonstrasikan.
- Guru menyediakan lembar pengamatan yang diperlukan.
b. Kegiatan Utama
Guru mendemonstrasikan bahwa bunyi disebabkan oleh benda yang bergertar. Dalam percobaan ini guru menggunakan garpu tala.[10]
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan proses belajar mengajar berdasarkan kriteria tertentu dalam pengukuran pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.
Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tidak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengalamana dari puncak proses belajar.[11]
Indikator hasil belajar merupakan kemampuan siswa yang dapat diobservasi (observable). Artinya, apa hasil yang diperoleh siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. [12]
Dimyati dan Mujiono dalam Aunurrohman mengemukakan bahwa hal penting yang harus diketahui guru adalah bahwa secara umum evaluasi mencaku evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran, evaluasi belajar menekankan kepada diperolehnya informasi tenang seberapakah perolehan siswa dalam mencapai tujuan perngajaran yang ditetapkan. Sedangkan evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematik untuk memperoleh informasi tentang tingkat keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan secara optimal.[13]
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang dialami oleh seseorang setelah mengalami kegiatan belajar, untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa, diperlukan tes yang akan dinyatakan dalam bentuk angka atau nilai tertentu. Hasil belajar sangat tergantung dari proses pembelajaran yang dialami oleh siswa, dalam hal ini siswa tidak bisa dipisahkan dari peranan guru selama proses belajar mengajar berlangsung.
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil tes yang berupa angka. Nilai tertinggi yang dapat dicapai oleh siswa adalah 100 dan nilai terendah adalah 0 setelah siswa mengukuti tiga kali pertemuan maka diadakan ujian untuk mengetahui seberapa besar kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah disampaikan.
a. Ciri-Ciri Hasil Belajar
Selain guru harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, guru juga harus mengetahui ciri-ciri hasil belajar siswa yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar mengajar. Berikut dalam ciri-ciri hasil belajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana :
a. Siswa dapat mengingat fakta, prinsip, konsep yang telah dipelajarinya dalam kurum waktu yang cukup lama.
b. Siswa dapat memberikan contoh dari konsep dan prinsip yang telah dipelajarinya.
c. Siswa dapat mengaplikasikan atau menggunakan konsep, prinsip yang telah dipelajarnya baik dalam bahan pelajaran maupun dalam praktek kehidupan sehari-hari.
d. Siswa mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajari bahan pelajaran lanjut dan mampu mempelajari sendiri dengan menggunakan prinsip dan konsep yang dikuasai.
e. Siswa terampil mengadakan hubungan sosial seperti kerjasama dengan siswa lain.
f. Siswa memperoleh kepercayaan diri bahwa ia mempunyai kemampuan dan kesanggupan dalam melakukan tugas belajar.
g. Siswa dapat menguasai bahan pelajaran yang telah dipelajarinya minimal 80% dari yang seharusnya dicapai sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang dipertunjukkan baginya. [14]
Dari beberapa penjelasan di atas dapat diasumsikan bahwa ciri-ciri hasil belajar siswa setelah melakukan proses belajar adalah siswa mampu mengingat materi yang telah dipelajarinya, siswa dapat mengerti dan mampu menguasai materi pelajaran serta dapat mengaplikasikan dalam praktek sehari-hari sehingga siswa memiliki keterampilan dan kemampuan dalam dirinya.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni :
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran. [15]
Dari uraian di atas dapat diambil pengertian bahwa metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menunjang dalam keberhasilan belajar mengajar siswa. Dalam proses belajar mengajar siswa dapat dilihat hasilnya melalui hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
4. Aktivitas Belajar
Aktivitas dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai peranan yang sangat penting. Sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk merubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atas asas yang sangat pending di dalam interkasi belajar-mengajar.
Salah satu ciri dari aktivitas belajar menurut para ahli pendidikan dan psikologi adalah adanya perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku itu biasanya berupa penguasaan terhadap ilmu pengetahuan yang baru dipelajarinya, atau penguasaan terhadap keterampilan dan perubahan yang berupa sikap.[16]
Sementara itu Hanafi dan Cucu Suhanda menjelaskan bahwa, “Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikologis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahannya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.”[17]
Dengan melakukan aktivitas maka diharapkan siswa akan mengetahui dimana letak kesalahan pemahaman siswa selama ini dan kemudian memperbaikinya. Pada saat pembelajaran berlangsung kegiatan yang dilakukan oleh siswa tentu diharapkan adalah kegatan yang bermanfaat yang berhubungan dengan kegatan belajar mengajar.
Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dapat dipandang sebagai pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif dan psikolotor secara seimbang. [18]
Kemudian menurut Paul D. Dierich dalam Hamalik menambahkan bahwa jenis-jenis aktivitas itu terbagi menjadi beberapa diantaranya :
a. Kegiatan-kegiatan Visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
b. Kegiatan-kegiatan Lisan (Oral)
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi salam, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
c. Kegiatan-kegiatan Mendengarkan
Mendengarkan pengkajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
d. Kegiatan-kegiatan Menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket.
e. Kegiatan-kegiatan Menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart diagram peta dan pola
f. Kegiatan-kegiatan Memetik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pembelajaran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun.
g. Kegiatan-kegiatan Mental
Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan Emosional
Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain, kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.[19]
Jadi yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang melibatkan kerja, pikira dan badan terutama dalam hal kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian kegiatan belajar yang dilakukan siswa adalah kegiatan yang bermanfaat yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar.
Adapun aktivitas siswa yang diteliti dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :
a. Perhatian siswa dalam proses belajar.
b. Partisipasi siswa dalam menggunakan Kit Alat Peraga SEQIP.
c. Partisipasi siswa dalam belajar kelompok.
d. Presentasi hasil kerja kelompok.
e. Mengungkapkan gagasan atau pendapat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpumpulkan agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran terawah pada upaya peningkatan potensi siswa secara menyeluruh, maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang benar.
5. Kerangka Berfikir
a. Penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP Terhadap Aktivitas Siswa
Belajar secara hafalan membuat proses pembelajaran menjadi kuang efektif dan tidak efisien. Dalam penerapan dengan penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP, siswa dapat melakukan percobaab sesuai dengan materi yang akan diajarkan, siswa melakukan kegiatan percobaab, penelitian, mengerjakan soal, berdiskusi, bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat dan juga aktivitas lain yang mendukung kegiatan belajar, akan tetapi semuanya itu tidak akan pernah terlaksana manakala pada diri tiap siswa tidak memiliki ilmu walaupun sedikit mengenai masalah/materi yang dihadapi. Dengan menjelaskan materi sebelumnya maka siswa akan memperoleh pengetahuan sebagai potensi dalam melakukan hal-hal pada proses pembelajaran dengan penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP berlangsung nantinya.
Tata ruang kelas juga dapat mempengaruhi kreativitas dan minat belajar siswa. Dekorasi ruangan kelas yang tertata rapi akan memberiikan suasana belajar yang nyaman. Seorang guru dapat menyuruh siswa membantu memindahkan meja dan kursi itu dengan menjadikan mereka “aktif” dan merupakan salah satu peningkatan aktivitas belajar siswa juga.
Ada beberapa pemikiran model yang dapat dipilih diantaranya adalah :
Susunan tempat duduk model U, yaitu bertujuan siswa memiliki berbagai tujuan salah satunya siswa memiliki permukaan untuk menulis dan membaca, siswa dapat melihat guru atau media visual dengan mudah dan mereka dapat berhadapan langsung satu dengan yang lain. Ini juga mudah untuk memasangkan mereka, terutama ketika terdapat dua tempat duduk setiap meja. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada peserta didik secara cepat karena guru dapat cepat masuk ke U dan berjalan ke berbabagi arah dengan seperangkat materi. [20]
Pengelompokan dalam pembelajaran pada penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP terdiri dari siswa yang memiliki nilai akademik tinggi dan siswa yang memiliki nilai akademik rendah. Dengan demikian diharapkan siswa yang bernilai tinggi dapat membantu siswa yang bernilai rendah sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa.
Sintak pembelajaran dengan penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP adalah kegiatan yang diawali dengan guru menjelaskan materi, setelah dianggap cukup dalam menjelaskan materi tersebut. Selanjutnya para siswa berkelompok sesuai dengan pembagian kelompok yang sudah ditetapkan. Setiap kelompok mendemonstrasikan penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP yang sudah disiapkan sesuai dengan materi, setelah dianggap cukup kemudian setiap kelompok berdiskusi menjawab pertanyaan, selanjutnya masing-masing kelompok mempresentasikan jawabannya di depan kelas.
b. Penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP Terhadap Hasil Belajar Siswa
Siswa melakukan percobaan secara langsung di depan kelas, sehingga siswa akan menjadi lebih mengerti mengenai materi yang sedang dipelajari. Ilmu akan lebih mudah untuk dipahami jika anak diajak langsung untuk mengetahui apa yang terjadi dengan akrivitas-aktivitas yang dilakukan siswa tersebut, maka siswa akan memperoleh penguasaan materi sehingga tujuan pembelajaran dari setiap indikator dapat dikuasai oleh siswa. Sehingga setiap permasalahn (soal) yang diberikan pada siswa, siswa dapat menyelesaikannya dengan baik dan benar.
Dengan demikian, maka diharapkan dengan penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP maka hasil belajar siswa dapat meningkat.
6. Bidang Studi Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Menurut BSNP, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubunagn dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktor-faktor, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. [21]
b. Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Mata Pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. [22]
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa tujuan IPA adalah untuk dapat memperoleh keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan mengembangkan pengetahuan, dan pemahaman mengenai konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam penelitian ini digunakan alat peraga SEQIP yang bertujuan agar pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pendidikan IPA yang telah ditetapkan yaitu > 62 khususnya pada pokok bahasan bunyi.
7. Penelitian Tindakan Kelas
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas di ambil dari tiga kata yaitu, Penelitian, Tindakan dan Kelas yang dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
2. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,tetapi ke dalam pengertian yang lebih spesifik.[23]
Dengan menggabungkan pengertian dari tiga kata tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.[24]
Dalam bukunya Masnur Muslich Rohman Natawijaya mengartikan bahwa PTK adalah, ‘pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat situasional dan kontestual yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi atau diperbaiki sesuatu’.[25]
Pernyataan ini sesuai dengan pengertian PTK dalam bukunya Kunandar yang mengatakan bahwa PTK adalah, ‘penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.[26]
Dalam buku Classroom Action Research dikatakan juga bahwa ‘Penelitian tindakan merupakan proses yang mengevaluasi kegiatan proses belajar mengajar yang dilaksanakan secara sistematik dan menggunakan teknik-teknik yang relevan.[27]
Dari pengertian PTK di atas dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu upaya atau tindakan oleh seorang guru untuk memperbaiki, memecahkan atau mengobati permasalahan yang terjadi di kelas guna memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan dan proses pembelajaan yang berlangsung di kelas.
Karena kegiatannya berlangsung di kelas, maka fokus utama dari sebuah penelitian tindakan kelas adalah siswa dan proses belajar mengajar di kelas, dengan penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran. Karena melalui PTK guru dapat mengebangkan model-model mengajar yang bervariasi, pengelolaan kelas yang dinamis dan kondusif, serta penggunaan media dan sumber belajar yang tepat dan memadai.
Penelitian tindakan kelas atau PTK memiliki peranan penting dan strategi untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila PTK itu dapat dilaksanakan dengan baik, artinya pihak-pihak yang terlibat dalam PTK dalam hal ini guru mampu mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memcahkan masalah-masalah yang terjadi dalam proses pembelajaran di kelas melalui tindakan-tindakan yang bermakna.
b. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Dilakukannya suatu tindakan tentu memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai.
Dalam buku Suhardjono dikatakan bahwa tujuan PTK adalah :
1. Meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran.
2. Mengatasi masalah pembelajaran.
3. Meningkatkan profesionalisme.
4. Menumbuhkan budaya akademik.[28]
Dalam buku lain dikatakan bahwa tujuan PTK adalah :
1. Meningkatkan mutu isi, masukan proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di alam dan di luar kelas.
3. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
4. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.[29]
c. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
Tujuan diadakannya PTK adalah memperbaiki atau menambah kualitas proses belajar mengajar dengan sasaran akhir adalah memperbaiki hasil belajar siswa, sehingga PTK memiliki manfaat yang sangat besar bagi siswa, guru, dan sekolah itu sendiri antara lain.
1. Manfaat bagi siswa
Kesalahan dan kesulitan dalam proses pembelajaran akan cepat dapat dianalisis dan didiagnosis, sehingga kesalahan dan kesulitan tersebut tidak akan berlarut-larut.
2. Manfaat bagi guru
a. Guru memiliki kemampuan memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi di kelasnya.
b. Dengan melakukan PTK, guru dapat berkembang dan meningkatkan kinerjanya sehingga proses profesional, karena guru menilai, merefleksi diri, dan mampu memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
c. Melalui PTK, guru dapat kesempatan untuk berperan aktif dalam pengembangan pengetahuan dan keterampilan sendiri, sehingga diharapkan dapat menghasilkan teori-teori dan praktik-praktik pembelajaran.
d. Dengan PTK guru akan merasa lebih percaya diri, guru yang selalu melakukan evaluasi diri tentu akan selalu menemukan kekuatan, kelemahan, dan tantangan pembelajaran dan pendidikan masa depan.
3. Manfaat bagi sekolah
Sekolah yang para gurunya memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan atau perbaikan kinerjanya secara profesional, maka sekolah tersebut akan berkembang pesat.[30]
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka tersebut dapat dirumuskan hipotesis tindakan pada penelitian tindakan kelas yaitu :
Penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD N 2 Mataram Marga Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.
Berdasarkan kajian pustaka dapat diambil rumusan hipotesis tindakan pada penelitian tindakan kelas ini antara lain :
- Penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP dapat meningkatkan aktivitas belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa.
- Penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa.
[3] Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004. H. 32.
[6] Tim SEQIP, Buku IPA Guru Kelas 4, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003 h. 205.
[7] Ibid. h. ix.
[8] www.alatperagapendidikan.com. Diakses pada tagal 7 Maret 2011 Pukul 13.10.
[9] Dirjen Dikdasmen, Manfaat penggunaan Alat Peraga, Jakarta, 2003, h. 34.
[11] Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta Jakarta, 2004, h.3.
[12] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, PT. Kencana Peremada Media Group, Jakarta, 2008, h. 135.
[13] Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Alfa Beta, Bandung, 2009, h. 208.
[15] Muhibbin Syah, Psilogi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007, h. 132.
[17] Hanadiah, Cucu Suhanda, Konsep Strategi Pembelajaran, Rafika Aditama, Bandung, 2009, h.23
[23] Suharsimi Arikunto,et.al,Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta,cet 4, 2007, h. 2-3.
[24] Ibid, h. 3.
[25] Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah,Bumi Aksara,Jakarta,cet 1,2009. h. 9.
[26] Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008. H. 45.
[27] Nizar Alam Hamdani, Dody Hermana, Classrom Action Research, Rahayasa, ttp, 2008. h.44.
[28] Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah, Cakrawala Indonesia, LP3UNM, Malang, cet 3, 2010. h. 13.
[29] Depdiknas Dirjen PMPTK, Penelitian Tindakan Kelas dan Karya Tulis Ilmiah, Depdiknas, ttp, 2007, h.5.
[30] Ibid, h.33-34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Objek Tindakan
Objek dalam penelitian ini adalah meta pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP.
1. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat. “Definisi Operasional adalah definisi yang ada dalam hipotesis atau definisi yang pada intinya merupakan penjabaran lebih lanjut dan tegas dari suatu konsep.”[1] Sedangkan definisi variabel menurut Abdurrahmat Fatoni diartikan “sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.”[2]
a. Variabel Bebas
|
Setiap kelompok mengemukakan permasalahan yang timbul dari data penemuan dan dipresentasikan di depan kelas.
b. Variabel Terikat
1) Aktivitas Belajar
Aktivitas belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan Kit Alat Peraga SEQIP, yaitu :
a) Perhatian siswa dalam proses belajar
b) Partisipasi siswa dalam penggunaan Kit Alat Peraga SEQIP
c) Partisipasi siswa dalam belajar kelompok
d) Prestasi hasil kerja kelompok
e) Mengungkapkan gagasan atau pendapat.
2) Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelaajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang diperoleh dari hasil teks formatif yang diberikan guru kepada siswa setelah selesai mempelajari dalam satu pokok bahasan tentang bunyi.
B. Setting Tindakan
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N 2 Mataram Marga Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N 2 Mataram Marga Kecamatan Sukadana Kabupaten Lampung Timur. Dengan jumlah siswa 35, dengan rincian 17 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan dengan berbagai macam latar belakang tingkat kemampuan dan suku yang berbeda. Penelitian ini berkolaborasi yang dilakukan dengan guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas IV yaitu Bapak M. Nuraini, A.Ma.Pd.
C. Prosedur Tindakan
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Dalam hal ini peneliti mengobservasi pembelajaran yang didesain dengan menggunakan Kit Alat Peraga SEQIP berupa peningkatan aktivitas dan hasil belajar melalui pre tes dan post tes.
1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini model yang dikembangkan oleh Arikunto. Model tersebut dapat digambarkan di bawah ini : [3]
Gambar 1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
2. Tahap-Tahap Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklus meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
Siklus 1
1. Perencanaan (Planning)
1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan kepada siswa.
2) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan alat peraga SEQIP dan alat bantu yang dipergunakan.
3) Menyusun lembar kegiatan yang akan diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya belajar dalam kelompok.
4) Mempersiapkan lembar pengamatan.
5) Mempersiapkan perangkat tes hasil belajar.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap pelaksanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Kit Alat Peraga SEQIP yang sudah direncanakan.
Pertemuan I
a. Kegiatan Awal
1) Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan tujuan pembelajaran.
2) Guru menginformasikan kepada siswa mengenai pembagian kelompok.
3) Guru menginformasikan kepada siswa mengenai pembagian kelompok.
b. Kegiatan Inti
1) Tahap Menyampaikan Materi
a) Guru meminta siswa untuk fokus pada pelajaran.
b) Siswa memperhatikan penjelasan materi dari guru.
c) Guru memberikan contoh yang relevan dengan materi, kemudian contoh tersebut diperagakan dengan alat peraga yang sudah disiapkan.
2) Tahap Kegiatan Kelompok
a) Guru membagikan alat peraga kepada masing-masing kelompok.
b) Guru memberikan waktu kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan menggunakan alat peraga yang sudah dibagikan.
c) Siswa mempergunakan waktu yang telah diberikan guru untuk memecahkan permasalahan atau mencari jawaban.
3) Tahap Diskusi Kelompok
a) Siswa duduk bergabung dengan masing-masing kelompok dengan pengorganisasian dari guru yang sudah ditetapkan sebelumnya.
b) Siswa mempergunakan waktu yang telah diberikan guru untuk berdiskusi secara kelompok mengenai permasalahan yang dikerjalan melalui percobaan dengan menggunakan alat peraga.
c) Setiap kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan jawaban masing-masing, kemudian kelompok lain menanggapinya.
c. Kegiatan Inti
1) Siswa bersama guru menyimpulkan materi
2) Membahas evaluasi
3) Guru memberikan Pekerjaan Rumah (PR)
Pertemuan II
Tahap Tes Hasil Belajar
Dilakukan satu kali tes setelah satu kali pertemuan. Tes dikerjakan secara individu atau mandiri. Tes dikerjakan selama 35 menit, hasil tes digunakan untuk mengetahui apakah ada peninkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
3. Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini dilakukan pengamatan atau observasi terhadap tindakan oleh guru sebagai peneliti dan observer sebagai kolaborator dengan menggunakan lembar observasi yang disiapkan.
4. Reflesksi (Reflecting)
Hasil yang didapat dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis. Hasil analisis data tersebut sangat penting sebagai bahan untuk melakukan refleksi, refleksi ini digunakan sebagai dasar untuk perbaikan siklus berikutnya.
Siklus II
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka dikembangkan siklus II. Pada siklus II ini adalah memperbaiki hal-hal yang perlu diperbaiki dan dikembangkan dengan kriteria ketuntasan minimum 62. Pada dasarnya siklus II ini untuk mengetahui apakah terjadi perubahan setelah memperoleh tindakan pada siklus I.
D. Teknik Pengumpulan Data
Untuk dapat mengumpulkan data yang diinginkan dan diperlukan, maka dalam pengumpulan data sebagai berikut :
1. Observasi
Observasi dapat diinformasikan “sebagai pemilihan pengubahan, pencatatan, dan pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan organisme sesuai dengan tujuan-tujuan empiris.”[4] Metode ini digunakan guru yang sekaligus peneliti dan observer sebagai kolaborator dengan menggunakan lembar observasi untuk mengobservasi.
Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan implementasi pembelajaran dengan menggunakan Kit Alat Peraga SEQIP yang dilakukan pada waktu proses belajar mengajar.
2. Tes Hasil Belajar
Tes hasil belajar adalah “suatu tes yang mengukur prestasi seseorang dalam suatu bidang sebagai hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai.”[5] Dalam hal ini tes hasil belajar siswa. Pada pokok bahasan yang telah dipelajari siswa dengan standar hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Minimum (KKM) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu 62.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah “Suatu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda dan sebagainya.”[6] Metode ini digunakan peneliti dalam melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam silabus dan rencana pembelajaran yang akan diajarkan kepada siswa.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data peneliti ini dilakukan dengan menggunakan dua bentuk analisis, analisis kuantitatif dan kualitatif.
1. Analisis Kuantitatif
Analisis data ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik sederhana berikut ini.
a. Untuk menghitung nilai rata-rata
Digunakan rumus : [7]
X =
b. Untuk menghitung persentase
Digunakan rumus :
P =
Keterangan :
X = rata-rata nilai
S X = jumlah semua nilai data
n = jumlah data
P = Presentase
c. Untuk menghitung hasil belajar
Digunakan rumus : [8]
N – Gain =
Dengan kriteria nilai N – Gain :
Perolehan N – Gain | Kriteria |
N – Gain > 0,07 | Tinggi |
0,30 < N Gan < 0,70 | Sedang |
N – Gain < 0,30 | Rendah |
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dilakukan untuk melihat aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan pengamatan. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi aktivitas belajar siswa. Sementara data yang terkumpul dari lembar observasi dianalisis kualitatif disajikan dalam bentuk persentase (%).
F. Indikator Keberhasilan
Indikator dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa yang ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dari siklus ke siklus, yaitu :
1) Rata-rata aktivitas belajar siswa meningkat mencapai 75 %.
2) Peningkatan hasil belajar siswa ditandai dengan tercapainya Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan nilai > 56 mencapai 75 % di akhir siklus.
JADWAL WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu atau selama 1 bulan, dengan jadwal sebagai berikut :
No | Kegiatan | Waktu | Keterangan |
1 | Tahap persiapan | 1 minggu | |
2 | Tahap pengumpulan data | 1 minggu | |
3 | Tahap pengolahan dan analisis data | 1 minggu | |
4 | Tahap penulisan laporan | 1 minggu | |
Jumlah Minggu | 4 minggu | |
BIAYA YANG DIPERLUKAN
Biaya yang diperlukan untuk penelitian ini, antara lain sebagai berikut :
1. Penyusunan proposal : Rp. 100.000,00
2. Penyusunan instrumen : Rp. 50.000,00
3. Pengumpulan data : Rp. 50.000,00
4. Pengolahan data : Rp. 50.000,00
5. Analisis data : Rp. 50.000,00
6. Penulisan laporan : Rp. 300.000,00
7. Photo copy : Rp. 100.000,00
8. Transportasi : Rp. 100.000,00
9. Bahan : Rp. 100.000,00
10. Lain-lain : Rp. 100.000,00
Jumlah : Rp. 1.000.000,00
Terbilang : Satu Juta Rupiah
[1] Sedarmayanti, Syarifusin Hidayat, Metodologi Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 2007, h. 52.
[2] Abdurrahmat Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Rineka Cipta, Jakarta, 2006, h. 24.
[3] Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, h. 16.
[4] Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian Aplikasi Praktis, Ramayana Press, Metro, 2005, h. 115.
[5] Ign. Masidjo, Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Ssiwa di Sekolah, Kanisius, Yogyakarta, 2007, h. 40.
[6] Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1997, h. 130.
[7] M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, h. 72.
[8] Melzer D, E, “The Relationship Between Mathematics Proparation and Conceptual Learning Gains in Physic : A Possible ‘Hidden variable’ in Diagnostic Prestest Score”, American Journal of Physics. 2002. 70 (120 1259-1268).
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi, Rineka Cipta, Jakarta, 2006.
Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Rineka Cipata, Jakarta, 2004.
Alipandie Ermansyah, Alat Peraga Dalam Proses Belajar Mengajar, Graffindo, Jakarta, 1948.
Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan Pembelajaran, Ar-Ruzz Media, Yogyajarta, 2010.
Depdik, Standar Isi, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta, 2006.
Depdikbud Direktoral Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Pedoman Penggunaan KIT IPA di Sekolah Dasar Kelas IV.
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, PT. Rineka Cipta Jakarta, 2004.
Dirjen Dikdasmen, Manfaat penggunaan Alat Peraga, Jakarta, 2003.
Edi Kusnadi, Metodologi Penelitian Aplikasi Praktis, Ramayana Press, Metro, 2005.
Hanadiah, Cucu Suhanda, Konsep Strategi Pembelajaran, Rafika Aditama, Bandung, 2009.
Hidayat Komaruddin, Active Learning, Penerbit YAPPENDAS, Yogyakarta, 2005.
http://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&cd=1&ved=0CBQQFjAA&url=http%3A%2F%2Fwww.damandiri.or.id%2Ffile%2Fnaniktunpabsbab2.pdf&ei=8XN0TZH0MYbVrQfY-fjRCg&usg=AFQjCNFTzg90qrJDoMGmC x3EHuIvhlEeOg. Diakses pada tagal 7 maret 2011 Pukul 13.00.
Ign. Masidjo, Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Ssiwa di Sekolah, Kanisius, Yogyakarta, 2007.
Kunandar, Penelitian Tindakan Kelas, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008.
Masnur Muslich, Melaksanakan PTK itu Mudah, Bumi Aksara, Jakarta, cet 1, 2009. h. 9.
M. Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
Melzer D, E, “The Relationship Between Mathematics Proparation and Conceptual Learning Gains in Physic : A Possible ‘Hidden variable’ in Diagnostic Prestest Score”, American Journal of Physics. 2002. 70 (120 1259-1268).
Muhibbin Syah, Psilokogi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007.
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar Mengajar, Sinar Baru, Bandung.
Nizar Alam Hamdani, Dody Hermana, Classrom Action Research, Rahayasa, ttp, 2008.
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, PT Bumi Aksara, 2005. h. 172.
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta, 2009.
Sedarmayanti, Syarifusin Hidayat, Metodologi Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 2007.
Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Revisi, Rineka Cipta, Jakarta, 1997.
Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, 2007.
Suharsimi Arikunto, et. al, Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta, cet 4, 2007.
Tim SEQIP, Buku IPA Guru Kelas 4, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003.
Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, Penerbit Preneda Media Group, Jakarta, 2006.
www.alatperagapendidikan.com. Diakses pada tagal 7 Maret 2011 Pukul 13.10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang sopan