Usaha

 photo cooltext934587768.png
Home » » penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.

BAB II
LANDASAN TEORI

A.    DESKRIPSI TEORI
1.    Konsep Variabel
Sebelum penelitian dilakukan. Penulis akan mengembangkan terlebih dahulu konsep variabel yang penulis buat dengan tujuan agar dapat memperjelas obyek penelitian yang akan dilakukan.
Menurut Suharsimi Arikunto “Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian itu sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan di teliti.”
Berdasarkan kutipan di atas, dapat dipahami bahwa variabel penelitian adalah obyek atau faktor yang berperan dan yang menjadi sasaran untuk mengetahui suatu peristiwa atau gejala yang muncul dalam setiap akan melakukan suatu penelitian, sedangkan yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
Variabel bebas    :    Penggunaan Metode diskusi
Variabel terikat    :    Hasil belajar siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Trimurjo




2.    TEORI
2.1    Metode Diskusi
1.    Metode Pengajaran
a)    Pengertian Metode Mengajar
Dalam setiap pembelajaran metode mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian tujuan, karena ia menjadi sarana dalam menyampaikan amteri pelajaran yang terdapat dalam kurikulum. Tanpa metode, suatu materi pembelajaran tidak akan berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar menuju tujuan pendidikan. Metode sama halnya dengan jalan yang akan dilalui seorang pendidik untuk mencapai tujuan suatu pendidikan, seperti yang diungkapkan Muzzayyin Arifin bahwa “dalam pengertian letterlijk kata ‘metode’ berasal dari bahasa greek yang terdiri dari meta yang berarti ‘melalui’ dan hodos yang berarti ‘jalan’. Jadi metode berarti ‘jalan yang dilalui’.
Sistem mengajar membutuhkan berbagai metode atau cara dalam setiap pembelajaran agar peserta didik tidak merasa bosan atau jenuh, dalam proses belajar mengajar, dan harus mempunyai teknik untuk penyampaian-penyampaian baru disetiap pertemuan. Seperti yang diungkapkan oleh Zakiah Daradjat, “Metode mengajar itu adalah suatu teknik penyampaian baru, pelajaran kepada murid.”
Sedangkan metode mengajar menurut M. Basyirudin Usman “Metode mengajar adalah alat yang merupakan perangkat atau bagian dari suatu strategi pengajaran.”
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan metode mengajar adalah cara atau teknik penyampaian atau strategi dalam proses belajar mengajar yang diberikan kepada anak didik.
b)    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Metode
Memilih metode harus sesuai dengan mata pelajaran yang akan disampaikan, karena semua metode apa saja dapat dilakukan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Sebab, metode itu tidak ada yang jelek dan baik, semua itu tergantung pada banyak faktor. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi atau yang harus diperhatikan dalam penetapan metode yang akan digunakan sebagai alat dan cara dalamm pengajian bahan pengajaran, yaitu:
1)    Tujuan Interuksional khusus
Tujuan instruksional khusus merupakan unsure utama yang harus dikaji dalam menetapkan metode. Cara-cara atau metode-metode yang hendak dipergunakan itu harus disesuaikan dengan tujuan, karena tujaun itulah yang menjadi tumpuan dan arah untuk memperhitungkan efektivitas suatu metode.



2)    Keadaan Murid
Murid merupakan unsure yang harus di perhitungkan, karena metode-metode yang hendak ditetapkan itu merupakan alat untuk menggerakkan mereka agar dapat mencerna / mempelajari bahan yang akan di sajikan.
3)    Materi atau Bahan Pengajaran
Penguasaan bahan oleh guru hendaknya mengaruh kepada sufat spesialisasi (takhasus) atas ilmu atau kecakapan yang di ajarkannya. Mengingat isi, sifat, dan luarnya maka guru harus mampu menguraikan ilmu atau kecapakan dan apa-apa yang akan diajarkannya kedalam bidang ilmu atau kecakapan yang bersangkutan.
4)    Situasi
Yang dimaksud dengan situasi adalah suasana belajar atau suasana kelas. Termasuk kedalam pengertian ini ialah suasana yang bersangkut paut dengan keadaan murid-murid, seperti: kelelahan dan semangat kerja, keadaan cuaca, keadaan guru, misalnya sudah tidak segar lagi (lelah) atau tiba-tiba mendapat “tekanan” (stress), keadaan kelas yang berdekatan yang mungkin mengganggu atau terganggu karena penggunaan sesuatu metode.
5)    Fasilitas
Fasilitas ialah sesuatu yang dapat mempermudah upaya atau memperlancar kerja dalam rangka mencapai puatu tujuan.
Fasilitas dapat dibagi dua, yaitu:
a.    Fasilitas yang bersifat fisik, seperti: tempat dan perlengkapan belajar di kelas, alat-alat peraga pengajaran, buku pelajaran dan perpustakaan, tempat dan perlengkapan sebagai praktikum laboratorium atau keterampilan kesenian, keagamaan dan olahraga.
b.    Fasilias yang bersifat nonfisik, seperti: “ruang gerak”, waktu kesempatan biaya, dan berbagai aturan serta kebijaksanaan pimpinan sekolah.
a)    Guru
Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar mengajar guru adalah pemilik pribadi keguruan uang sama. Jadi setiap guru memiliki pribadi keguruannya masing-masing yang tidak ada duanya. Pribadi keguruan harus senantiasa dikembangkan untuk menyempurnakan penguasaan terhadap berbagai kopetensi di bidang keguruan yang kian terus berkembang.
Sedangkan menurut Team Didaktok Metodik, factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode pembelajaran yaitu:
a.    Anak didi
Anak didik adalah manusia berpotensi yang membutuhkan pendidikan. Oleh karena itu, seorang guru harus mengetahui bakat dan minat peserta didik sehingga metode yang tepat dapat di terapkan.
b.    Situasi
Situasi adalah keadaan yang berkaitan dengan tempat dan waktu. Oleh karena itu, guru harus mampu memilih metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan itu.

c.    Fasilitas
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Dalam hal ini, lengkap tidaknya fasilitas akan mempengaruhi pemilihan metode.
d.    Tujuan
Tujuan adalah sasaran yang dituju dalam setiap kegiatan belajar mengajar.
e.    Guru
Dalam hal ini, guru mempunyai peranan inti, karena berhasil atau tidaknya proses belajar mengajar sangat tergantung pada guru.
Sedangkan dalam sumber lain disebutkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi pemilihan metode antara lain:
1.    Tujuan yang berbagai jenis dan fugnsinya.
2.    Anak didik yang berbagai tingkat penglamannya
3.    Situasi yang berbagai keadaannya
4.    fasilitas  yang berbagai kuantitas dan kualitasnya
5.    probadi guru serta kemampuan profesi yang berbeda.
Demikianlah dapat dipahami menentukan metode pembelajaran seorang guru harus memperhatikan factor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga nantinya akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan mampu mencapai tujuan yang ditetapkan serta hasil yang maksimum.
b)    Kebaikan dan Kelemahan Metode-Metode
Tidak ada metode yang jelek atau metode yang baik. Dengan kata lain, kita tidak dapat mengatakan dengan penuh ke pastian bahwa metode inilah yang paling efektif dan metode itulah yang paling buruk, karena hal itu amat tergantung pada banyak faktor.
Yang penting diperhitungkan guru dalam menetapkan metode ialah mengetahui batas-baas kebaikan dan kelemahan metode yang akan di pergunakannya, sehingga memungkinkan ia merumuskan kesimpulan mengenai hasil penilaian / pencapaian tujuan dari putusnya itu. Hal ini dapat diketahui dari ciri-ciri atau sifat-sifat umum. Peranan dan manfaatnya, yang terdapat pada setiap metode, yang membedakan antara metode yang satu dengan yang lainya.”

2.    Metode Diskusi
a.    Pengertian Metode Diskusi
Menurut Tayar Yusuf, “Metode diskusi merupakan salah satu cara yang tepat menyajikan bahan pelajaran melalui proses pemeriksaan dengan teliti suatu masalah tertentu dengan jalan bertukar pikiran, bantah membantah dan memeriksa dengan teliti hubungan yang terdapat didalamnya.”
Menurut Syah mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah. “Metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim disebut diskusi kelompok (group discussion). Dan resitasi bersama (social recitation).”
Untuk menghidupkan kelas suasana kompetitif, tiap kelompok harus terus dipacu untuk menjadi kelompok y ang terbaik. Oleh karena itu, selain aktivitas anggota kelompok, peran ketua kelompok atau tutor sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan kelompok. Dalam mempelajari materi ajar yang disampaikan.

b.    Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi
Setiap metode mengajar yang dipakai oleh guru selama proses belajar yang dipakai oleh guru selama proses belajar mengajar tentu mempunyai keuntungan dan kelemahannya, serta perlu dipikirkan bagaimana cara mengatasi kelemahan tersebut.
Menurut Tayar Yusuf, bahwa kelebihan menggunakan metode diskusi dalamproses mengajar yaitu .”
1) suasana kelas lebih hidup; 2) mempertinggi partisipasi siswa, untuk mengeluarkan pendapatnya baik secara individu maupun secara kelompok; 3) merangsang siswa untuk mencari jalan pemecahan yang dihadapi bersama dengan cara bermusyawarah dan urun rembuk bersama-sama; 4) melatih sikap dinamis dan kreatif dalam berfikir; 5) menumbuhkan sikap toleransi dalam berpendapat maupun bersikap; 6) hasil diskusi dapat disimpulkan dan mudah dipahami; 7) memperluas cakrawala dan wawasan berfikir peserta diskusi.”
Sedangkan menurut Hudoyono kebaikan dari menggunakan metode diskusi adalahh.”
1)    Meningkatkan kualitas anak dalam bekerjasama
2)    Saling menghargai pendapat orang lain.
3)    Disiplin dan dapat menanamkan solidaritas yang tinggi.”
Dari kedua pendapat tersebut, dapat diketahui segi-segi keuntungan bila mana guru menggunakan metode diskusi dalam proses belajar mengajar bila kita simpulkan dari kedua pendapat di atas maka muncullah rumusan sebagai berikut:
1.    Siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar mengajar
2.    Siswa akan terbiasa lebih hidup dengan menggunakan metode diskusi
3.    Siswa akan terbiasa degnan sikap toleransi dalam berpendapat / sikap
4.    Siswa akan lebih bersikap dinamis dan kreatif.
5.    Hasil diskusi akan lebih diingat oleh siswa dan tahan lama dalam benaknya.
6.    Dengan belajar secara diskusi, siswa dapat mempertinggi pasrisipasi untuk mengeluarkan pendapat dan memperluas cakrawala dan wawasan berfikir.
7.    Siswa akan dapat memahami pelajaran sebab pegnetahuan yang lebih lengkap dan lebih lama daya ingatnya.
Sedangkan kelemahan metode diskusi menurut Tayar Yusuf di antaranya ialah:
1)    Kemungkinan siswa yang tidak ikut aktif dijadikan kesempatan untuk bermain-main, dan menggangu yang lian.
2)    Apabila suasana kelas tidak kondusif kemungkinan penggunaan waktu menjadi tidak efektif dan dapat berakibat tujuan pembelajara tidak tercapai.
3)    Sulit memprediksi arah penyelesaian diskusi
4)    Siswa mengalami kesulitan untuk mengeluarkan pendapat secara sistematis terutama bagi siswa yang memiliki sifat pemalu
5)    Kesulitan mencari tema diskusi yang actual, yang hangat dan menarik untuk diskusikan.
Menurut Hudoyono Herman kelemahan-kelemahan diskusi yaitu:
1)    Diskusi hanya melibatkan kepada siswa yang mampu, sebaba mereka cakap memimpin dan mengarahkan mereka yang kurang aktif.
2)    Strategi ini kadang-kadang menuntut pengaturan tempat duduk yang berbeda dan gaya mengajar yang berbeda pula.
3)    Keberhasilan strategi diskusi tergantung pada kemampuan siswa memimpin kelompok atau bekerja sendiri-sendiri. Untuk setiap siswa harus memiliki tanggung jawab dalam kelompok.
Kelemahan dari penggunaan metode diskusi yang dikemukakan oleh kedua hali di atas. Dapat memberikan gambaran bagi guru yang akan menggunakannya. Dari pendapat tersebut jika disederhanakan sebagai berikut:
1)    Timbulnya sikap otoriter antara siswa yang cakap dalam kegaitan berdiskusi atau tidak.
2)    Timbulnya sikap bermalas-malasan dalam diksusi bagi yang tidak berani mengungkapkan jawaban atau pendapatnya.
3)    Bagi guru sulit untuk memberikan tema diskusi yang hangat, yang masih dibicarakan, sehingga anak tidak bermalas-malasan.

3.    Pendidikan Agama Islam
a.    Pengertian Pendidikan Agama Islam
Agama islam mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena tidak hanya mengatur kehidupan manusia di dunia saja. Melainkan mengatur kehidupan akhiat.
Sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Qashash Ayat 77 yang berbunyi:
  (القصص: ٧٧ )
artinya:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”(Q.S. Al-Qashash:77).
Sehubungan dengan ayat di atas, untuk memberikan pengertian tentang pendidikan agama islam, antara lain adalah : menurut Abudin Nata “pendidikan Agama Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama islam.”  Sedangkan menurut Samsul Nizar dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam bahwa “Pendidikan agama islam suatu system yang memungkinkan seseorang (peserta didik) dapat mengarahkan kehidupannya sesuai dengan ideology islam.”
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa pendidikan agama islam adalah suatu usaha yang dilakukan dengan kegiatan bimbingan pengajaran, latihan dan soal perhatian di dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama islam sehingga dapa berkembang secara maksimal yang sesuai dengan ajaran islam.


b.    Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)
1.    Dasar Pendidikan Agama Islam
Dasar pendidikan agama islam ialah “Firman Allah dan Sunah Rasulullah SAW. Kalau pendidikan itu diibaratkan bangunan maka isi al-qur’an dan hadist yang menjadi fundamennya.”
Dari kutipan di atas dapat dipahamibahwa apabila manusia berpegang teguh kepada al-qur’an dan al-hadist maka niscaya manusia tidak akan sesat baik di dunia maupun di akhirat. Adapun sebagai pedoman, kepada al-qur’an. Surat Al-Baqarah Ayat 2 yang berbunyi:
  (البقرة : ۲)
Artinya:
“Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (Q.S Al-Baqarah:2)
Secara lebih luas, dasar pendidikan islam menurut Said Ismail Ali sebagaimana di kutip Langgulung terdiri atas bermacam-macam yaitu Al-qur’an, Sunah, Qoul, Al-Sahabat, masalil Mursalah, Uruf dan Pemikiran hasil ijtihad intelektual muslim, seluruh rangkaian tersebut secara hireralkikal menjadi acuan pelaksanaan system pendidikan islam.”
2.    Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan agama islam yaitu perwujudan dan pengabdian yang optimal kepada Allah SWT untuk dapat melaksanakan pengabdian tersebut harus dibina seluruh potensi yang dimilikinya yaitu potensi spiritual, intelektual, perasaan, kepekaan dan sebagainya.”
Dari pendaapt tersebut dapat di pahami bahwa pendidikan agama islam bertujuan untuk menciptakan manusia yang berkepribadian muslim dalam segala tindakan dan senantiasa berlandaskan pada ajaran-ajaran islam dengan penuh keyakinan, keikhlasan sebagai wujud pengabdian dan penyerahan dirinya yang tulus kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Adz-Dzariayat ayat 56 yang berbunyi:
(الزرية : ۵٦)
Artinya:
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

4.    Hasil Belajar
1.    Pengertian Hasil Belajar
Hasili belajar adalah “bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai”  dalam hal ini Abu Ahmadi mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah tingkat kepandaian dan keterampilan yang telah dicapai dari suatu pekerjaan atau latihan anak itu sendiri.”  Sedangkan menurut Abudin Nata hasil belajar adalah suatu penilaian guru terhadap murid-muridnya setelah melakukan kegaitan belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu.
Dari uraian di atas dapat penulis pahami bahwa yang disebut hasil belajar adalah suatu bukti usaha yang dicapai siswa dalam pendidikan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dalam kurun waktu tertentu, berupa nilai yang tertuang dalam buku Legger atauraport.

2.    Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam kegiatan pembelajaran yang memiliki tujuan tercapainya hasil yang baik dan memuaskan sering kita jumpai hal-hal tertentu yang menjadi penghambat atau dapat mengganggu anak dalam proses belajar mengajar.
Kemajuan dan kemunduran hasil belajar siswa di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a.    Faktor raw input (yakni faktor murid / anak itu sendiri) dimana tiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda di dalam : a. kondisi fisiologis, b. kondisi psikologis
b.    Faktor environment input (yakni faktor lingkungan), baik itu lingkungan alami maupun lingkungan social.
c.    Faktor instrumental input, yang di dalamnya antara lain terdiri dari kurikulum, program / bahan pengajaran, sarana dan fasilitas dan guru atau tenaga pengajar pendapat lain mengenal faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar,  yaitu:
1)    Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri (faktor individual)
2)    Faktor yang ada diluar individu (faktor sosial)
Yang termasuk faktor individual antara lain faktor kematangan / pertumbuhan, kecerdasan latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor social antara lain faktor keluarga / keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajirnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar,  lingkungan dan kesempatan yang teresdua dan motivasi sosial.
Dari uraian di atas dapat dimengerti bahwa dalam proses belajar, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dan penurunan karena ada beberapa faktor yangmempengaruhinya yaitu internal (faktor yang brasal dari dari manusia itu sendiri)dan faktor eksternal (faktor yang ada diluar individu).
Dalam penelitian ini, metode diskusi termasuk kedalam faktor eksternal poin alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar, dengan demikian jelaslah bahwa hasil belajar bidang studi pendidikan agama islam dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik internal maupun eksternal, termasuk salahs atunya adalah faktor metode diskusi yang merupakan bagian dari faktor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar.

3.    Hasil Belajar Bidang Studi Pendidikan Agama Islam
Hasil belajar adalah suau bukti atau usaha yang dicapai siswa dalam dunia pendidikan seteleh mengikuti proses belajar mengajar yang berbentuk hasil elajar yang diserahkan kepada siswa melalui Legger. Prestasi ini penting diberikan kepada siswa sebagai umpan balik antara guru dan muri, bagi guru bias digunakan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan proses pembelajaran yang telah dicapai siswa. Sedangkan bagi siswa sebagai cerminan kemampuan dalam mewujudkan keberhasilan belajar selama proses belajar mengajar yang berupa penguasaan terhadap pengetahuan dan pemahaman konsep, sikap / praktek serta nilai-nilai dalam menyelesaikan tugas yang dibebankan kepada siswa.
Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat dipahami bahwa banyak aspek yang menjadi pendukung prestasi belajar untuk laporan hasil belajar siswa (LHBS) diantaranya sebagai berikut:
1)    Pengetahuan dan pemahaman kosep dari hasil akumulasi nilai tugas, mid emester, dan semester.
2)    Praktek / psikomotorik seperti mendiskusikan tentang materi-materi yang di sampaikan.
Sesuai dengan keteterangan di atas maka dapat dipahami bahwa aspek hasil belajar pendidikan agama islam di SMA Muhammadiyah 1 Trimurjo menggunakan aspek kognitif dan psikomotorik dan kedua aspek tersebut mengacu kepada KKM / SKBM yang ada di sekolah serta untuk Pendidikan Agama Islam KKM / SKBM-nya 60.

4.    Efektifitas Penggunaan Metode Diskusi Terhadap Hasil Belajar Siswa Bidang Studi PAI
Metode mengajar adalah alat yang merupakan perangkat, atau bagian dari suatu strategi pengajaran.
Hal ini berarti seorang guru tidak cukup hanya memiliki pengetahuan dengan kemetodean saja, akan tetapi juga harus memiliki keterampilan memilih dan menggunakan metode tersebut dengan baik.
Berdasarkan teori tentang faktor yang mempengaruhi hasil belajar jelaslah bahwa hasil belajar yang baik selalu melibatkan metode diskusi merupakan bagian dari faktor eksternal yang turut mendukung tercapainya hasil belajar yang baik. Faktor eksternal ini termasuk di dalamnya faktor metode dikusi, berkaitan erat dengan siswa sebagai individu pelaksana kegiatan pembelajaran. Sehingg apabila metode diskusi digunakan dengan baik maka hasil belajar siswa juga akan baik. Sebaiknya apabila metode diskusi yang digunakan cukup atau kurang aktif maka hasil belajar siswa juga akan cukup / kurang baik.

B.    KERANGKA BERPIKIR DAN PARADIGMA
1.    Kerangka Berpikir
Kerangka pikir merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang terjadi objek permasalahan dalam penelitian.
Berdasarkan definisi di atas dapat penulis pahami bahwa kerangka piker adalah suatu konsep pemikiran atau penjelasan sementara yang menghubungkan dua variabel yang satu dengan variabel yang lainnya, sehingga tujuan dan arah penelitian dapat diketahui dengan jelas.
Dengan demikian kerangka piker penulis dalam penelitian adalah metode diskusi dapat mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran PAI siswa SMA Muhammadiyah 1 Trimurjo. Semakin baik dalam penggunaan metode diskusi maka semakin baik pula hasil belajar PAI siswa SMA Muhammadiyah 1 Trimurjo, begitu juga sebaliknya.

2.    Paradigma
Paradigma adalah cara pandang yang digunakan seseorang atau sekelompok orang dalam memandang suatu gejala, sehingga berdasarkan paradigma tersebut maka seseorang atau kelompok orang mengerti gejala yang bersangkutan.
Dengan demikian paragima merupakan skema yang sederhana berisi uraian pokok unsure penelitian mengenai hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain yang menunjukkan gejala penelitian, sehingga akan dapat arah penelitian yang jelas.




Apapun paradigma penelitian adalah sebagai berikut





Dari paradigma di atas diambil suatu pengertian bahwa penggunaan media yang baik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

C.    RUMUSAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap suatu masalah yang masih perlu duji kebenarannya.
Apapun hipotesisnya adalah:
Ha    :    Ada keefektifan penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Ho    :    Tidak ada keefektifan penggunaan metode diskusi terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.


Share this games :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar yang sopan