Kebiadaban Densus 88, keterpurukan pemerintah korup
(Arrahmah.com) - Di tengah hingar bingarnya berita suap, korupsi yang menerpa para petinggi partai Demokrat; Densus 88 kembali mempertontonkan kebiadabannya kepada publik tanah air. Densus 88 menangkap seorang tersangka teroris bernama Untung Budi Susanto (43) pada hari Minggu (12/6) di Bandung. Saat ditangkap, Untung dalam kondisi sehat.
Namun baru sehari dalam masa interogasi, ia telah meninggal. Selasa (14/6) ia diantar kepada keluarganya oleh Densus 88 dalam peti mayat untuk dikuburkan. Rumahnya dijaga ketat belasan Densus 88 dengan senjata lengkap. Sebagaimana ditulis dalam situs ini, keluarganya juga mendapat ancaman Densus 88 agar tidak melakukan tiga hal; membuka jenazah korban, melaporkan kepada TPM, dan menghubungi media massa.
Entah kebiadaban macam apa yang dilakukan oleh Densus 88 selama masa interogasi sampai korban tersebut meninggal dalam tempo waktu hanya satu hari. Yang jelas, berbagai siksaan fisik dan mental yang sangat brutal telah menjadi menu wajib bagi Densus 88 dalam menjalankan misi aliansi zionis-salibis internasional untuk memberangus Umat Islam yang taat menjalankan perintah Al-Qur’an dan Sunnah Nabi SAW. Sudah ratusan korban dari pihak umat Islam yang merasakan langsung kebiadaban siksaan Densus 88, sejak awal pembentukannya hingga hari ini.
Jika seorang muslim membuka kitab suci Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi Muhammad SAW, maka ia akan menemukan kebenaran firman Allah SWT dan sabda Nabi-Nya SAW tentang sikap musuh-musuh Allah SWT terhadap kaum beriman. Kebrutalan demi kebrutalan yang dilakukan Densus 88 kepada para Muslim yang taat menjalankan Al-Qur’an dan hadits Nabi (biasa mereka tuding sebagai teroris) tidak sedikitpun mereka melenceng dari apa yang telah diberitakan oleh Allah SWT dan Nabi-Nya SAW. Dalam kasus Untung ini, umat Islam bisa menemukannya secara jelas. Diantaranya adalah:
Pertama, ketika mereka menangkap seorang muslim yang taat kepada Allah SWT dan Nabi-Nya, maka menjadi monster-monster ganas yang menghalalkan segala kebiadaban untuk menyiksa secara sadis. Tujuan akhirnya adalah menjadikan muslim tersebut kafir, sebagaimana mereka juga yang kafir. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
“Jika mereka menangkap kamu, niscaya mereka bertindak sebagai musuh bagimu dan melepaskan tangan dan lidah mereka kepadamu dengan menyakiti(mu); dan mereka ingin supaya kamu (kembali) kafir.” (Qs. Al-Mumtahanah (60): 2)
Kedua, korban meninggal tersebut tidak diumumkan kepada publik sebagai DPO. Keterlibatannya dalam apa yang mereka sebut sebagai terorisme juga belum jelas, hanya berdasar dugaan, sangkaan, boleh jadi laporan intelijen yang sejak puluhan tahun telah phobia terhadap Islam dan aktivis Islam. Sudah diumumkan berkali-kali oleh BNPT, dan aparat keamanan sedang memerangi orang-orang yang mencita-citakan penerapan syari’at Islam dan tegaknya khalifah Islamiyah. Padahal Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi SAW. Maka, Densus 88 dan BNPT tengah menelanjangi dirinya sendiri, bahwa sejatinya mereka sedang menjalankan misi aliansi zionis-salibis internasional, yang diumumkan oleh George W. Bush sebagai : “This crusade, this war on terrorism is going to take a long time.”
Tentang hal ini, Allah SWT berfirman:
“ Dan mereka tidak menyiksa orang-orang mukmin itu melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.” (Qs. Al-Buruj (85): 8)
Ketiga, kebiadaban Densus 88 tersebut sangat mungkin akan dibiarkan dan dilindungi begitu saja. Toh mulai dari polisi, jaksa, hakim, pengacara, media massa, hingga komnas HAM bisa mereka kuasai sepenuhnya. Dukungan politik dan militer dari AS, Inggris, Australia, dan Negara-negara zionis-salibis juga sepenuhnya mereka miliki. Sangat mungkin, kebrutalan demi kebrutalan Densus 88 tersebut juga akan terus terjadi pada hari ini, esok, lusa, atau masa mendatang. Dengan segala kekuatan politik, ekonomi, militer, hukum, dan media massa yang mereka pegang; sangat mugkin mereka akan melakukan kebiadaban serupa kepada satu, dua, seratus, seribu, atau lebih umat Islam lainnya.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman,
“Mereka tidak akan berhenti memerangi kalian sampai kalian murtad dari agama kalian, jika mereka sanggup.” (Qs. Al-Baqarah (2): 217)
Keempat, kebiadaban Densus 88 tersebut boleh saja didiamkan oleh organisasi-organisasi Islam dan tokoh-tokoh Islam yang bersikap diam demi mencari selamat. Pun boleh saja Komnas HAM, DPR/MPR, LSM, dan media massa mendiamkan ulah dan tidak memperdulikannya. Bahkan, boleh saja mendapat restu, aplaus, dan upah yang tinggi dari Negara-negara zionis-salibis internasional. Namun, Allah SWT tidak akan memaafkannya, dan para malaikat pun tidak akan luput mencatatnya. Allah SWT berfirman tentang balasan bagi kebiadaban mereka di akhirat kelak:
“Dan Barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya.” (Qs. An-Nisa’ (2): 93)
Adapun balasan di dunia, Allah SWT berfirman:
“Dan orang-orang yang kafir Senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.” (Qs. Ar-Ra’ad (13): 4)
Kelima, korban meninggal akibat siksaan Densus 88. Ia meninggalkan tujuh orang anak yang masih kecil-kecil dan seorang istri yamg sedang hamil. Jika korban adalah seorang muslim yang shalih, semoga diterima disisi Allah SWT sebagai seorang yang mati syahid. Dari Sa’id bin Zaid RA ia mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa dibunuh karena membela hartanya, maka ia mati syahid. Barangsiapa dibunuh karena membela nyawanya, maka ia mati syahid. Barangsiapa dibunuh karena membela agamanya, maka ia mati syahid. Barangsiapa dibunuh karena membela keluarganya, maka ia mati syahid.” (HR. Abu Daud, At-Tirmizi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Seseorang yang mati syahid tidak akan merasakan sakitnya sakaratul maut, walau ia mengalami penyiksaan yang biadab ditangan orang-orang kafir yang durjana. Sebagaimana sabda Nabi SAW:
“Orang yang mati syahid tidak akan merasakan sakitnya dibunuh (oleh orang-orang kafir) kecuali seperti salah seorang diantara kalian merasakan gigitan semut.” (HR. At-Tirmizi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah)
Tentu berat bagi istri dan anak-anak yang ditinggalkan, apalagi mereka masih kecil-kecil. Namun disisi lain mereka layak untuk bergembira dan bersyukur dengan syahidnya-nahsibuhu kadzalika wa laa nuzuki ‘alailahi Abadan-tulang punggung keuarga mereka. Sunggu, kenikmatan abadi di akhirat begitu besar bila dibandingkan kesengsaraan dan kesedihan di dunia yang tidak kekal ini.
Dari Miqdam bin Ma’dikarib RA dari Rasulillah SAW bersabda:
“Orang yang mati syahid mendapat enam balasan disisi Allah: dosanya diampuni sejak tetesan darah yang pertama, diperlihatkan kepadanya tempat di syurga, diselamatkan dari adzab kubur, aman dari ketakutan pada hari terbesar (hari kiamat), diperkenankan kepadanya pakaian indah keimanan, dinikahkan dengan bidadari, dan ia bias member syafa’at kepada tujuh puluh orang dari kerabatnya.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Kenam, telah semakin nyata bahwa perang melawan terorisme sejatinya adalah perang yang dilancarkan oleh negara zionis-salibis internasional untuk memerangi umat Islam dan ‘membonsai’ ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah. Lebih dari itu mereka bertujuan menjajah negeri-negeri kaum muslimin, merampas kekayaan alamnya, dan memaksakan ideology demokrasi sekuler dengan ekonomi kapitalisnya.
Pelanggaran demi pelanggaran berat terhadap hak kaum muslimin untuk hidup berdasar ajaran agamanya dan diatas kekayaan alamnya telah semakin biadab. Slogan demokratisasi, kebebbasan, perlindungan HAM, perdamaian dan seterusnya hanyalah omong kosong belaka untuk memuluskan imperialisme terbaru mereka. Densus 88 dan BNPT dibawah kekuasaan pemerintah sekuler yang korup telah terbukti nyata menjadi ‘kaki tangan’ negara-negara zionis-salibis tersebut.
Maka haram bagi umat Islam untuk membantu Negara-negara zionis-salibis tersebut beserta segenap kaki tangannya, dengan bantuan apapun. Karena membantu mereka berarti tolong menolong dalam kekafiran, kejahatan, dan permusuhan kepada agama Islam dan kaum muslimin. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (Qs. Al-Maidah (5): 51)
Allah SWT berfirman:
“Dan Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi penolong-penolong, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik.” (Qs. Al-Maidah (5):81)
Hasbunallah wa nikmal wakil…Nikmal maula wa nikman nashir….
(Muhib Al-Majdi/arrahmah.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Komentar yang sopan