DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Tujuan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................ 2
I. PENYAJIAN DATA SEJARAH..................................................... 2
A. Teori-Teori Tentang Kedatangan Islam.................................... 2
B. Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia................. 3
C. Pendidikan Islam Zaman Kemerdekaan................................... 4
D. Berbagai Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia Dalam
Bidang Pendidikan Islam ........................................................... 6
E.. Organisasi dan Pendidikan Islam ............................................. 8
II.. ANALISIS FAKTA SEJARAH..................................................... 10
BAB III KESIMPULAN.......................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berbicara tentang pendidikan Islam di Indonesia, sangatlah erat hubungannya dengan kedatangan Islam itu sendiri ke Indonesia. Dalam konteks ini Mahmud Yunus mengatakan, bahwa sejarah pendidikan Islam sama tuanya dengan masuknya Islam ke Indonesia. Hal ini disebabkan karena pemeluk agama baru tersebut sudah barang tentu ingin mempelajari dan mengethaui lebih mendalami tentang ajaran-ajaran Islam. Ingin padai shalat, berdoa, dan membaca Al-Qur’an yang menyebabkan timbulnya proses belajar, meskipun dalam pengertian yang amat sederhana. Dari sinilah mulai timbul pendidikan Islam, dimana pada mulanya mereka belajar di rumah-rumah, langgar/surau, masjid dan kemudian berkembang menjadi pondok pesantren. Selain itu bar timbul sistem madrasah yang teratur sebagaimana yang kenal sekarang ini.
Kendatipun pendidikan Islam dimulai sejak pertama Islam itu sendiri menancapkan dirinya di kepulauan Nusantara, namun secara pasti tidak dapat diketahui bagaimana cara pendidikan pada masa permulaan Islam di Indonesia, tentang buku yang dipakai, pengelola dan sistem pendidikan. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan yang terbatas. Yang dapat dipastikan, Pendidikan Islam waktu itu telah ada, tetapi dalam bentuk yang sangat sederhana.
B. Tujuan
Tujuan dari penilisan makalah ini adalah :
· memenuhi tugas mata kuliah sejarah pendidikan islam
· menunjang kegiatan bejar mengajar
· menambah wawasan kita bersama
· dan sebagai materi diskukisi mata kuliah sejarah pendidikan islam.
BAB II
PEMBAHASAN
I. PENYAJIAN DATA SEJARAH
A. Teori-Teori Tentang Kedatangan Islam
Sejauh menyangkut kedatangan Islam di Nusantara, terdapat diskusi dan perdebatan panjang di antara para ahli mengenai tiga masalah pokok : tempat asal kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Berbagai teori dan pembahasan yang berusaha menjawab ketiga masalah pokok ini jelas belum tuntas, tidak hanya karena krangnya data yang dapat mendukung suatu teori tertentu menekankan hanya aspek-aspek khusus dari ketiga masalah pokok, sementara mengabaikan aspek-aspek lain-lainnya. Karena itu, kedatangan teori yang ada dalam segi-segi terentu gagal menjelaskan kedatangan Islam, konversi agama yang terjadi dan proses-proses islamisasi yang terlibat di dalamnya. Bukannya tidak biasa jika suatu teori tertentu tidak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan tandingan yang diajukan teori-teori lain.
Sejumlah sarjana, kebanyakan asal Belanda, memegang teori bahwa asal muasal Islam di Nusantara adlah Anak Benua India, bukannya Persia atau Arabia. Sarjana utama yang engemukakan teori ini adlaah Pijnappel, ahli dari Universitas Leiden. Dia mengaitkan asal muasal Islam di Nusantara dengan wilayah Gujarat dan Malaban. Menurut dia, adalah orang-orang Arab bermahzab Syafi’i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India tersebut yang kemudian membawa Islam ke Nusantara.
Teori ini kemudian dikembangkan snouck Hurgronje yang berhujah, begitu Islam berpijak koko dibeberapa kota pelabuhan Anak Benua India, muslim Deccan banyak di antara merkea tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdangangan Timur Tengah dengan Nusantara datang ke dunia Melayu Indoensia sebagai penyebar Islam pertama. Baru kemudian mereka disusul oleh orang-orang Arab kebanyakan keturunan Nabi Muhammad SAW. Karena menggunakan gelar sayyid atau syarif yang menyelesaikan pebyebaran Islam di Nusantara.
B. Periodisasi Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia
Harun Nasution, secara garis besar membagi sejarah Islam ke dalam tiga periode, yaitu periode klasik, pertengahan dan modern. Periode pembahasan tentang lintasan atau periode sejarah pendidikan Islam sebagai berikut :
1. Periode pembinaan pendidikan Islam, yang berlangsung pada masa Nabi Muhammad SAW. Lebih kurang 23 tahun semenjak beliau menerima wahyu pertama sebagai tanda kerasulannya sampai wafat.
2. Periode pertumbuha pendidikan Islam, yang berlangsung sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW. Sampai dengan akhir kekuasaan Bani Umaiyah, yang diwarnai oleh penyebaran Islam ke dalam lingkungan budaya bangsa di luar bangsa Arab dan berkembangnya ilmu-ilmu naqli.
3. Periode kejayaan Islam, yang berlangsung sejak permulaan Daulah Bani Abbasiyah sampai dengan jatuhnya kota Bagdad yang diwarnai dengna berkembangnya secara pesat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam serta mencapai puncak kejayaannya.
4. Tahap kemunduran pendidikan, yang berlangsung sejak jatuhnya kota Bagdad sampai dengan jatuhnya Mesir oleh Napoleon Bonaparte disekitar abad ke-13 M yang ditandai oleh lemahnya kebudayaan Islam dan berpidahnya pusat-pusat pengembangan kebudayaan dan peradaban manusia ke dunia barat.
5. Tahap pembaharuan pendidikan Islam, yang berlangsung sejak pendudukan Mesir oleh Napoleon di akhiri abad ke-18 M sampai sekarang ini, yang ditandai dengan masuknya unsur-unsur budaya dan pendidikan modern dari dunia Barat ke dunia Islam.
Sementara itu kegiatan pendidikan Islam di Indonesia yang lahir dan tumbuh serta berkembang bersamaan dengan masuknya dan berkembangnya Islam di Indonesia. Oleh karena itu, dalam rangka melacak Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia dengan periodisasinya baik bagi pemikiran, isi maupun pertumbuhan organisasi dan kelembagaannya serta pola kebijakan pemerintah pertumbuhan organsiasi dan kelembagaannya serta, fase-fase peting yang dilalui, secara garis besar fase tersebut dapat dibagi menjadi :
1. Periode masuknya Islam ke Indonesia
2. Periode pengembangan melalui proses adaptasi
3. Periode pengembangan kerajaan-kerajaan Islam
4. Periode penjajahan Belanda
5. Periode penjajahan Jepang
6. Periode kemerdekaan I (Orde Lama)
7. Periode kemerdekaan II (Orde baru/pembangunan)
Berangkat atas periodisasi diatas, maka penulis akan mencoba untuk menggali bentuk-bentuk kebijakan atau pola dan kebijakan pendidikan Islam di Indonesia pada masa awal kemerdekaannya sampai orde lama.
KH. Zainuddin Zuhri menggambarkan, bahwa rakyat Indonesia yang mayoritas umat Islam memandang orang-orang Barat tersebut sebagai penakluk dan penjajah, merkea kaum imperealis, tidak peduli mereka Katolik atau Protestan. Dalam dada penjajah beigtu kuatnya ajaran politik, curang dan licik.
KH. Zainuddin Zuhri menggambarkan, bahwa rakyat Indonesia yang mayoritas umat Islam memandang orang-orang Barat tersebut sebagai penakluk dan penjajah, merkea kaum imperealis, tidak peduli mereka Katolik atau Protestan. Dalam dada penjajah beigtu kuatnya ajaran politik, curang dan licik.
C. Pendidikan Islam Zaman Kemerdekaan
Penyelenggaraan pendidikan agama setelah Indonesia merdeka mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik di sekolah Negeri maupun Swasta. Usaha untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) 27 Desember 1945 menyebutkan bahwa :
”Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu alat dan pencerdasan rakyat jelata yang sudah berurat berakat dalam masyarakat Indoensia pada umumnya, hendaknya pula pendapat perhatian dan bantuan nyata tututan dan bantuan material dari pemerintah”.
Seirama dengan perjalanan sejarah bangsa dan negara Indonesia sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga sekarang, maka kebijakan Pendidikan di Indonesia termasuk di dalamnya Pendidikan Islam memang mengalami pasang surut, serta kurang waktu tertentu, yang ditandai dengan peristiwa-peristiwa penting dan tonggak sejarah sebagai pengingat.
Oleh karena itu, perjalanan sejarah Pendidikan Islam di Indoensia semenjak Indonesia merdeka sampai tahun 1965 yang dikenal dengan masa Orde Lama (Orla), akan berbeda dengan tahun 1965 sampai sekarang yang lebih dikenal dengan Orde Baru sampai sekarang.
Tindakan pertama diambil pemerintah Indoensia ialah menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan dan aspirasi rakyat, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 pasal 31 yang berbunyi :
1. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran
2. Pemerintah mengusahakan suatu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan undang-undang
Pada periode Orde Lama (Orla) ini, berbagai peristiwa dialami oleh bangsa Indoensia dalam dunia Pendidikan, yaitu :
1. Dari tahun 1945-1950 Landasan Idiil pendidikan ialah UUD 1945 dan falsafah Pancasila
2. Pada permulaan tahun 1949 dengan berbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) dinegara bagian Timur dianut suatu sistem pendidikan yang diwarisi dari zaman pemerintah Belanda.
3. Pada tahun 17 Agustus 1950, dengan terbentuknya kembali negara Kesatuan RI, landasan Idiil UUDS RI
4. Pada tahun 1959 Presiden mendekritkan RI kembali ke UUD 1945 dan menetapkan Manifesta Politik RI menjadi Haluan Negara. Dibidang pendidikan ditetapkan Sapta Usaha Tama dan Panca Wardana.
5. Pada tahun 1965, seusai peristiwa G-30-S/PKI kembali lagi melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen.
Inilah bentuk perjalanan sejarah pendidikan Islam di Indonesia pada awal kemerdekaan dan Orde Lama.
D. Berbagai Kebijakan Pemerintah Republik Indonesia Dalam Bidang Pendidikan Islam
Di tengah-tengah berkobarnya revolusi fisik, pemerintah RI tetap membina pendidikan agama pada khususnya. Pembinaan Pendidikan Agama itu secara formal institusional dipercayakan kepada Departemen Agama dan Departemen PP &K (Depdikbud). Oleh karena itu, maka dikeluarkanlah peraturan-peraturan bersama antara kedua departemen tersebut untuk mengelola pendidikan agama di sekolah-sekolah umum (negeri dan swasta). Adapun pembinaan pendidikan Agama di sekolah agama ditangani oleh Departemen Agama sendiri.
Pendidikan Agama Islam untuk umum mulai diatur secara resmi oleh pemerintah pada bulan Desember 1946. sebelum itu pendidikan agama sebagai pengganti pendidikan budi pekerti yang sudah ada sejak zaman Jepang, berjalan sendiri-sendiri di masing-masing daerah.
Pada bulan Desember 1946 dikeluarkan peraturan bersama dua menteri yaitu menteri agama dan menteri pendidikan dan pengajaranyang menetapkan bahwa pendidikan agama diberikan mulai kelas IV SR (Sekolah Rakyat=Sekolah Dasar) sampai kelas VI. Pada masa itu keadaan keamanan di Indonesia belum dapat berlajalan dengan semestinya. Daerah-daerah di luar Jawa masih banyak yang memberikan agama mulai kelas 1 SR. Pemeritnah membentuk Mejelis Pertimbangan Pengajaran Agama Islam pada tahun 1947, yang dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara dari Departemen.
Mahmud Yunus dari Departemen Agama dan Mr. Hadi dari Departemen PP &K (Depdikbud). Oleh karena itu maka dikeluarkanlah peraturan-peraturan bersama antara kedua departemen tersebut untuk mengelola pendidikan agama di sekolah-sekolah umum (negeri dan swasta). Adapun pembinaan pendidikan agama di sekolah agama ditangani oleh Departemen Agama sendiri.
Pendidikan Agama Islam untuk sekolah umum diatur secara resmi oleh pemerintah pada bulan Desember 1946. Sebelum itu pendidikan agama sebagai pengganti budi pekerti yang sudah ada sejak zaman Jepang berjalan sendiri-sendiri di masing-masing daerah.
Pada bulan Desember 1946 dikeluarkan peraturan bersama dua Menteri yaitu Menteri Agama dan Meteri pendidikan dan pengajaran yang menetapkan bahwa pendidikan agama diebrikan mulai kelas IV SR (Sekolah Rakyat = Sekolah Dasar) sampai kelas VI. Pada masa itu keadaan keamanan di Indoenesia belum mantap sehingga SKB Dua Menteri diatas belum dapat berjalan dengan semestinya. Daerah-daerah di luar Jawa masih banyak yang memberikan pendidikan agama mulai kelas 1 SR. Pemerintah membentuk Mejelis Pertimbangan Pengajaran Agama Islam pada tahun 1947 yang dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara dari Departemen PP & K dan Prof. Drs. Abdullah Sigit dari Departemen Agama. Tugasnya ikut mengatur pelaksanaan dan menteri pengajaran agama yang diberikan disekolah umum.
Pada tahun 1950 dimana kedaulatan Indonesia telah pulih untuk seluruh Indonesia, maka rencana pendidikan agama untuk seluruh wilayah Indonesia, makin disempurnakan dengan dibentuknya panitia bersama yang dimpimpin Prof. Mahmud Yunus dari Departemen Agama Mr. Hadi dari Departemen PP & K, hasil dari panitia itu adalah SKB yang dikeluarkan pada bulan Januari 1951. isinya ialah :
1. Pendidikan agama yang diberikan mulai kelas IV Sekolah Rakyat (Sekolah Dasar)
2. Di daerah-daerah yang masyarakat agamaya kuat (misalnya, di Sumatera, Kalimantan dan lain-lain), maka pendidikan agama diberikan mulai kelas 1 SR dengan catatan bahwa pengetahuan umumnya tidak boleh berkurang dibandingkan dengan sekolah lain yang pendidikan agamanya diberikan mulai kelas IV.
3. Di sekolah Lanjutan Pertama dan Tingkat Atas (umum dan kejuruan) diberikan pendidikan agama sebanyak 2 jam seminggu.
4. Pendidikan agama diberikan kepada murid-murid sedikitnya 10 orang dalam satu kelas dan mendapat izin dari orang tua/walinya.
5. Pengangkatan guru agama, biaya pendidikan agama, dan materi pendidikan agama ditanggung oleh Departemen Agama.
Untuk menyempurnakan kurikulumnya, maka dibentuk panitia yang dipimpin oleh KH. Imam Zarkasyi dari Pondok Gontor Ponorogo. Kurikulum tersebut disahkan oleh Menteri Agama pada tahun 1952.
Teknik pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-sekolah umum mengalami perubahan-perubahan tertentu sehubungan dengan berkembangnya cabang ilmu pengetahuan dan perubahan sistem proses belajar dan mengajar. Misalnya, tentang materi pendidikan agama dan diadakan pengintegrasian dan pengelompokan yang lebih terpadu dan diadakan pengurangan aloaksi waktu.
E. Organisasi dan Pendidikan Islam
1. Organisai Islam dan Pendidikan Islam di Indoensia
Lahirnya beberapa organisasi Islam di Indonesia lebih banyak karena didorong oleh mulai tumbuhnya sikap patriotisme dan rasa nasionalisme serta sebagai respons terhadap kepincangan-kepincangan yang ada di kalangan masyarakat Indonesia pada akhir abad ke-19 yang kemunduran total sebagai akibat eksplotasi politik pemerintah kolonial Belanda. Langkah pertama diwujudkannya dalam kesadaran berorganisasi.
Para pemimpin pergerakan nasional dengan kesadaran penuh ingin mengubah keterbelakangan rakyat Indoensia. Mereka insaf bahwa penyelenggara pendidikan yang bersifat nasional harus segera dimasukkan ke dalam agenda perjuangannya. Maka lahirlah sekolah-sekolah itu semula memiliki dua corak, yaitu :
a. Sesuai dengan haluan politik, seperti :
1) Taman siswa, yang mula-mula didirikan di Yogyakarta
2) Sekolah Sarikat Rakyat di Semarang, yang berhaluan komunis.
3) Ksatria Institut, yang didirikan oleh Douwes Dekker (Dr. Setiabudi) di Bandung
4) Perguruan Rakyat, di Jakarta dan Bandung
b. Sesuai dengan tuntutan/ajaran agama (Islam) yaitu :
1) Sekolah-sekolah Serikat Islam
2) Sekolah-sekolah Muhammadiyah
3) Sumatera Tawalib di Padang Panjang
4) Sekolah-Sekolah Nahdatul Ulama
5) Sekolah-sekolah Persatuan Umat Islam (PUI)
6) Sekolah-sekolah Al Jami’atul Wasliyah
7) Sekolah-sekolah Al-Irsyad
8) Sekolah Norma Islam
9) Masih banyak lagi sekolah-sekolah lain yang didirikan oleh organisasi Islam maupun oleh perorangan diberbagai kawasan kepulauan Indoensia baik dalam bentuk pondok pesantren maupun madrasah.
II. ANALISIS FAKTA SEJARAH
ü Terbentuknya kementrian pendidikan pengajaran dan kebudayaan (PP dan K) Pertama yaitu KI Hajar Dewantara dengan mengeluarkan instruksi umum yang isinya memerintahkan kepada semua kepala sekolah dan guru-guru.
ü Kemerdekaan Indonesia merupakan hasil perjuangan ratusan tahun lamanya oleh berbagai organisasi pergerakan baik sosial agama dan politik.
ü Setelah Indonesia merdeka, penyelenggaraan pendidikan agama mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik disekolah Negari maupun swasta.
ü Tujuan nasional bangsa Indonesia adalah seperti yang dirumuskan dalam pembukaan UUD 1945 : sesuai dengan sila pertama dari pancasila yaitu ketuhanan yang maha Esa dengan demikian berarti bahwa kehidupan beraga diindonesia secara konstitusional dijamin keberadaanya seperti termaktub pada pasal 29 UUD 1945. selain itu pemerintah juga menjamin, melindungi, membina, mengembangkan, serta memberi bimbingan dan pengarahan agar kehidupan beragama lebih berkembang, bergairah dan semarak serasi dengan kebijaksanaan pemerintah dalam membina kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan pancasila.
BAB III
KESIMPULAN
Sejauh menyangkut kedatangan Islam di Nusantara, terdapat diskusi dan perdebatan panjang di antara para ahli mengenai tiga masalah pokok : tempat asal kedatangan Islam, para pembawanya, dan waktu kedatangannya. Berbagai teori dan pembahasan yang berusaha menjawab ketiga masalah pokok ini jelas belum tuntas, tidak hanya karena krangnya data yang dapat mendukung suatu teori tertentu menekankan hanya aspek-aspek khusus dari ketiga masalah pokok, sementara mengabaikan aspek-aspek lain-lainnya. Karena itu, kedatangan teori yang ada dalam segi-segi terentu gagal menjelaskan kedatangan Islam, konversi agama yang terjadi dan proses-proses islamisasi yang terlibat di dalamnya
Penyelenggaraan pendidikan agama setelah Indonesia merdeka mendapat perhatian serius dari pemerintah, baik di sekolah Negeri maupun Swasta. Usaha untuk itu dimulai dengan memberikan bantuan terhadap lembaga sebagaimana yang dianjurkan oleh Badan Pekerja Komite Nasional Pusat (BPKNP) 27 Desember 1945 menyebutkan bahwa :
”Madrasah dan pesantren yang pada hakikatnya adalah satu alat dan pencerdasan rakyat jelata yang sudah berurat berakat dalam masyarakat Indoensia pada umumnya, hendaknya pula pendapat perhatian dan bantuan nyata tututan dan bantuan material dari pemerintah”.
SOAL MULTI FULCHOIS
SOAL
1. Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengawali proses pendidikan Islam diawal Kemerdekaan?
a. Memberikan perhatian serius terhadap pendidikan baik disekolah negeri maupun swasta.
b. Membangun gedung-gedung sekolah dan pondok pesantren
c. Memberikan pendidikan dan pengajaran kepada seluruh rakyat Indonesia
d. Membuat sistem pendidikan nasional yang di prakarsai oleh Ki Hajar dewantara.
2. Faktor apakah yang mendorong timbulnya organisasi-organisasi islam di indonesia?
a. Masih banyak pemberontakan
b. Tumbuhnya sikap patriotisme dan rasa nasionalisme
c. Terbentuknya sistem pendidikan islam
d. Banyaknya perguruan tinggi islam
3. siapakah yang memimpin Mejelis Pertimbangan Pengajaran Agama Islam pada tahun 1947 ?
a. KH. Imam Zarkasyi
b. Mr. Hadi
c. Ki Hajar Dewantara
d. Harun Nasution
4. Apa yang menjadi sasaran pembangunan jangka bangsa Indonesia dibidang pendidikan agama?
a. Menciptakan manusia Indonesia taat beragama dan hidup secara seimbang
b. Membuat pendidikan islam di Indonesia mudah diterima rakyat
c. Menjadiakan pribadi muslim bagi pengembangan kehidupan keagamaan secara islam.
d. Terbinanya iman bangsa indonesia kepada tuhan yang maha Esa.
5. Apakah hasil dari SKB Departemen agama dan Departemen PP & K yang dikeluarkan pada bulan Januari 1951?
a. Pendidikan agama untuk seluruh rakyat Indonesia
b. Pendidikan Agama disesuaikan dengan pendidikan umum
c. Pendidikan agama dimulai sejak kelas III SR
d. Pendidikan agama diberikan mulai kelas IV Sekolah Rakyat (sekolah dasar)
6. Apa yang melatarbelakangi perubahan-perubahan teknik pelaksanaan pendidikan agama disekolah-sekolah umum?
a. Nasionalisme dikalangann Tuntutan lingkungan terhadap kemajuan system pendidikan
b. Kurikulum yang terus berkembang disekolah-sekolah umum
c. Berkembangnya cabang ilmu pengetahuan dan perubahan system proses belajar dan mengajar
d. Kurangnya tenaga pendidik dalam pendidikan islam.
7. Apa yang dilakukan oleh tokoh-tokoh organisasi islam untuk melawan penjajahan belanda?
a. Melakukan pergerakan nasional dalam membbangun kesadarann beragama
b. Menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan rasa Nasionalisme dikalangan rakyat dengan melalui pendidikan
c. Melahirkan perguruan-perguruan tinggi bersetara Nasional
d. Menyelenggarakan pendidikan yang bersifat Nasional
8. Apakah yang menjadi tugas penting dari Departemen Agama dalam pendidikan agama islam?
a. Menyelenggarakan, membimbing dan mengawasi pendidikan agama
b. Merumuskan dan melaksanakan system pendidikan agama Islam
c. Membentuk kurikulum pendidikan islam
d. Memberikan perhatian khusus dalam system pendidikan Islam
9. Sebutkan bentuk-bentuk lembaga pendidikan islam swasta?
a. Pesantren
b. TPA
c. Sekolah Rakyat
d. Madrasah Ibtidaiyyah Negri
10. Apakah tujuan dan fungsi departemen Agama pada tahun 1967?
a. Memberikan pehatian khusus terhadap pengajarann dan da’wah islam
b. Mengurus srta mengatur pendidikan agama diskolah-sekolah serta membimbing perguruan-perguuruan agama
c. Membuat jalan tengah antara pendidikan umum dan pendidikan agama
d. Mendesak pemerintah agar memberikan bantuan kepada madrasah
KUNCI JAWABAN
1. A
2. B
3. C
4. D
5. D
6. C
7. B
8. A
9. A
10. B
DAFTAR PUSTAKA
Samsul Nizar, 2009, Sejarah Pendidikan Islam ; Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era Rosullulah Sampai Indonesia, Cetakan 3, Jakarta, Kencana
Badri Yatim, 2008, Sejarah Peradaban Islam, Dirayah Islam II, Jakarta, Rajawali Pers
Haidar Putra daulay, 2004, Pendidikan Islam Dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia, Jakarta, Kencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang sopan